ABC

Militer Filipina: pemberontak Moro kian terdesak

Pihak militer Filipina menyatakan, mereka telah merebut kembali daerah-daerah pesisir dari tangan pemberontak Moro di kota Zamboanga. Sementara 110 sandera berhasil dibebaskan Senin (16/9/2013) malam.

Militer mengatakan telah menguasai hampir tiga-perempat daerah pesisir yang diduduki pemberontak sementara pertempuran memasuki hari kesembilan.

Moro National Liberation Front (MNLF) menyerbu kota itu dalam upaya menggagalkan rencana pakta perdamaian kelompok saingannya dengan pemerintah. 110 orang yang disandera oleh pemberontak telah dibebaskan semalam.

Militer mengatakan, angka kematian mencapai 87, terdiri dari 71 laskar pemberontak, sembilan anggota aparat dan tujuh warga sipil.

Walikota Zamboanga, Isabelle Salazar, mengatakan, seorang anak laki-laki berusia dua tahun yang disandera termasuk diantara yang tewas. Ia mengakui, mereka kesulitan memberi makan para pengungsi yang semakin banyak jumlahnya. Lebih dari 80 ribu orang telah mengungsi akibat pertempuran.

Pihak berwenang keamanan mengatakan, pemimpin MNLF Nur Misuari dan anak buahnya sudah mundur ke pinggiran sebuah desa pesisir oleh gempuran militer.

Sekitar 200 laskar pemberontak semula penyandera puluhan orang dan membakar ratusan rumah di Zamboanga, kota berpenduduk sekitar sejuta orang yang merupakan pusat perdagangan penting di Filipina selatan.

MNLF menandatangani perjanjian damai di tahun 1996 yang memberi otonomi terbatas kepada minoritas Muslim di Filipina selatan. Sejak itu lebih banyak berpartisipasi dalam proses politik, daripada melakukan kekerasan.

Tapi pendiri MNLF Nur Misuari marah oleh rencana perjanjian damai antara pemerintah dan kelompok saingannya Moro Islamic Liberation Front. Ia berpendapat, perjanjian damai tersebut akan membuat kelompoknya tersisih.