ABC

Mengunjungi Avoid Island, Tempat Penyu Bertelur di Queensland Utara

Sekitar 7.000 telur penyu punggung rata akan segera diletakkan di satu-satunya kawasan penangkaran penyu di Australia. Tetapi hanya sekitar tujuh tukik saja yang diharapkan akan mampu bertahan hidup sampai dewasa.

Para peneliti di Avoid Island, yang terletak di Mackay, Queensland Utara, melacak jejak spesies yang rentan ini untuk menentukan bagaimana pembangunan pesisir mempengaruhi populasi satwa yang satu ini.

Selama lima tahun terakhir, pakar biologi kelautan, Nancy Fitzsimmons rutin mengunjungi pulau ini untuk mempelajari kura-kura tersebut.

“Kami memberikan tanda pengenal (tag) pada kura-kura ini. Mengukurnya, melihat jumlah telurnya dan kemudian memonitor sarang mereka sepanjang musim sehingga kita bisa melihat tingkat keberhasilan penetasan telur di sarangnya,” paparnya.

“Kami tidak memiliki data jangka panjang apapun mengenai populasi kura-kura punggung rata,” tambah Nancy. “Jadi ini upaya selama 10 tahun mendapatkan data yang bagus mengenai mahluk ini dalam melihat bagaimana populasinya berkembang, apakah stabil atau tidak.”

“Salah satu dari proyek yang kita akan lakukan tahun ini adalah bisa memasang tanda pengenal satelit pada kura-kura ini sehingga kita bisa melihat kemana mereka sebenarnya berkelana dari waktu ke waktu diantara waktu mereka meletakan telur-telurnya,” katanya.

“Begitu kita bisa mengetahuinya kita akan mampu melihat resiko semacam apa yang mereka hadapi, apakah dari tabrakan dengan kapal atau perikanan atau polutan atau perubahan habitat.” jelasnya.

Bebas predator

Kelompok non profit dari Queensland Trust for Nature (QTFN) membeli pulau seluas 83 hektar ini pada tahun 2006 dan sejak saat itu, pulau ini tertutup bagi publik.

Juru bicara organisasi ini, Felicity Shapland mengatakan Pulau Avoid merupakan habitat ideal bgai kura-kura punggung rata.

“Avoid Island sangat unik dan istimewa karena ini merupakan satu-satunya tempat dimana kawasan ini bebas dari predator dan bebas dari dampak manusia,” ungkapnya.

“Di sini tidak ada hewan pemangsa, tidak ada serigala, babi atau anjing yang memangsa telur kura-kura yang menetas maupun telur-telur mereka,” katanya.

“Polusi sangat ringan dan pada dasarnya polusi disini nol, sehingga tukik dapat langsung menuju ke laut setelah mereka menetas, yang membuat mereka memiliki cadangan energy yang cukup untuk melakukan perjalanan berikutnya di masa depan karena perjalanan mereka cukup sulit,” ujarnya.

Kura-kura punggung rata di Avoid Island
Peneliti mengikuti jejak kura kura di pantai untuk menemukan sarangnya.

ABC News: Ellie Sibson

Musim bertelur dimulai pada bulan November dan pada saat ini setiap tahun sekitar 70 ekor kura-kura punggung rata meletakan sekitar 7.000 telur di Pulau Avoid ini.

Tukik pertama yang menetas akan keluar bulan depan, tapi diperkirakan hanya 1 dari 1.000 tukik yang mampu mencapai masa dewasa.

Para peneliti dan relawan menyisir pantai untuk menyingkirkan sampah dan rumput liar dari gundukan pasir sehingga kura-kura ini dapat bersarang dengan mudah.

General Manager QTFN, Nerida Bradley mengatakan dia ingin sekali dibangun stasiun penelitian permanen di Avoid Island.

“Memiliki fasilitas permanen di lokasi terpencil semacam ini membutuhkan banyak upaya dan merupakan pekerjaan yang cukup mahal,” katanya.

“Seiring dengan pengembangan yang mencapai habitatnya, begitu juga dengan dampak perubahan iklim di lautan, keberadaan tempat-tempat seperti Pulau Avoid ini amat penting untuk dirawat oleh organisasi seperti QTFN yang benar-benar memiliki konservasi spesies di garis depan pikiran mereka.”

QTFN bermitra dengan universitas, sekolah dan organisasi relawan untuk berbagai macam program penelitian dan pendidikan.

Avoid Island
Avoid Island adalah lingkungan yang masih murni tanpa hewan liar yang akan memakan telur penyu.

ABC News: Ellie Sibson

Diterjemahkan pukul 21:00 WIb, 14/11/2016, oleh Iffah Nur Arifah dari artikel Bahasa Inggris di sini.