ABC

Musisi Australia Incar Pasar Asia

Musisi Australia mulai beralih menyasar tur pasar Asia yang mulai berkembang dengan penonton sangat antusias dalam festival domestik, salah satu cara yang digunakan adalah menjaring penonton lewat media sosial.

Jakarta rupanya juga menjadi salah satu pasar tur yang diincar oleh para promotor mendatangkan grup band anak muda Australia buat unjuk kebolehan mereka di klub dan festival lokal.

Selain Jakarta, ada juga promotor dari Singapura, Bangkok, Manila, Phnom Penh dan sejumlah kota di Cina yang mulai mengundang musisi muda Australia.

Kebetulan memang sejumlah festival musik besar di Australia, seperti Homebake dan Harvest mengalami kesulitan bertahan karena tiket penjualan rendah dan penonton yang menurun.

Termasuk ferstival the Big Day Out yang ikut membatalkan pertunjukan keduanya di Sydney, Australia, untuk tahun 2014.

Vokalis asal Melbourne, Sophie Koh, bercerita kalau turnya baru baru ini selama 14 hari di Cina merupakan tur dengan penuh penonton yang antusias selama karirnya.

“Sangat fantastis. Saya tidak pernah pengalaman di Cina, tapi orang orang datang dan menonton kamu setiap malam,” kenang Koh.

Koh juga menyampaikan kalau dia mampir ke kota kota yang banyak dengan kampusnya dan banyak anak muda datang ke acara di sana tidak perduli siapa yang ‘manggung.’

Dia menilai ada perbedaan sangat besar dari penonton di Melbourne yang lebih banyak diam.

“Di Cina, oran orang berdiri di depan sejak awak, mereka bernyanyi bersama sepanjang lagu kedua dan mereka menikmatinya,” lanjut Koh.

Village Sounds, perusahaan rekaman yang memproduseri grup band Splendour In The Grass, Homebake dan Falls Festival, baru baru ini juga menandatangani kontrak dengan agen tur di Singapura agar para musisi Australia menggelar tur Asia.

Direktur Village Sounds, Evan Davis mengungkapkan kaget dengan respon yang diterimanya saat pertunjukan grup band asal Brisbane, Last Dinosaurs unjuk gigi bulan ini di Kuala Lumpur dan Manila.

“Sangat jelas, itu (Asia) adalah pasar yang sedang berkembang dan tepat berada di depan pintu Australia, jadi itu sesuatu yang kita perlu perhatikan,” ungkap Davis kepada ABC Online.

Dia merasa ada pasar yang sedang ‘lapar’ setelah melihat pertunjukan serta penerimaan di Singapura dan Bangkok.

Kata Davis, media sosial juga berperan mengarahkan ketertarikan kepada musisi Australia.

“(Grup band) menggelar konferensi pers pada Selasa dan ada ratusan gadis di bawah 18 tahun yang mengetahui Last Dinosaurs dari media online,” tukasnya.

Hari hari berikutnya mereka naik pangung di depan tiga ribu orang yang menyanyikan setiap lagu.