ABC

‘Metode Hobart’ Sukses Bantu Atasi Masalah Pernafasan pada Bayi Prematur

Seorang dokter di Tasmania mempelopori metode revolusioner untuk mengobati bayi prematur yang memiliki masalah pernafasan.

"Metode Hobart" adalah metode pengobatan baru untuk mengatasi masalah pernafasan pada bayi prematur yang menggunakan kateter bukan tabung pernapasan. Metode ini merupakan bagian dari percobaan global yang akan melibatkan 11 negara dan lebih dari 600 bayi.

Para peneliti berharap pengobatan yang sejauh ini menuai hasil positif, akan bisa diadaptasi sebagai standar perawatan bagi bayi-bayi yang lahir prematur diseluruh dunia.

Bayi kembar Emmy dan Mila McLennan lahir 10 minggu lebih awal dan seperti kebanyakan bayi prematur lainnya kedua bayi itu memiliki masalah pernafasan.

Ibu bayi tersebut,  Lauren McLennan, memilih merawat keduanya dengan metode yang lebih tidak menyakitkan yakni Metode Hobart.

"Kedua bayi saya dirawat karena status pernafasan mereka menurun dan tampaknya perlu diintubasi serta disambungkan dengan ventilasi mekanis, yang tidak ideal, "katanya.

Secara tradisional, bayi prematur dengan masalah pernapasan dirawat dengan tabung pernapasan yang disalurkan melalui tenggorokan dan masuk ke paru-paru segera setelah lahir.

Anak tersebut kemudian terhubung ke ventilator mekanik dan diberi dosis dari obat alami yang disebut surfaktan yang dapat membantu paru-paru yang belum matang untuk napas.

Tapi Pakar Penyakit Anak atau neonatologist di Hobart,  Profesor Peter Dargaville mengatakan bayi prematur sebisa mungkin harus dihindarkan dari penggunaan  ventilasi mekanis.

"Menghubungkan bayi hingga ventilator melalui tabung pernapasan dapat menyelamatkan hidup mereka di satu sisi, tetapi menyebabkan cukup banyak kerusakan paru di sisi lain," katanya..

Profesor Dargaville kemudian berusaha menemukan cara lain untuk menyalurkan surfaktan tanpa menggunakan tube pernafasan yang rumit.

Secara  kebetulan Profesor Dargaville menemukan kateter, yang biasanya digunakan untuk membantu memasukan obat ke pembuluh darah orang dewasa yang ternyata cocok digunakan.

"Kateter kurang invasif, bentuknya kecil, ukurannya jauh lebih sempit daripada tabung pernapasan," katanya.

McLennan mengatakan baginya merupakan pilihan yang sederhana untuk mencoba metode baru Hobart untuk kedua puteri kembarnya.

"[Dengan tabung pernapasan] mereka lebih rentan terhadap pneumonia, Anda bisa mendapatkan beberapa kerusakan pada paru-paru, melalui intubasi sebenarnya Anda bisa mendapatkan beberapa kerusakan juga pada pita suara," katanya.

Para peneliti berharap dapat memperpanjang uji coba metode Hobart ini di 50 pusat perawatan anak di seluruh dunia pada 2017.

"Ini adalah semacam metode yang dapat dengan mudah diluncurkan dalam unit perawatan intensif neonatal di dunia," kata Profesor Dargaville.

Diharapkan dengan suksesnya uji coba ini, pengobatan ini akan dapat diadopsi sebagai praktek standar di seluruh dunia.