ABC

Menlu Australia Julie Bishop Anggap Feminitas Bukan Halangan Berkarir Serius

Menteri Luar Negeri Australia Julie Bishop merasa tersinggung dengan pendapat yang menyebut dirinya tak bisa berkarir serius karena alasan feminitas atau keperempuanannya. Ia menegaskan kembali dirinya bukan seorang feminis tapi jika orang lain menyebutnya demikian dia mengaku tidak keberatan.

“Saya kira kita tidak seharusnya meminta maaf atas keperempuanan kita. Saya kira kita juga tidak perlu meminta maaf atas ketertarikan kita terhadap dunia fashion,” kata Bishop (60), kepada majalah Stellar..

“Saya selalu senang dengan dunia fashion, pakaian indah, majalah dan hal-hal seperti itu,” ujarnya.

“Jika anda percaya diri, jika anda mencintai diri sendiri, jangan pernah biarkan mereka menentukan siapa anda. Jangan biarkan orang lain menentukan siapa anda,” ujarnya.

Julie Bishop menjadi perempuan pertama yang menjabat menteri luar negeri Australia di tahun 2013, setelah 4 tahun sebagai menteri bayangan untuk untuk urusan luar negeri dan perdagangan.

Bishop tak Menyebut Dirinya Feminis

Malcolm Turnbull dan Julie Bishop
Julie Bishop merupakan Wakil Ketua Partai Liberal Australia

ABC: Nick Haggarty

Tapi Bishop, yang juga menjabat sebagai wakil ketua Partai Liberal Australia, menegaskan kembali kalau dia tidak menggambarkan dirinya sebagai seorang feminis.

“Harus saya katakan, saya bahkan tidak paham mengapa hal seperti ini harus dipermasalahkan,” tegas dia.

Bishop mengatakan mantan Perdana Menteri John Howard hanya menyampaikan fakta ketika mengatakan kecil kemungkinan Partai Liberal akan meraih tujuan keterwakilian kesetaraan gender di parlemen. Pasalnya, kaum perempuan masih memainkan peranan besar dalam mengurus (rumahtangga) di masyarakat. Hal itu dikemukakan Howard pada September lalu di depan National Press Club.

“Poin yang tidak diulas dan ditegaskan adalah bagaimana kita memastikan parlemen federal bisa lebih ramah keluarga sehingga perempuan bisa ambil bagian dalam politik,” kata Bishop kepada Majalah Stellar.

“Bukan hanya parlemen, tapi ini juga menyangkut sifat pekerjaan ini yang 24/7. Dan saya kurang tahu jika hal tersebut sering dipahami. Pada dasarnya anda harus selalu siap bertugas selama 7 hari dalam sepekan,” jelasnya.

Michaelia Cash dan Julie Bishop
Julie Bishop mengangkat isu bagaimana parlemen di Australia bisa lebih ramah keluarga, sehingga perempuan bisa mengambil bagian dalam politik.

AAP: Richard Wainwright

“Jika Saya Pria, Apakah Ini Terjadi”

Majalah Stellar mengatakan Julie Bishop tiba untuk sesi pemotretan dirinya dengan “setumpuk pakaian Armani dari koleksi pakaiannya sendiri”.

Ketika diminta mengenakan pakaian yang dipilihkan oleh editor fashion Majalah Stellar, Bishop mengatakan: “Saya bukan model. Saya menteri luar negeri.”

Dia mengatakan kepada Majalah Stellar bahwa memegang teguh prinsipnya merupakan bagian penting dari perannya.

“Dalam semua pertemuan, anda harus percaya diri, berpegang pada prinsip atau sikap anda, dan tidak membuat langkah mundur,” katanya.

“Hal itu bukan soal menjadi seorang perempuan, tapi ini perkara mewakili negara anda,” katanya.

Tapi Bishop mengatakan dia pernah mengalami situasi dan bahasa yang berpotensi bernada seksis dan “hal-hal yang sudah cukup”.

Julie Bishop dan Barack Obama
Julie Bishop mengatakan Presiden Barack Obama adalah sosok yang mudah jadi akrab.

Twitter: Julie Bishop

Selama masa tugasnya sebagai menteri luar negeri, Julie Bishop mengatakan dia telah bertemu dengan orang-orang yang mengagumkan.

Dia mengatakan Presiden AS Barack Obama sebagai “orang yang sangat mudah jadi akrab” sementara calon presiden dari Partai Demokrat AS Hillary Clinton adalah sosok yang “sangat professional, sangat mengagumkan dan sangat tegas”.

Menteri Luar Negeri Inggris Boris Johnson sebagai sosok yang “sangat pintar, fasih berbicara, tapi juga menjalankan perannya sebagai menteri luar negeri dengan sangat serius,” kata Bishop kepada majalah tersebut.

Ketika ditanya mengenai kemungkinan terpilihnya kandidat Presiden AS dari Partai Republik, Donald Trump, dia mengatakan: “Saya orang yang pragmatis. Anda harus bekerja menghadapi apa yang terjadi sebaik mungkin. Anda tidak bisa berharap dunia akan berjalan sesuai apa yang anda inginkan. Kita harus bekerja menghadapi dunia sebagaimana adanya.”

Diterjemahkan Pukul 22:35 WIB 16/10/2016 oleh Iffah Nur Arifah. Simak beritanya dalam Bahasa Inggris di sini.