ABC

Musisi Asal Indonesia Tampil di Festival Jazz Internasional di Wangaratta

Dua musisi asal Indonesia yang berbasis di Melbourne, Ade Ishs dan Agus Batara akan tampil di Festival Jazz dan Blues Internasional di Wangaratta, sebuah kota kecil sekitar 250 km dari Melbourne.

Keduanya akan tampil dengan kelompok masing-masing dengan festival dilangsungkan antara 30 Oktober sampai 2 November, diselenggarakan bertepatan dengan akhir pekan panjang dimana warga di negara bagian Victoria akan libur di hari Selasa (2/11) dimana diselenggarakan lomba pacuan kuda Melbourne Cup.

Ade Ishs yang sudah bermukim di Melbourne lebih dari 10 tahun akan tampil bersama kelompoknya bernama The Ishs/Allen Project, sementara Agus Batara dengan kelompoknya bernama BLT.

Dalam keterangannya kepada wartawan ABC Australia Plus Indonesia L. Sastra Wijaya, Ade Ishs mengatakan festival jazz dan blues di Wangaratta ini termasuk unik.

"Karena penyelenggaraannya dilangsungkan di sebuah kota kecil, yang jauh dari ibukota sebuah negara bagian tetapi festival itu bertaraf internasional. Festival sudah diselenggarakan sejak tahun 1990." kata Ade, yang di dalam kelompoknya bermain piano.

Ade ishs (kiri) tampil bersama dengan kelompoknya Ishs/Allen Project di Wangaratta tahun 2014.
Ade ishs (kiri) tampil bersama dengan kelompoknya Ishs/Allen Project di Wangaratta tahun 2014.

 

Di tahun 1990, ketika diselenggarakan pertama kalinya yang hadir sekitar 2500 orang, namun sekarang setiap tahunnya sejak tahun 1994, dengan tambahan penampilan musik blues, yang hadir sekitar 25 ribu orang.

Para penampil internasional datang dari Amerika Serikat, Eropa dan musisi internasional lainnya dari Australia.

Menurutnya, ini adalah penampilan kedua mereka di festival yang sama, dengan tahun ini mereka diundang untuk tampil.

Ade Ishs mengatakan juga kebanggaan bisa tampil di Wangaratta, karena ini adalah festival jazz utama di Australia.

"Manfaat tampil di festival seperti ini dari sudut pandang pribadi adalah dari segi pendidikan publik, kelompok kami membawakan komposisi original dengan gaya jazz modern."

"Dari segi pendidikan publik, kelompok kami membawakan komposisi original dengan gaya jazz modern, yang saya harapkan itu ada kesadaran publik bahwa jazz itu tidak melulu swing atau New Orleans yang ngetop di abad 20. Sekarang sudah abad 21. Jazz bisa berbaur dengan genre lainnya tanpa meninggalkan semangat jazznya." kata Ade ishs lagi.

"Semangat untuk 'merubuhkan status quo" dan tidak terpaku dengan masa lampau, selalu mau berinovasi sesuai dengan perkembangan jaman juga perlu dilakukan di dunia musik."

Ade Ishs mengatakan yang disukainya dari Festival Jazz dan Blues di Wangaratta ini adalah keragaman penampilnya sangat lebar.

"Dari bank anak sekolahan sampai yang bertaraf legendaris bisa tampil di festival yang sama. Jadinya yang 'anak kemarin sore' bisa belajar dari yang senior. yang senior juga bisa melihat bagaimana aspek regenerasi musik yang ditekuninya. Kalau saya sendiri masih ada di tengah. Saya belum senior tapi bukan anak kemarin sore juga." tambah Ade ishs.

Menurut Ade lagi, dari sisi pembelajaran, dia juga suka melihat penampil lain di sela-sela penampilannya. "Kebiasaan saya sendiri selain mendengarkan musiknya, saya juga suka memperhatikan penontonnya. Bagaimana mereka merespon musik dan musisi yang dimainkan di panggung. dan juga apa yang dilakukan oleh musisinya. Apa yang bagus, mana yang tidak, dan mengapa hal itu terjadi." kata Ade.

Di Wangaratta ini, kelompok Ishs/Allen Project akan tampil di Riverside Community Stage, dimana mereka tampil juga tahun lalu.