ABC

Menlu Australia: Rusia Merongrong Investigasi MH17

Menteri Luar Negeri Australia Julie Bishop mengatakan, ia khawatir Rusia 'aktif merongrong' upaya investigasi tragedi MH17. Dikatakannya, sekitar 80 mayat mungkin masih berada di lokasi jatuhnya pesawat.

Selama empat hari berturut-turut, tim Kepolisian Federal Australia (AFP) tak bersenjata bersama mitra mereka dari Eropa gagal mencapai reruntuhan pesawat karena pertempuran terus berkecamuk di daerah itu antara pemberontak dukungan Moskow dan pasukan pemerintah.

"Kita mendapat dukungan kuat dari Pemerintah Ukraina tapi pertempuran terus terjadi dan tidak ada gencatan senjata," kata Bishop kepada ABC.

"Saya khawatir Rusia aktif merongrong proses investigasi."

Sementara itu pemberontak di Ukraina timur dituduh memasang ranjau darat di jalan-jalan menuju lokasi jatuhnya MH17.

Jurubicara keamanan Ukraina Andriy Lysenko mengatakan, ranjau darat separatis tidak memungkinkan tim inspeksi internasional melaksanakan tugasnya.

ABC tidak dapat memeriksa secara independen klaim Lysenko itu.

Menlu Bishop mengatakan, Ukraina berada "di tengah perang penuh", namun ia berusaha mencari ketegasan laporan tersebut.

Ukraina adalah penandatangan perjanjian larangan ranjau darat, tapi Rusia tidak.

Di Australia, Perdana Menteri Tony Abbott mengumumkan acara perkabungan pada tanggal 7 Agustus di Melbourne untuk 38 warga negara dan penduduk tetap Australia yang tewas dalam tragedi MH17.

Abbott mengatakan, ini adalah perkabungan lintas agama yang akan diadakan di Katedral St Patrick.

Sementara itu, Rusia menyerukan resolusi kedua Dewan Keamanan PBB sebelum tim Australia dan pasukan internasional diizinkan ke lokasi bencana MH17.

Charge d'Affaires Rusia di Canberra, Nikolay Nozdrev, mengatakan kepada Fairfax Media, Ukrainalah yang mencegah tim investigasi Belanda-Ausrtalia mencapai daerah itu.

Rusia menyatakan bekerjasama, tapi Bishop mengatakan, Ukraina memberikan dukungan penuh.

"Ketika saya berbicara dengan pimpinan politik, mereka memastikan dibukanya jalur kemanusiaan dan gencatan senjata guna memungkinkan tim kita mencapai lokasi," kata Bishop kepada saluran televisi Channel Nine dari Kiev.

"Tapi di lapangan pertempuran terus terjadi."

Menurut Bishop, Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan berkomitmen untuk memastikan akses ke lokasi, tapi investigasi masih dihambat.

Tim investigasi tidak sabar untuk memasuki lokasi, tapi tidak aman.