Menikmati Kesempatan yang Telah Diberikan Lee Kuan Yew
Mantan Perdana Menteri Singapura Lee Kuan Yew dimakamkan dalam upacara kenegaraan di Singapura hari Minggu (29/3/2015). PM pertama Singapura ini meninggal 23 Maret lalu di usia 91 tahun. Felix Choo adalah warga Singapura yang tinggal di Melbourne, Australia. Berikut kenangannya akan sosok Lee Kuan Yew, yang menjadi pendiri dan pembangun Singapura menjadi negara modern.
Besar di Singapura, saya hanya mengenal sosok Lee Kuan Yew di televisi. Seperti kebanyakan orang di generasi saya, kami telah banyak belajar mengenai mendiang Lee melalui buku-buku sejarah dan media massa.
Saya tidak pernah terlalu mengetahui bagaimana sosok Lee Kuan Yew akan berdampak pada kehidupan setiap individu, hingga 23 Maret 2015, saat Lee Kuan Yew meninggal.
Saya pikir kita semua tahu bahwa kematian itu akan datang, sesuatu yang tidak bisa dihindari dalam kehidupan. Saat hari itu, saya benar-benar menangis dan tidak bisa melewatkan laporan-laporan di media atas meninggalnya Bapak Lee Kuan Yew.
Kita telah diberi karunia. Bahkan kata 'tak ternilai' pun tampaknya tidak cukup untuk menggambarkan betapa besarnya karunia untuk bisa hidup dan kesempatan bertahan hidup.
Singapura tidak memiliki sumber daya alam, tidak ada industri, dan tidak ada kesempatan untuk bertahan hidup. Tapi pada kenyataannya, kita tidak mungkin akan mati sepenuhnya. Singapura telah menjadi tempat yang berbeda, dari sekedar kota yang ramai seperti sekarang ini.
Lihatlah apa yang kita miliki saat ini di Singapura.
Lingkungan: Kawasan Boat Quay dan Collyer Quay yang bau dan kotor, tempat saya dibesarkan kini telah berubah. Sekarang kawasan ini menjadi bersih, indah dan cantik dengan kehidupan malam dan ramai dengan sejumlah aktivitas.
Transportasi: Dulu saya butuh waktu satu jam setengah untuk sampai ke sekolah dengan bus. Sekarang perjalanan ini hanya ditempuh dalam 45 menit dengan kenyamanan yang dilengkapi AC.
Pendidikan: Kalau berjalan-jalan di Singapura, saya hampir bisa menjamin bahwa orang-orang yang bekerja memiliki gelar sarjana.
Perumahan: layout dari flat dan apartemen kami tidak lagi standar. Tapi juga dirancang bagian interiornya, direnovasi dan menakjubkan.
Keamanan: bisa saya katakan bahwa sebagian besar dari kita akan sampai di rumah dengan aman setelah keliaran malam di bar atau klab yang tersebar di pusat kota. Singapura termasuk salah satu negara dengan tingkat kejahatan yang terendah. Hampir sedikit kejehatan, tetapi tidak ada kota yang benar-benar bebas dari kejahatan, bukan?
Saya berikan pujian untuk semua kenyamanan ini, kepada kepemimpinan dan visi dari orang yang memulai semuanya, yakni Bapak Lee Kuan Yew. Ia telah berjuang, berusaha keras, dan mengubah segalanya. Ia pun membangun tim dari orang-orang yang sangat berbakat. Mereka telah memberikan kita kesempatan.
Sederhana kedengarannya, tapi ini bukanlah kesempatan biasa. Ini adalah kesempatan nyata dalam kehidupan. Sebuah kehidupan yang kita pilih. Saya memiliki kesempatan untuk hidup di Australia, karena diberi kesempatan dan kebebasan untuk memutuskan. Namun, tanpa melupakan akar dan di mana saya berasal.
Saya sangat senang dengan pujian yang diberikan George Yeo kepada Bapak Lee. Dia mengatakan: "Untuk kontribusi Lee Kuan Yew yang paling penting ke Singapura, 'lihatlah di sekitar Anda'." George mengutip apa yang didapatkan dari monumen Sir Christoper Wren di Katedral St. Paul, kota London, Inggris.
"Lihatlah di sekitar Anda". Bagi mereka yang tinggal di Singapura, mudah untuk melihatnya. Gedung-gedung pencakar langit yang megah mewakili perubahan besar Singapura. Bayangkan saja, dulunya adalah sebuah pulau kecil, bahkan lebih kecil dari Philip Island di Victoria, Australia, tapi kini jadi salah satu pusat keuangan utama di dunia.
Untuk kami, yang sekarang tinggal jauh dari Singapura, mungkin sedikit lebih sulit untuk melihatnya. Tapi saya meminta Anda untuk melihat kembali masa lalu. Ketika Anda memutuskan untuk meninggalkan Singapura demi mencari kehidupan yang lebih baik, apakah Anda membuat keputusan yang tepat? Apakah ada yang mengancam hingga bisa membahayakan tubuh Anda?
Saya rasa Anda membuat keputusan tersebut sesuai kehendak sendiri. Terlepas dari apa yang menyebabkan Anda membuat keputusan untuk meninggalkan Singapura, tapi tak satu pun dari kita berada dalam situasi berbahaya.
Masing-masing dari kita memiliki pendidikan. Sebagian besar dari kita memiliki gelar dari universitas, sehingga kita harus bisa menimbang-nimbang antara pro dan kontra, kebutuhan dan keinginan, dalam membuat keputusan tersebut.
Saya juga bisa katakan bahwa semua dari kita, datang langsung dari Singapura ke Australia tanpa harus menghabiskan waktu di salah satu pusat penahanan imigrasi.
Sekarang, "Lihatlah sekeliling Anda". Nikmati pemandangan.
Inilah kesempatan yang tadi saya sebutkan sebelumnya. Kesempatan untuk memilih, di mana Anda ingin berada. Peluang yang sudah ada, kesempatan yang bisa kita dambakan berkat tekad dan dedikasi Lee Kuan Yew.
Terima kasih Lee Kuan Yew. Semoga Anda bisa beristirahat dengan damai, apalagi Anda telah meletakkan landasan yang kuat bagi generasi mendatang depan, baik warga Singapura yang sedang berada di tanah airnya ataupun di luar negeri.
Di Melbourne sendiri, ada empat komunitas Singapura yang memfasilitasi dan mengorganisir kegiatan untuk mempromosikan persahabatan Australia dan Singapura. Diantaranya: Singaporeans of Victoria, the Australian Malay Foundation, The Merlion Club and Melbourne SG Kampong.
*Pendapat ini adalah tulisan pribadi Felix Choo. Felix telah tinggal di Melbourne sejak tahun 2004. Lahir pada tahun 1976, ia dibesarkan di Singapura sebelum akhirnya memutuskan tinggal di Melbourne. Ia adalah fasilitator komunitas Singapura di Melbourne melalui grup di Facebook, Melbourne SG Kampong. Kelompok ini membantu komunitas Singapura untuk saling berhubungan, mendukung, dan memberikan saran satu sama lain.