ABC

Meningkat Peminat Study S-1 ke Australia

Australia masih menjadi salah satu destinasi favorit untuk menuntut ilmu bagi pelajar Indonesia. Tidak hanya mereka yang ingin meraih gelar master atau doktoral saja, tapi juga calon pelajar jenjang S-1.

Antuasisme itu terlihat dari acara International Open Day 2016 University of Sydney (USYD) yang digelar di Hotel Le Meridien Jakarta (4/9) kemarin. Acara ini dihadiri sekitar 500-an orang pengunjung yang kebanyakan adalah pelajar dan karyawan yang berusaha mencari tahu peluang menuntut ilmu di Australia terutama di University of Sydney.

Mereka memadati berbagai booth informasi yang disediakan USYD yang menjelaskan segala sesuatu terkait dengan kampus mereka, mulai dari akomodasi, program study yang bisa dipilih, prosedur pendaftaran, beasiswa dan lain-lain.

Selain di Indonesia, USYD juga menggelar event tahunan ini di sejumlah negara lain di Asia seperti di Kuala Lumpur, Singapura, Mumbai, Delhi dan China. Ini merupakan upaya jemput bola yang dilakukan USYD untuk mempromosikan universitasnya ke pasar mahasiswa Internasional di Indonesia dan juga negara-negara tersebut.

Kaveh Ghezel
Kaveh Ghezel, Kepala Rekrutment Mahasiswa Internasional University of Sydney (kanan) melayani pengunjung yang mencari informasi seputar kuliah di Australia di University of Sydney Open Day di Jakarta (4/9).

Iffah Nur Arifah

Khavel Ghezel, Kepala Perekrutan Mahasiswa Internasional University of Sydney (USYD), mengaku senang melihat antusiasme yang amat besar dari pelajar di Indonesia mengenai universitasnya.

Menurutnya ajang promosi di Jakarta ini tidak hanya ditujukan pada calon mahasiswa master dan post graduate, tapi kini pihaknya juga berusaha menjaring mahasiswa internasional untuk jenjang S-1.

“Mahasiswa internasional di USYD sebagian besar memang lebih banyak yang mengambil kuliah di program master dan post graduate. Tapi sekarang kami melihat ada perkembangan yang besar mahasiswa internasional di jenjang S-1 atau bachelor degree.”
“Sepertinya semakin banyak orang tua yang memiliki uang dan mereka hendak sesegera mungkin mengirimkan anaknya bersekolah ke luar negeri untuk mendapat pendidikan terbaik. Dan kami memiliki banyak sekali program studi S-1 yang sudah mendapat pengakuan,” tegasnya.

Intanti dan Pruistine
Intanti berencana menyekolahkan puteri tunggalnya, Pruistine, ke luar negeri untuk mengambil gelar S-1.

Iffah Nur Arifah

Dalam event Internasional Open Day USYD kemarin memang banyak orang tua yang terlihat datang bersama anak mereka untuk mencari tahu informasi mengenai studi S-1 di USYD. Salah satunya adalah Intanti dari Jakarta yang hari itu menemani puterinya, Pruistine.
“Saya sedang mencari informasi dan perbandingan terlebih dahulu. Karena anak saya sekarang kelas 8. Jadi sedang menimbang-nimbang dahulu mau S-1 dimana nanti. Tapi pilihannya antara Australia atau UK,”
Intanti mengaku lebih condong menyekolahkan puterinya ke Australia karena alasa letak geografis yang lebih dekat.
“Karena Ia anak saya satu-satunya, jadi saya inginnya dia sekolah di tempat yang mudah saya kunjungi dan dia juga bisa sering pulang.
“Kalau Australia kan dekat dan saya ada banyak saudara disana. Kalau Inggris secara biaya lebih murah ya biaya kuliah, tapi jauh sekali.”
Sementara itu menurut Riko Kho, Country Manager (Indonesia) University of Sydney (USYD), meski terus meningkat namun peminat study jenjang S-1 masih kalah jika dibandingkan dengan peminat study jenjang S-2 atau S-3.
“Karena lulusan SMU di Indonesia tidak bisa langsung kuliah S-1 di Australia. Berbeda dengan lulusan S-1 di Indoensia yang langsung bisa mengambil study master,”
“Kecuali mereka menempuh pendidikan SMU di sekolah Internasional yang memiliki program IB atau international Baccalaureate. Jika tidak mereka harus mengikuti program Foundation selama 6 – 1 tahun,”

Pengunjung event University of Sydney Open Day di Jakarta
Peluang beasiswa belajar ke Australia merupakah salah satu informasi yang banyak dicari pengunjung.

Iffah Nur Arifah

Dan disisi lain program beasiswa untuk jenjang S-1 di Australia juga sangat sedikit dan terbatas.
“USYD memiliki beasiswa Vice-Chancellor’s International Scholarship (VCIS). Tapi peraih beasiswa ini biasanya harus memiliki nilai akademik atau prestasi yang outstanding,”
Selain itu sebagai universitas pertama di Australia dan bagian dari Group of Eight atau 8 PT top di Australia, syarat kemampuan akademik yang tinggi juga tetap berlaku bagi calon mahasiswa S-1.
University of Sydney merupakan salah satu universitas terbesar dan ternama di Australia. Berdiri sejak 1850, USYD selalu menempati urutan 50 universitas terbaik di dunia.