Menlu Australia Kunjungi Timor Leste Pertama Dalam Lima Tahun Terakhir
Tidak ada penyambutan meriah ketika Menteri Luar Negeri Australia Julie Bishop tiba di Timor Leste hari Minggu, namun ini merupakan kunjungan menteri Australia pertama kalinya dalam lima tahun terakhir.
Ini sekaligus menandai berakhirnya kebekuan hubungan antar kedua negara.
Jadi apa yang terjadi sebelumnya dalam hubungan Australia dengan Timor Leste sehingga tidak ada pejabat Australia yang pernah datang ke negeri kecil yang baru merdeka di tahun 2001 tersebut?
Dalam beberapa tahun terakhir, hubungan Canberra dengan Dili diwarnai keributan mengenai batas laut kedua negara.
Timor Leste menuduh Australia berusaha mencuri cadangan minyak dan gas alam bawah laut yang membentang di antar kedua negara.
Australia sendiri khawatir bahwa pembicaraan dengan Timor Leste akan membuka perundingan baru dengan Indonesia mengenai batas kedua negara yang sudah disepakati lama.
Masalah ini kemudian dibawa ke Pengadilan Internasional di Den Haaq Belanda.
Dan awal tahun ini, muncul terobosan ketika pemerintah Australia merasa bahwa perlu adanya pendekatan baru dalam hubungan dengan Timor Leste.
Kedua negara kemudian mencapai kesepakatan, dan memutuskan bahwa hampir semua ladang gas yang dipersengkatan di kawasan Greater Sunrise akan menjadi bagian Timor Leste.
Dan sekarang kunjungan Bishop ke Dili adalah untuk bertemu dengan pemimpin baru negara tersebut dengan pesan jelas bahwa Australia ingin membuka lembaran baru.
“Penandatanganan perjanjian maritim bersejarah di New York tahun ini jelas membuka babak baru dalam hubungan kami dengan Timor Leste.” kata Bishop kepada ABC.
“Sebelumnya memang ada ketegangan yang berlanjut, hal yang juga menjadi keprihatinan kami dalam hubungan dengan Timor Leste.”
“Sekarang kami akan mendukung Timor Leste dalam mencapai potensi ekonominya.”
Persoalan yang masih membayangi hubungan kedua negara
Dengan Australia berusaha untuk melupakan masalah lalu apakah ada masalah lain yang masih membayangi hubungan kedua negara?
Bulan lalu diungkapkan bahwa pemerintah Australia akan memperkarakan dua orang yang terlibat dalam masalah keributan batas martim kedua negara sebelumnya.
Salah seorang diantaranya adalah mantan mata-mata Australia yang hanya diketahui dengan nama “Saksi K” yang mengungkapkan adanya operasi yang dilakukan Dinas Intelejen Australia yang menyadap pembicaraan kabinet Timor Leste di tahun 2004
Orang kedua adalah pengacara Saksi K Bernard Colleary.
Keputusan untuk memperkarakan kedua orang tersebut menimbulkan kontroversi di Australia dan juga menjadi bahan pembicaraan di Timor Leste.
Beberapa hari lalu, sejumlah kecil pengunjuk rasa mengadakan aksi di depan Kedubes Australia di Dili dengan menyebut Saksi K sebagai pahlawan yang mengungkapkan usaha Australia untuk menipu negeri tetangganya.
Pengunjuk rasa juga mendesak pemerintah Australia untuk tidak memperkarakan mantan agen rahasia tersebut.
Apakah ini akan menjadi batu sandungan bagi pembicaraan baru Australia-Timor Leste?
Pemerintah Australia mengatakan jawabannya adalah tidak.
Menlu Julie Bishop mengatakan tidak seorang di kalangan pemerintah Timor Leste yang menyampaikan pernyataan mengenai upaya pemerintah Australia memperkarakan Saksi K.
“Pemerintah Australia sudah bertanya mengenai masalah ini dan sudah mengatakan bahwa ini adalah masalah bagi Australia.” kata Bishop.
“Ini adalah masalah hukum dalam negeri di Australia. Ini tidak ada hubungannya dengan Timor Leste dan tidak ditujukan kepada Timor Leste.”
Masalah produksi minyak dan gas
Sekarang dengan masalah perbatasan maritim sudah disetujui, pembicaraan Australia dengan Timor Leste akan berfokus mengenai produksi minyak dan gas alam bawah laut.
Timor Leste menghendaki agar gas alam di Greater Sunrise itu diproduksi dan disalurkan lewat pipa ke daratan Timor untuk diproduksi lebih lanjut.
Australia memperkirakan itu adalah jangka panjang dan merasa bahwa lebih mudah untuk mengirim gas itu ke Darwin untuk diproses.
Perusahaan-perusahaan besar yang akan mengelola ladang mineral setuju dengan pendapat tersebut walau mereka juga bersedia melakukan kompromi.
Menlu Bishop mengatakan dia yakin Australia, Timor Leste dan sektor swast akan bisa mencapai kesepakatan soal ini.
“Kami ingin bekerja dan berkolaborasi dengan Timor Leste dan perusahaan patrungan guna membangun ladang gas Greater Sunrise.” kata Bishop.