ABC

Murid TK Berparade HUT RI Dengan Burka dan Properti Berbentuk Senapan AK47

Sebuah Taman Kanak-kanak di provinsi Jawa Timur menjadi sorotan setelah sejumlah siswanya mengenakan penutup wajah atau burka dan meminta mereka membawa senapan serbu palsu untuk ikut berparade di acara peringatan hari kemerdekaan setempat.

Murid-murid dari sekolah TK Kartika – taman kanak-kanak yang terletak di kompleks perumahan militer di Probolinggo, Jawa Timur – berparade di jalanan sebagai bagian dari perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Republik Indonesia (RI).

Masyarakat Indonesia merayakan HUT RI ke-73 pada hari Jumat (17/8), yang menandai berakhirnya pemerintahan kolonial Belanda dengan berparade dan mengibarkan bendera nasional.

Tetapi selama akhir pekan, cuplikan gambar dari anak-anak TK itu berparade di jalan selama perayaan mengenakan burka dan membawa apa yang tampak seperti potongan kardus berbentuk senapan AK47 beredar luas.

Dalam konferensi pers lokal pada hari Sabtu (18/8), kepala sekolah TK Kartika, Yuliana Tungga Dewi meminta maaf atas insiden tersebut, seperti dilaporkan CNN Indonesia.

“Kami tidak bermaksud jahat, kami juga tidak memiliki niat untuk menanamkan rasa agresi pada anak-anak,” katanya.

Dewi mengatakan bahwa pertunjukan oleh anak-anak itu juga tidak dimaksudkan untuk menunjukkan dukungan bagi kelompok agama radikal, dan semata hanya menunjukkan sebuah keyakinan.

Berbicara kepada Detik, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia Muhajir Effendy mengatakan dia tidak melihat ada yang salah dengan tindakan yang dilakukan oleh murid-murid di TK Kartika itu.

Dia mengatakan sudah jelas sekolah tidak bermaksud untuk meradikalkan siswanya.

“Ini hanya kebetulan, dan saya tidak bisa membayangkan bahwa dampaknya bisa meradikalkan siswanya,” katanya

Pada hari Minggu (19/8), Muhajir Effendy mengatakan departemennya telah mengalokasikan tambahan dana Rp 25 juta kepada sekolah TK Kartike, yang menurutnya diperlukan untuk biaya operasional dan untuk membantu keluarga yang kurang beruntung mendaftarkan anak-anak mereka.

Para pengamat mengatakan telah terjadi pergeseran dari pluralisme agama di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir, khususnya setelah penahanan mantan gubernur China-Kristen di Jakarta Ahok, yang dinyatakan bersalah melakukan penistaan agama tahun lalu.

Simak beritanya dalam Bahasa Inggris disini.