ABC

Minyak dari Pohon Mallee Mungkin Bisa Digunakan untuk Pesawat

Sebuah penelitian menunjukkan adanya kemungkinan membuat biofuel (bahan bakar hayati) untuk pesawat, dari pohon oil mallee, yaitu semacam jenis pohon eucalyptus. Hasil penelitian ini memberi secercah harapan bagi para petani yang sudah menanam begitu banyak pohon namun belum mendapat hasilnya.

Sekitar dua puluh tahun lalu, para petani di kawasan Great Southern, Australia Barat, didorong untuk menanam pohon oil mallee.

Mereka diberitahu bahwa pohon itu bermanfaat untuk menanggulangi isu salinitas, menciptakan industri biomassa, dan meraup keuntungan dari sistem penjual belian karbon.

Namun, belum terlihat secara nyata keuntungan yang dijanjikan. Padahal, banyak lahan pertanian yang terlanjur ditanami pohon mallee.

Baru-baru ini, ada harapan bagi para petani yang sudah terlanjur menanam pohon oil mallee, yaitu hasil penelitian yang dilakukan oleh lembaga penelitian Farm Future Industries Cooperative Research Centre di kota Perth

Hasil penelitian itu mendapati bahwa ada kemungkinan pohon-pohon itu bisa digunakan untuk membuat bahan bakar pesawat. Tindakan itu katanya tidak hanya mungkin secara ilmiah, namun juga menguntungkan secara finansial.

Direktur penelitian John McGrath menyatakan bahwa penggunaan pohon oil mallee untuk membuat bahan bakar pesawat bisa menghasilkan 30 juta dollar bagi kawasan, dan ada kemungkinan terbentuknya sebuah industri pada tahun 2021.

"Kita perlu menghasilkan materi tersebut dalam jumlah cukup, agar bisa melalui proses sertifikasi," katanya.

Penelitian ini didukung oleh Airbus dan Maskapai Virgin Regional Airlines.

Salah satu eksekutif Virgin, Merren McArthur, mengatakan bahwa penelitian ini berpotensi memberi perubahan besar ke arah yang lebih baik bagi industri penerbangan, dan juga menurunkan tingkat emisi bahan bakar industri tersebut.

"Tentu saja, bahan bakar membentuk sekitar 30 persen cost base kami, jadi kami punya kepentingan untuk berinvestasi dan mendukung proyek-proyek macam ini. Karena, tak hanya menurunkan emisi, juga memperbaiki cost base kami," katanya.

Salah satu pemilik lahan yang sudah menanam mallee adalah Keith Parnell. Ia mulai menanam pohon tersebut di tahun 1990an.

"Masalahnya, peraturannnya terus berubah. Awalnya minyak ecualyptus, kemudian karbon, kemudian energi," komentar Parnell, "Saya yakin akan ada industri energi. Tapi masalahnya kapan. Tak akan terjadi dekat-dekat ini."

Parnell berpendapat bahwa penelitian itu memang memberi harapan, namun Ia khawatir prosesnya masih begitu panjang hingga para pemilik lahan sulit memutuskan apakah akan tetap mempertahankan pohon-pohon mallee mereka atau tidak.

Ikuti Kompetisi Belajar Bahasa Inggris di Australia gratis – Klik tautan berikut: https://apps.facebook.com/australiaplus