ABC

MH17 : Mimpi Tinggal di Perth, Kandas di atas Wilayah Ukraina

Mimpi Fatima Dyczynski untuk tinggal di Kota Perth harus kandas ketika penerbangan Malaysia Airline yang membawa dirinya menuju kota yang sudah lama diimpikannya itu ditembak jatuh diatas wilayah Ukraina.

Gadis berusia 24 tahun ini baru-baru ini berhasil menyelesaikan kuliahnya sebagai Insinyur Penerbangan dan direncanakan akan memulai program magangnya di kota Perth hari Senin besok, sebelum kembali ke Belanda untuk menyelesaikan gelar masternya.

Fatima Dyczynski tidak termasuk dalam daftar 7 korban MH17 resmi dari Australia Barat karena ia berkewarganegaraan Jerman.

Orang tuanya, Angela Rudhart-Dyczynski dan Jezy Dyczynski pindah ke Australia Barat 7 tahun lalu guna mengikuti impian satu-satunya anak mereka.

"Fatima selalu bermimpi tinggal di Kota Perth," kata Rudhart-Dyczynski .

"Dia jatuh cinta dengan kota ini sejak pertama kali kemari,"

Fatima merupakan inspirasi bagi ribuan warga, kata Angela Rudhart-Dyczynski, sang ibu,

"Kami kemudian mengambil keputusan sebagai keluarga untuk mendukung cita-citanya."

Dyczynski menyelesaikan sekolah menengan di  John XX111 College di Claremont sebelum bertolak ke luar negeri melanjutkan sekolahnya.

Cita-cita besarnya adalah menjadi astronot.

Rudhart-Dyczynski mengatakan dirinya sempat berbicara sebentar dengan  anaknya ketika sudah berada didalam kabin pesawat MH17.

"Saya katakan kepadanya 'Hari Jumat nanti kamu akan disambut oleh matahari hangat Perth," dan lalu ia menjawab  'Ibu saya butuh sekali sinar matahari itu," kisahnya.

Rudhart-Dyczynski mengatakan dia ingin menceritakan kisah mengenai anaknya agar dunia tahu.

"Fatima merupakan inspirasi bagi banyak orang, dia pernah menjadi pembicara di forum TED, dia berbicara dengan banyak orang dari seluruh dunia melalui Facebook, mulai dari Israel, Jerman, dia juga menguasai 4 bahasa dan dia sangat dikenal di kedua negara itu.

"Kami mengira apa sebenarnya pesan yang ingin dia sampaikan, dan sekarang telah ada ilmu pengetahuan abad ke-21, yang seharusnya sangat bermanfaat bagi manusia, menggunakan intelektualitasnya untuk lebih baik dalam memahami sesama manusia dan planet ini.

"Buatlah dunia ini sebagai barang pribadi Anda yang berharga! itu adalah moto hidupnya,"

Universitas Teknologi Delft almamater Fatima merilis pernyataan yang membenarkan kalau Fatima merupakan satu dari dua mahasiswa mereka yang menjadi korban dalam peristiwa serangan MH17 yang jatuh Jum'at (18/7) lalu..

"Untuk Fatima, Mahasiswa Pasca Sarjana kami dari Fakultas Teknik Penerbangan, secara virtual tidak ada yang tidak mungkin," demikian tulis pernyataan tersebut.

Energi yang dipancarkannya sehari-hari telah menumbuhkan inspirasi bagi rekan-rekannya sesama mahasiswa dan juga kami. Kami sangat kehilangan.

"Kami berdoa, semoga orang tua, keluarga, sahabat dan kolega Fatima diberikan kekuatan  dalam menghadapi kepergiannya,"