Menteri Urusan Aborigin Bantah Tuduhan Rasis
Menteri Urusan Aborigin Australia, Nigel Scullion, membantah pernah menyebut para anggota parlemen berlatang belakang aborigin sebagai "rakun, negro, dan monyet". Ia menyebut tuduhan ini sebagai rekayasa untuk menyudutkannya.
"Ini benar-benar untuk menyudutkan dan penuh rekayasa," kata Scullion.
Menteri Scullion, Rabu (7/5/2014), akhirnya menanggapi tuduhan rasis yang dilontarkan mantan anggota kabinet Pemerintahan Negara Bagian Wilayah Utara Alison Anderson dari Partai Country Liberal (CLP).
Menurut Anderson, komentar rasis Scullion itu diucapkan dalam sebuah pertemuan Partai CLP pada 15 April lalu.
"Tampaknya, pada pertemuan 15 April, katanya ia menuding kami sebagai rakun, negro, dan monyet," kata Anderson kepada ABC.
Atas tuduhan ini, Menteri Scullion meminta mantan wakil bendahara Partai CLP Eli Melky, yang merupakan sumber informasi Anderson, untuk menjelaskan yang sebenarnya.
Jika Melky yakin dengan informasinya ini, kata Menteri Scullion, seharusnya ia bersedia membuat pernyataan resmi di atas materai.
Ketika dikonfirmasi, Melky mengatakan siap membuktikan informasinya. "Ada komentar rasis dalam pertemuan itu. Saya tidak bisa memastikan orangnya, tapi komentar rasis itu benar-benar terucap dalam pertemuan," jelasnya.
Namun ia masih ingat persis komentar rasis ini diucapkan oleh laki-laki. Melky mengakui, Menteri Scullion tidak mengikuti pertemuan hingga selesai, jadi mungkin tidak mendengar tuduhan rasis ini.
Anderson dan dua anggota parlemen Wilayah Utara dari Partai CLP lainnya, Francis Xavier Kurrupuwu dan Larisa Lee, telah pindah partai ke Partai Palmer United (PUP). Melky pun belakangan ikut pindah ke partai tersebut.
Saat pindah ke partai baru, ketiga anggota parlemen tersebut menuding bekas partainya, Partai CLP yang memerintah di negara bagian Wilayah Utara, tidak memenuhi janjinya kepada warga pedalaman dan menuding ada perilaku rasis di dalam partai itu.