ABC

Merayakan Keragaman Bagi Pendatang Baru di Dunia Keperempuanan

Victoria Anthony relatif baru bagi dunia keperempuanan. Pada tahun 2013 dia meninggalkan Sydney dan pergi ke New York sebagai seorang pria. Setahun kemudian, dia kembali sebagai seorang perempuan. 

Tema peringatan Hari Perempuan Sedunia tahun ini adalah ‘Be Bold for Change (berani untuk sebuah perubahan)’. Victoria merayakan peluang perempuan transgender untuk dikenali, sambil mendesak terciptanya dunia yang mengakui kesetaraan gender.

Jika anda tidak tahu Victoria adalah seorang transgender, nyaris tidak mungkin menggambarkan dia sebagai seorang laki-laki.

Dengan mengenakan kunci gelap menjuntai hingga ke pinggang, membingkai wajahnya yang simetris dan sosok mungilnya, sulit untuk tidak menatap keindahan paras Italia-Filipina di wajah Victoria.

Bukan karena dia memiliki kualitas maskulin apa pun; justru sebaliknya.

Sebagai penghibur dan DJ yang merupakan seorang yang terkenal di sebuah klub drama di Sydney, dia menikmati kewanitaannya yang baru.

“Kami juga pasti memiliki lebih banyak pilihan ketika berkaitan dengan gaya dan fashion,” tambahnya.

Kecantikan hanya kulit luar bagi Victoria. Namun, mengetahui bahwa perempuan transgender masih berjuang untuk diakui sebagai wanita sejati baik di dalam maupun di luar. Terutama dari perempuan lain.

“Amat berarti jika perempuan juga mendukung kami. Karena saya pikir jika Anda mengatakan siapa yang bisa lebih mendukung [transgender], maka itu adalah perempuan dibandingkan laki-laki,” jelasnya.

Lahirnya perempuan baru

Victoria Anthony
Wanita Transgender Victoria Anthony senang melihat perempuan memiliki lebih banyak pilihan ketimbang laki-laki berkaitan dengan gaya dan fashiom.

Supplied : Victoria Anthony.

Namun dengan tumbuh besar sebagai seorang anak laki-laki, menjadi transgender merupakan sesuatu yang tidak didukung di keluarganya.

“Saya tahu ketika itu ada yang berbeda mengenai saya. Tapi saya kira ibu dan ayah saya menekan hal itu dan berusaha mengarahkan saya dengan cara berbeda sebagai upaya untuk lebih maskulin atau lebih banyak melakukan hal yang dilakukan laki-laki,” ungkap Victoria.

“Jika ini tidak ditekan, saya pikir saya akan berganti kelamin jauh lebih cepat,” tambahnya.

Empat tahun lalu dalam sebuah petualangan ke New York di pergantian tahun, Victoria mulai menjelajahi gagasan mengenai jenis kelamin dan orientasi seksualnya.

“Ketika saya mulai beralih [menjadi perempuan], saya pikir itu sangat sulit untuk dilakukan. Sehingga saya bilang saya ingin menjadi semacam laki-laki yang benar-benar feminin,” katanya.

Kemungkinan menjadi seorang perempuan tampak sangat tidak terjangkau dan terlalu sulit, sampai dia memiliki keberanian mengambil langkah kecil pada suatu waktu dengan berpakaian sebagai perempuan dan memanjangkan rambutnya.

“Saya mulai mengkonsumsi hormon. Orang-orang mulai memanggil saya ‘Nona’ dan ‘Mbak’ yang memberi saya kepercayaan diri untuk melakukannya. Semuanya berawal dari sana,” tuturnya.

Tantangan setelah melakukan transisi

Umumnya, Victoria memiliki selera humor yang baik jika berkaitan dengan pergantian kelaminnya.

“Ada waktu-waktu dimana saya berusaha pergi ke toilet laki-laki, tapi anda harus antri,” dia tertawa.

DJ dan entertainer berbasis di Sydney, Victoria Anthony di ruang ganti hotel Stonewall.
DJ dan entertainer berbasis di Sydney, Victoria Anthony di ruang ganti hotel Stonewall.

ABC: Lisa Clarke

“Ketika anda seorang perempuan antriannya pasti panjang di toilet,” katanya.

Terlepas dari leluconnya, ada sejumlah tantangan menjadi seorang transgender yang tidak dia antisipasi.

“Ketika berjalan-jalan anda akan mendapatkan perhatian yang tidak diinginkan. Menurut saya itu sulit,” tutur Victoria.

“Ketika mereka melihat anda dan berkata ‘oh, dia transgender’. Mereka berusaha menganalisa seluruh tubuh anda, suara anda, semuanya dan berusaha melihat apakah anda maskulin atau feminin. Itu merupakan bagian yang tersulit,” jelasnya.

Terlahir dengan jenis kelamin yang berlawanan, dia merasa terus ‘berusaha melawan kenyataan itu dan menjadi seorang perempuan.”

“Perasaan seperti ini memiliki pasang surut. Tapi tiba pada suatu titik dimana Anda tidak merasa nyaman dengan kulit sendiri dan merasa senang dengan siapa diri anda sesungguhnya,” kata Victoria.

“Menjadi trans tampaknya sulit, tapi sebenarnya sangat bermanfaat. Saya seratus juta persen senang menjadi seorang wanita, dan saya tidak akan mengubahnya,” ucapnya.

Victoria menganggap dirinya beruntung tinggal di Australia dan bekerja di profesi yang dia sukai tanpa terlalu takut penganiayaan, dibandingkan dengan wanita transgender lainnya di seluruh dunia.

“Di negara tertentu, saya pikir kita masih harus melakukan banyak hal untuk mengatasinya,” katanya. “Terutama di negara-negara dimana perempuan benar-benar ditekan atau bahkan tidak memiliki hak yang sama dengan laki-laki.”

Victoria membaca kutipan dari postingan di Facebook oleh sastrawan William Golding yang secara khusus dirasakannya amat pedih pada Hari Perempuan Internasional:

“Saya pikir perempuan bodoh untuk berpura-pura mereka setara dengan laki-laki; mereka jauh lebih unggul dan selalu lebih unggul,” demikian kutipan itu.

Dengan senyum lebar di wajahnya, Victoria mengatakan: “Saya bisa melakukan apa yang saya suka. Saya berminat terhadap musik, dan saya memiliki kekasih yang sangat mendukung untuk hanya menjadi diriku sendiri, setelah berganti kelamin.”

“Saya bisa, apa pun jenis kewanitaan saya, karena saya seorang wanita,” ujarnya.

Sydney-based DJ and entertainer Victoria Anthony in the Stonewall Hotel dressing room.
Sydney-based DJ and entertainer Victoria Anthony in the Stonewall Hotel dressing room.

ABC: Lisa Clarke