ABC

Meski Warisan Dunia, Masa Depan Wayang Kulit tak Menentu

Bisa jadi anak-anak di Indonesia kurang mengenal cerita wayang karena gempuran teknologi dan permainan video games yang lebih populer. Tetapi bukan menjadi salah anak atau orang tua, justru pemerintah memiliki peranan penting untuk kembali memperkenalkan wayang kepada anak-anak.

Indonesia boleh berbangga karena wayang kulit telah diakui sebagai warisan dunia yang berharga oleh badan PBB, UNESCO pada tahun 2003 lalu.

Tetapi ada kekhawatiran dengan masa depan wayang dan para seniman di belakangnya karena kurangnya dukungan dari pemerintah Indonesia.

"Saya prihatin karena anak-anak Indonesia kini tidak terlalu lagi mengenal wayang, jarang menonton wayang. Tak kenal maka tak sayang, bagaimana mau mencintai wayang, kalau mengenal pun tidak," tegas Dalang Sumardi Sabdo Carito yang sekarang berada di Australia.

Kedatangan Sumardi bermaksud untuk memperkenalkan wayang agar lebih banyak ditonton, dan harapannya bisa dilestarikan.

Sumardi berkeliling sekolah-sekolah di Australia selama empat bulan, mulai bulan Maret 2014 untuk mempromosikan budaya wayang agar tidak dilupakan begitu saja.

Simak liputan Sumardi saat berkunjung ke sekolah Collingwood College.

"Wayang itu sudah diakui oleh UNESCO, artinya bisa dikatakan telah mendunia. Tapi saya pun mengajak agar tidak hanya wayangnya saja, tapi juga seniman dibelakangnya untuk bisa mendunia," kata Sumardi.

"Saya melihat Australia seperti sebuah pasar yang belum banyak pemainnya. Saya berada disini untuk berjualan dan dagangan saya adalah kebudayaan Indonesia," kata Sumardi. "Jadi saya berharap kalau wayang bisa tumbuh berkembang disini."

Tak hanya untuk memperkenalkan budaya wayang yang telah dianggap menjadi warisan budaya saja, Sumardi juga berharap kalau turnya ini bisa semakin mempererat hubungan antara Indonesia dan Australia.