ABC

Menteri Australia Tuduh China Danai Pembangunan Tak Berguna di Pasifik

Salah satu Menteri Australia menyerang China secara verbal, menuding Pemerintahan Beijing mendanai proyek infrastruktur di Pasifik yang tak ada gunanya.

Poin utama:

  • Concetta Fierravanti-Wells mengatakan, proyek di Pasifik harus membawa manfaat ekonomi
  • Institut Lowy mengatakan, China telah memberi bantuan sebesar 2,3 miliar dolar (atau setara Rp 23 triliun) ke wilayah Pasifik sejak tahun 2006
  • Fiji dan Papua Nugini adalah dua di antara negara-negara Pasifik yang mempererat hubungan dengan China

Sejumlah pejabat Australia makin khawatir akan kontribusi China yang meningkat di wilayah Pasifik, dan bagaimana negata itu menggunakan pinjaman bersifat konsesi untuk meningkatkan pengaruhnya.

Sejumlah pejabat Australia juga menuding China mencoba mengambil hati dengan mendanai proyek yang mengalirkan uang langsung ke para pemimpin di kawasan itu.

Menteri Pembangunan Internasional dan Pasifik Australia, yakni Concetta Fierravanti-Wells mengatakan kepada surat kabar The Australian bahwa China membangun “sejumlah bangunan tak berguna” di Pasifik.

Dan ia mengatakan bahwa dirinya khawatir melihat sejumlah negara Pasifik mengambil hutang yang tak mampu mereka bayar.

“Kami benar-benar tak ingin membangun jalan yang tak ada gunanya,” kata Senator Fierravanti-Wells.

“Kami ingin memastikan bahwa infrastruktur yang anda bangun sejatinya produktif dan akan memberi manfaat ekonomi atau sejenis manfaat kesehatan.”

Institut Lowy mengatakan, China telah memberi bantuan senilai lebih dari 2,3 miliar dolar (atau setara Rp 23 triliun) ke wilayah Pasifik sejak tahun 2006.

“Kami bekerja secara kooperatif dengan China, kami mendorong China untuk menggunakan bantuan pembangunannya dengan cara yang produktif dan efektif,” ujar Senator Fierravanti-Wells.

“Dengan kata lain, kami benar-benar tak ingin membangun sesuatu hanya karena ingin membangunnya.”

Fiji telah mempererat hubungan dengan China selama beberapa tahun terakhir, dan Papua Nugini telah menandatangani serangkaian kesepakatan infrastruktur sebagai bagian dari inisiatif ‘Jalan Tol dan Jalan Raya’ Beijing.

Baru-baru ini, kubu Oposisi Australia memeringatkan bahwa negaranya kehilangan pengaruh di kawasan Pasifik mengingat China memperluas kehadirannya.

Dan tahun lalu, pemerintahan Koalisi mengatakan, pihaknya akan menghabiskan lebih dari 100 juta dolar (atau setara Rp 1 triliun) untuk membantu Papua Nugini menggelar KTT APEC di bulan November -sebagian karena sejumlah pejabat Australia khawatir China akan terlibat.

“China telah berperan secara meningkat di Pasifik sementara kubu Koalisi di bawah Tony Abbott dan Malcolm Turnbull makin meninggalkan kawasan itu,” sebutnya.

“Mereka terus-menerus membajak dana bantuan kami, melihat pemotongan senilai 11 miliar dolar (atau setara Rp 110 triliun) dalam anggaran pembangunan sejak mereka memenangi kursi pemerintahan.”

Simak berita ini dalam bahasa Inggris di sini.