ABC

Nanoteknologi Bisa Salurkan Obat Ibu Hamil Langsung ke Rahim

Nanoteknologi telah berhasil digunakan untuk memberi obat secara khusus ke rahim dengan para peneliti di Australia mengatakan, metode perintis ini bisa merevolusi pemberian obat kehamilan.

Sejauh ini, studi -yang dipublikasikan dalam Jurnal Obstetri dan Ginekologi Amerika -tersebut telah terbatas pada tikus, namun para peneliti mengatakan, kemungkinan hal ini memiliki implikasi besar untuk mengurangi komplikasi persalinan dan penyebab umum lainnya kematian ibu di seluruh dunia.

Susan Hua, seorang peneliti medis di Universitas Newcastle dan salah satu penulis studi tersebut, menyamakan metode ini dengan upaya “penyempurnaan kendaraan berukuran nano”.

"Dan partikel itu sendiri, pada dasarnya, adalah sebuah kendaraan dan Anda menempatkan obat ke dalamnya, dan kendaraan-lah yang membawa obat itu ke tempat di mana ia kemudian bisa dilepaskan," jelas Susan Hua.

Dr Susan mengatakan, metode pengiriman baru ini bisa mengubah cara penggunaan obat bebas, seperti obat tekanan darah atau asma, untuk mengobati masalah-masalah seperti persalinan prematur.

Ia menyebut, sistem baru yang telah mereka kembangkan ini akan berpotensi menghentikan obat-obat itu dari merugikan bagian lain tubuh.

“Meskipun mereka mungkin efektif, masalahnya adalah ketika obat bebas sampai ke organ tubuh lainnya -karena itu cukup banyak didistribusikan di bagian tubuh manapun –saat itulah Anda mulai melihat proses peracunan dan efek samping terhadap ibu atau janin,” jelas Dr Susan.

Ia menambahkan, “Jadi kami tahu bahwa obat-obat ini bekerja, dan ini semua tentang menyalurkan (obat) itu ke sasaran dan menghindari ia menyebar ke tempat-tempat lain di dalam tubuh.”

Informasi kunci:

• Memberi obat secara langsung, berpotensi menghentikan bahaya terhadap bagian lain dari tubuh

• Bisa mengarah pada pengobatan yang lebih baik bagi perempuan yang menjalani kesulitan persalinan

• Membuka pilihan untuk menggunakan obat bebas seperti Ventolin untuk mencegah persalinan prematur

Membuka peluang obat bebas seperti ventolin

Dr Jonathan Paul, seorang peneliti dari Universitas Newcastle dan salah satu penulis studi, mengatakan, selama studi empat tahun tersebut mereka fokus secara langsung pada rahim manusia, yang merupakan pertama di dunia.

"Apa yang kami kembangkan adalah sistem pengiriman obat yang ditargetkan untuk rahim manusia," utara Dr Jonathan Paul.

“Dan pada dasarnya apa sistem pengiriman obat berbasis nanopartikel ini, kami telah menemukan cara untuk memastikan bahwa nanopartikel itu melokalisasi langsung ke jaringan rahim ibu hamil,” terangnya.

Dr Jonathan mengatakan bahwa berarti itu bisa mengarah pada pengobatan yang lebih baik bagi perempuan yang menjalani kesulitan persalinan.

“Sistem pemberian obat ini akan membantu perempuan yang pergi ke klinik dengan hal-hal seperti ancaman persalinan prematur, yang merupakan masalah besar karena kelahiran prematur menyebabkan banyak penyakit pada bayi yang baru lahir dan bisa bertahan sepanjang hidup,” utaranya.

"Ini juga akan membantu perempuan yang mengalami pendarahan pasca persalinan, yang merupakan masalah besar terutama di negara berkembang -itu sebenarnya merupakan salah satu pembunuh terbesar perempuan selama kehamilan," ujar Dr Jonathan Paul.

Dr Jonathan mengatakan, studi ini membuka pintu bagi para dokter untuk menggunakan obat bebas seperti Ventolin, yang telah ditinggalkan karena efek sampingnya, tetapi bisa digunakan untuk memblokir kontraksi rahim.

“Karena otot gelombang udaranya cukup mirip dengan otot rahim,” sebutnya.

Para peneliti merencanakan studi keselamatan lebih lanjut dengan peneliti Amerika sebelum uji klinis.

Simak berita ini dalam bahasa Inggris di sini.

Diterjemahkan: 17:31 WIB 02/09/2016 oleh Nurina Savitri.