ABC

Minta suaka ke Australia, malah dikirim ke PNG

Sekelompok aktifis Kemerdekaan Papua Barat yang berusaha meminta suaka ke Australia diterbangkan ke Papua Nugini setelah sempat menjejakan kaki di daratan Australia.

Kepada ABC mereka menuturkan kalau mereka diberitahukan akan diterbangkan ke daratan utama Australia.

Namun, segera setelah naik dan pintu pesawat ditutup, petugas imigrasi baru memberitahukan kalau mereka mengarah ke Papua Nugini.

Yacob Mandabayan, anggota Otoritas Nasional Papua Barat mengatakan kelompoknya berusaha mencari suaka ke Australia.

Ia mengatakan takut disiksa oleh otoritas Indonesia karena mereka menggelar upacara simbolik dengan aktifis Freedom Flotilla yang meninggalkan Australia beberapa waktu lalu untuk menggalang perhatian dan kepedulian mengenai nasib Papua Barat.

Mandabayan dan 4 orang rekan laki-lakinya, seorang wanita dan  anak kecil berusia 10 tahun meninggalkan papua beberapa hari lalu dan menyeberang melalui perbatasan PNG.

Koresponden ABC di Papua Nugini, Liam Fox mengatakan kelompok itu berhasil masuk ke Australia melalui Pulau Boigu dengan ditolong nelayan lokal dan bertemu dengan petugas Australia di Selat Torres.

Setelah  beberapa hari di  wawancara, mereka di bawa ke Pulau Horn di Sela Torres sebelum diminta naik ke pesawat pada Kamis ini.

Mandabayan bercerita sebelum naik ke pesawat mereka diberitahu akan dibawa ke daratan utama Australia, tapi cerita berubah ketika mereka berada di pesawat.

"Ketika kami didalam kabin pesawat dan pintu sudah ditutup, pria dari imigrasi memberitahu kalau mereka tidak akan terbang ke daratan Australia tapi akan dikembalikan ke Papua Nugini,” kata  Mandabayan.

"Saya bertanya mengapa dibawa ke PNG, mereka hanya menjawab ini perintah atasan dan kantor imigrasi dan karena negara mereka menentukan demikian.”

"Kami sangat sedih dan jadi gila, ini benar-benar mengecewakan," katanya.

Fox mengatakan kelompok pencari suaka asal Papua Barat ini disambut oleh petugas dari Organisasi Migrasi Internasional (IOM) dan dibawa menuju hotel di dekat Port Moresby.

Kelompok ini tetap menolak dikirim pulang ke PNG karena mereka yakin  warga Indonesia di komunitasnya telah disusupi mata-mata.

"Jika yang dikatakan warga Papua Barat ini benar, maka ini merupakan cara baru yang diterapkan Australia dalam memperlakukan pencari suaka.

"Sebelumnya pihak Australia biasa langsung mengirim pencari suaka ke pusat pemrosesan di Pulau Manus atau Nauru, belum pernah  terjadi kasus seperti ini."

Menteri Imigrasi Scott Morrison saat ini tengah melakukan kunjungan resmi di PNG, namun tidak bersedia berkomentar mengenai insiden ini.