ABC

Meningkatkan Percaya Diri Murid SD Melalui Sirkus

Selain mempelajari kurikulum standar seperti membaca, menulis dan aritmatika, para pelajar dari sebuah sekolah di kota kecil di Utara New South Wales juga mempelajari sirkus, tepat di halaman sekolah mereka.

Pelajaran Sirkus ini merupakan bagian dari eksperimen sosial yang didanai oleh seorang dermawan anonim lokal, yang dengan kemurahan hatinya tahun ini bersedia mendanai sirkus spektakuler, Cirque du Coraki.
Direktur kreatif pertunjukan tersebut, Jacqui Levy, juga seorang guru musik di sekolah tersebut.
“Hasrat utama saya selalu bekerja dengan anak-anak yang merasa sulit menyesuaikan diri dengan sistem sekolah,” kata Jacqui Levy.

“Ini adalah cara yang sangat baik bagi mereka untuk merasakan – kalau diri mereka berharga.
Sekolah Umum Coraki di bagian utara NSW memiliki kurang dari 100 siswa, dan banyak di antaranya berasal dari latar belakang keluarga yang kurang beruntung.
Dana sumbangan yang tidak mengikat sebesar $ 50.000 atau sekitar Rp 500 juta telah memungkinkan sekolah itu untuk bermitra dengan Circus in Education dan Spaghetti Circus, yang membantu melatih anak-anak ke tingkat tinggi dalam keterampilan sirkus.
“Biasanya sirkus dan sekolah nampaknya berasal dari tempat yang sangat berbeda,” kata Jacqui Levy.
“Tapi, ketika Anda melatih sirkus ke tingkat tinggi, itu membutuhkan keterampilan yang sama dengan yang sedang berusaha hendak ditanamkan oleh para guru di dalam diri anak-anak murid mereka.
“Mereka belajar kerja tim, percaya diri dan keterampilan emosional sosial itulah yang berusaha diajarkan para guru di kelas mereka.”

Bryce Gollan dalam pertunjukan Cirque du Coraki
Ditunjuk sebagai pemeran utama, Bryce Gollan, 11 tahun, menjinakan 11 ekor 'singa' yang diperankan oleh murid-murid kelas 2/3 di sekolahnya.

ABC North Coast: Catherine Marciniak

Penjinak ‘singa’

Bryce Gollan, 11 tahun memiliki peran utama sebagai penjinak ‘singa’ dalam program sirkus ini.

“Saya sedikit terkejut saat mendapat peran itu,” kata Bryce.

“Saya sebenarnya bukan orang yang menonjol, tapi saya mendapatkan peran itu, dan saya seperti, Whoa!”

Dibawah peran yang dipegang Bryce terdapat 17 ‘singa kecil’ yang diperankan oleh siswa-siswa dari kelas 2 dan 3.

Ibunya Elissa Gollan terkejut dengan peran yang didapat anaknya.

“Dia anak kecil yang pendiam,” kata Gollan.

“Peran ini telah berhasil menonjolkan kepribadiannya dan itu membuatnya lebih percaya diri.”

Ibu Bryce Gollan menilai peran kepemimpinan anaknya juga membuahkan hasil positif di kelas.

“Saya pikir ini program yang bagus bagi anak-anak di sekolah ini.”

Penyihir diatas kawat
Con Colleano, melakukan atraksi diatas seutas kawat, merupakan nama panggung dari pria pertama di dunia yang mampu melakukan atraksi melompat kearah depan diatas kawat yang terbentang kuat.

Supplied: Mark St Leon

Legenda sirkus warga Aborijin Con Coleeni

Jalan cerita dalam pertunjukan sirkus ini juga meliputi cerita sirkus lokal yang tidak banyak diketahui orang.

Pada tahun 1920-an, seorang pria pribumi muda yang tinggal di sekitar Kota Lismore, NSW menjadi terkenal saat dia menjadi orag pertama di dunia yang menguasai keterampilan berjungkir balik kearah depan diatas bentangan seutas kawat.

Dia dikenal secara internasional dengan sebutan ‘penyihir kawat’.

Onnika Kapeen yang baru berusia enam tahun memainkan peran sebagai Con Colleano di pertunjukan Cirque du Coraki.

Peran yang dibintanginya benar-benar mengejutkan ayahnya, Andrew Kapeen.

“Setiap sore dia memberitahu kami bahwa dia adalah Con Colleeni, Con Colleeni,” kata Kapeen.

“Kami tidak tahu siapa Con Colleeni sampai kami tiba di sekolah ini malam ini dan dia melakukan penampilannya.

“Luar biasa, melihat dia di atas sana.”

Blair McElligott melakukan atraksi sirkus
Salah satu dari atraksi yang dilakukan oleh Blair McElligott dalam pertunjukan 'Cirque du Coraki' adalah melompat terbalik kearah belakang diatas sebuah trampolin kecil.

ABC North Coast: Catherine Marciniak

Pelajaran berharga

Setelah pertunjukan Cirque du Coraki digelar, anak-anak diminta menulis sebuah surat mengenai apa yang mereka pelajari dari mengikuti pertunjukan sirkus tersebut.

“Saya melakukan gerakan berguling ke depan, gerakan harimau melompat [melompat lalu kemudian berguling ke arah depan dan membuat gerakan gerobak dorong [gerakan yang dilakukan dua orang, dimana salah satunya berjalan dengan menggunakan tangan ketika kakinya dipegang oleh rekannya] diatas sebuah trampoline mini,” kata Rory Welch.

“Untuk melakukan itu saya harus berlatih dan saya harus percaya pada diri sendiri.”

“Saya adalah bagian dari keluarga Acrogirl,” kata Teagan Corrigan.

“Kami harus fokus atau seseorang akan terluka, butuh banyak keberanian.”

“Saya melakukan atraksi diatas trampoline mini,” tutur Blair McElligott.

“Ini membuat saya merasa luar biasa dan gembira sekali.”

Richel Danlag tampil solo dalam atraksi akrobatik menggunakan ayunan dari kain
Setelah tiga pekan melakukan gladi resik, Richel Danlag akhirnya berhasil melakukan atraksi solonya berayun diatas gelungan kain.

ABC North Coast: Catherine Marciniak

Richel Danlag, siswa kelas 5 yang melakukan aktraksi solo di jaringan akrobatik, mengaku dia belum pernah melakukan hal seperti ini sebelumnya dalam hidupnya.

“Saya merasa sangat gugup sebelum pertunjukan, tapi ketika melakukannya, saya merasa sangat bangga dengan diri saya sendiri,” kata Richel.

Ibunya, Levy mengatakan bahwa dia merasakan perasaan berprestasi yang dirasakan para siswa, saat mereka berhasil memainkan perannya dengan baik.

“Mereka telah menyelesaikan sesuatu sebagai bagian dari sebuah tim yang lebih besar dari mereka sendiri,” katanya.

Diterjemahkan pada 7/7/2017 oleh Iffah Nur Arifah dan simak beritanya dalam Bahasa Inggris disini.