Menteri Imigrasi Australia Sesalkan Pernyataan Deplu Indonesia Soal Rohingya
Menteri Imigrasi Australia Peter Dutton menyesalkan pernyataan juru bicara Deplu Indonesia yang mengkritisi kebijakan pemerintah Australia saat ini yang menolak menampung pengungsi Rohingya.
Juru bicara Departemen Luar Negeri Indonesia Armanatha Nasir kepada wartawan menyatakan Australia memiliki tanggung jawab untuk menerima para pengungsi Rohingya yang melarikan diri.
Pernyataan itu ia kemukakan setelah Perdana Menteri Tony Abbott menepis kemungkinan bagi Australia untuk menampung para pengungsi Rohingya, dan menyebut hal ini sebagai masalah ASEAN dengan Myanmar sebagai sumber persoalannya.
Pernyataan Armanatha Nasir dimuat di ABC dan mendapat tanggapan dari Menteri Dutton hari Jumat (22/5/2015). Menurut Dutton, menyatakan pernyataan jubir tersebut ia nilai bukan merupakan posisi resmi pemerintah Indonesia.
"Saya kira kalau orang itu memiliki semua fakta, mungkin dia akan mengubah komentarnya sebab bantuan Australia merupakan yang paling signifikan," katanya.
"Saya kira itu bukan komentar yang mewakili pemerintah Indonesia, itu hanyalah komentar perorangan dan kami telah menjawabnya hari ini," kata Menteri Dutton.
Sementara itu kepada CNN Menlu Indonesia Retno Marsudi menyatakan "tidak adil" jika masalah pengungsi Rohingya dijadikan sebagai masalah Indonesia saja.
"Seharusnya negara asal pengungsi, negara transit, serta negara tujuan pengungsi harus bekerja sama," katanya.
Dutton mengatakan penolakan Australia menerima pengungsi Rohingya ini bukan berarti negara itu tidak memberikan bantuan.
"Faktanya, kami merupakan pemberi donor terbesar bagi IOM [International Organisation for Migration] dan UNHCR [United Nations High Commissioner for Refugees] di Indonesia," kata Menteri Dutton.
Namun Pemimpin Oposisi Bill Shorten mengatakan Pemerintahan Tony Abbott tidak bisa mengabaikan tanggung jawabnya di kawasan.
"Tony Abbott seharusnya tidak menunjukkan sikap bahwa apa yang terjadi dengan orang-orang tersebut bukanlah masalah Australia," kata Shorten.