ABC

Mesin Kanker Payudara di Australia Bisa Melihat Penyakit Dalam 30 Menit

Wanita di Australia yang menjalani operasi kanker payudara sekarang bisa mendapat hasilnya dalam waktu 30 menit, yang menunjukkan seberapa luas kanker sudah menjalar, sehingga memungkinkan dokter untuk memutuskan apakah operasi lanjutan diperlukan sebelum pasien mereka sadar.

Teknik baru ini menggunakan mesin yang disebut OSNA kepanjangan dari one step nucleic acid amplification dan Rumah Sakit  Royal Brisbane and Women's Hospital (RBWH) merupakan satu-satunya lembaga di Australia yang menggunakan mesin tersebut. 

Professor Owen Ung dari RBWH mengatakan mesin ini akan memberikan diagnosa lebih cepat dan lebih akurat dibandingkan metode yang digunakan sebelumnya.

"BIla kami di saat melakukan operasi mengetahui bahwa di limpa noda masih ada sel kanker, kami bisa melakukan operasi lagi, di saat pasien masih tidur, dan mereka akan bangun, lalu kami melakukan operasi lanjutan." katanya.

Mesin OSNA ini bisa mengetahui keadaan kanker dalam tubuh seseorang dalam waktu 30 menit. (ABC TV News)
Mesin OSNA ini bisa mengetahui keadaan kanker dalam tubuh seseorang dalam waktu 30 menit. (ABC TV News)

Setiap tahunnya di RBWH, sekitar 300 wanita menjalani operasi kanker payudara.

Tiga puluh persen diantara mereka akan menghadapi situasi dimana kanker itu sudah menyebar di limpa node di ketiak, dan 20 persen dari kasus itu masih memerlukan operasi tambahan.

Professor Ung mengatakan mesin OSNA memungkinkan para dokter untuk mempelajari apaka kanker sudah menyebar, dan memutuskan dalam satu operasi, dan tidak lagi menunggu selama beberapa minggu untuk tes tambahan, dan pasien kemudian masuk rumah sakit lagi.

"Ini akan sangat membantu, karena mereka hanya perlu datang sekali, jadi secara psikologis sangat membantu, karena operasi bukanlah hal yang menyenangkan bagi semua orang." kata Prof Ung.

"Setiap kali masuk rumah sakit, pasien akan mengalami trauma. Jadi bila kami bisa mengurangi jumlah mereka harus mendatangi rumah sakit, manfaatnya besar."

Professor Sunil Lakhani, direktur anatomic pathologi di Pathology Queensland mengatakan keterbatasan uji tradisional karena hanya menggunakan bagian tipis dari kelenjar limpa, sehingga tidak bisa mendeteksi kanker di bagian lainnya.

"Keuntungan dari uji ini adalah bahwa seluruh kelenjar limpa diambil dan dimasukkan ke dalam mesin untuk diuji."katanya.

"Jadi bila ada sel kanker maka akan bisa diketahui."

"Jadi di akhir 30 menit, kami akan mendapat hasilnya apakah positif atau negatif dan membawa hasil itu ke dokter bedah."

Professor Ung mengatakan mesin OSNA ini diujicobakan tahun lalu dan menunjukkan tingkat akurasi 95 sampai 99 persen, sedangkan tingkat akurasi metode sebelumnya adalah 50 persen.

Dia mengatakan sekitar 50 wanita dalam setahun tidak harus menjalani operasi tambahan karena adanya mesin tersebut.