ABC

Mengenal Keragaman Australia Lewat Film

Salah satu cara terbaik untuk mengenal keragaman hidup dan budaya Australia adalah menyaksikannya lewat film.

Namun dengan begitu banyak film yang sudah pernah dibuat, mungkin susah bagi kita untuk memulai dari mana.

Manajer pembelian di OzFlix, Fred Levit adalah pendukung kuat perfilman Australia dan sekarang timnya membangun platform yang hanya akan mempertunjukkan film-film buatan Australia.

Inilah beberapa pilihannya untuk membawa kita ke sejarah kehidupan di Australia lewat film.

Jedda – 1955, Sutradara Charles Chauvel

A young Rosalie Kunoth-Monks in the 1955 film 'Jedda', the first Australian film shot in colour.
Artis Rosalie Kunoth-Monks di film 'Jedda', yang dibuat di tahun 1975 film Australia pertama yang berwarna.

Supplied

Jedd adalah seorang remaja putri aborijin yang tinggal di daerah pedalaman di Northern Territory.

Film ini menceritakan bagaimana gadis ini terperangkap dalam kehidupan dua budaya – asal muasal Jedda sebagai aborijin, dan budaya Eropa yang berasal dari keluarga angkat yang harus dijalani oleh Jedda.

Film ini sangat mewakili jamannya, namun bila ditonton dalam konteks sekarang, ada berbagai ucapan, istilah dan sikap terhadap warga aborigin sudah tidak dianut lagi dan terasa aneh, dan tidak enak ditonton.

Namun secara keseluruhan film ini masih berharga untuk ditonton.

Skip YouTube Video

FireFox NVDA users – To access the following content, press ‘M’ to enter the iFrame.

YOUTUBE: Jedda Trailer indonesian

Trailer for Jedda Source: YouTube

Walkabout – 1971, Sutradara Nicolas Roeg

Dua kakak beradik terdampar di pedalaman (outback) Australia setelah ayah mereka melakukan bunuh diri dan membuat mereka harus menyelamatkan diri sendiri. Mereka diselamatkan oleh seorang bocah aborijin yang sedang melakukan ‘walkabout’

(kebiasaan yang dilakukan di kalangan aborijin bagi seorang anak meninggalkan pemukiman warga dan hidup sendirian di semak-semak).

Walau mereka sama sekali tidak bisa berkomunikasi dengan kata-kata, ketiganya kemudian membentuk persahabatan, dan berusaha kembali ke ‘peradaban’.

Film ini dibintangi oleh David Gulpilil untuk pertama kalinya, bersama dengan Jenny Agutter yang kemudian membintangi film-film sukses di dunia seperti The Avengers and Captain America: The Winter Soldier.

Skip YouTube Video

FireFox NVDA users – To access the following content, press ‘M’ to enter the iFrame.

YOUTUBE: walkabout indonesian

Trailer Walkabout Source: YouTube

Picnic at Hanging Rock – 1975, Directed by Peter Weir

Berdasarkan novel Joan Lindsay, Picnic at Hanging Rock bercerita mengenani sekelompok remaja putri yang hilang misterius ketika mereka melakukan perjalanan ke luar dari sekolah swasta mereka selama sehari pas hari Valentine, 14 Februari.

Film ini bercerita di awal tahun 1990-an, dan dipuji karena gambarnya yang unik, suasana yang penuh misteri dan akhir cerita yang mengejutkan.

Karena Hanging Rock adalah tempat yang benar ada, (sekitar satu jam perjalanan dari Melbourne) beberapa penonton menduga bahwa film yang merupakan hasil rekaan ini didasarkan pada kisah nyata.

Sutradaranya Peter Weir kemudian membuat beberapa film terkenal di Hollywood seperti Dead Poets Society, The Truman Show dan Master and Commander.

Skip YouTube Video

FireFox NVDA users – To access the following content, press ‘M’ to enter the iFrame.

YOUTUBE: hangingrock indonesian

Trailer Picnic at Hanging Rock Source: YouTube

Sunday Too Far Away – 1975, Sutradara Ken Hannam

Jack Thompson memerankan seorang pencukur bulu domba yang menggerakkan teman-temannya untuk mendapatkan kondisi kerja yang lebih baik melawan pemilik lahan yang kaya.

Drama yang didasarkan pada cerita pencukur domba mungkin bukan film yang akan sukses besar, namun film ini menampilkan berbagai karakter dan menceritakan kehidupan para pekerja kasar di Australia di tahun 1950-an.

Film ini juga menampilkan gambar-gambar yang bagus, dari kehidupan di pedalaman Australia, kita bisa merasakan betapa panasnya, debu atau lalat yang beterbangan mengerebungi hanya dengan melihat film ini.

A stillframe from Sunday Too Far Away
Jack Thompson di film Sunday Too Far Away

National Film and Sound Archive

Storm Boy – 1976, Sutradara Henri Safran

Ada perkataan yang mengatakan jangan melakukan sesuatu dengan anak-anak atau binatang, karena sulit dilakukan. Namun film ini memadukan keduanya, khususnya seorang bocah laki-laki kesepian dan kedekatannya dengan seekor bayi pelican, yang dipeliharanya hingga dewasa, setelah pemburu menembak mati induknya.

Lokasi film ini adalah pantai terpencil di Australia Selatan, dan film ini sangat populer bagi orang dewasa dan anak-anak, yang suka dengan tema soal keterpencilan, alam, dan tekanan untuk mengikuti kebiasaan.

Film ini menggunakan tiga ‘aktor’ pelican, yang dilatih selama setahun agar bisa tampil di depan kamera. Film ini juga dibintangi oleh aktor aborijin David Gulpilil di film keduanya.

Skip YouTube Video

FireFox NVDA users – To access the following content, press ‘M’ to enter the iFrame.

YOUTUBE: stormboy indonesian

Trailer for Storm Boy Source: YouTube

Chant of Jimmie Blacksmith – 1978, Sutradara Fred Schepisi

Berdasarkan cerita nyata mengenai Jimmy Governor, film ini bercerita mengenai seorang warga aborijin Australia – yang karena diperlakukan buruk – melakukan pembunuhan dan kemudian dia dikejar di kawasan semak=semak yang sulit medannya.

The Chant of Jimmie Blacksmith juga didasarkan pada sebuah novel yang ditulis oleh Thomas Keneally.

Film ini mengejutkan pada waktu itu karena penuh berisi kekerasan dan tindakan rasis di saat-saat awal kehadiran warga Eropa di Australia, dan juga mendapat pujian karena film Australia pertama yang diterima di Festival Film Cannes di tahun 1978.

Skip YouTube Video

FireFox NVDA users – To access the following content, press ‘M’ to enter the iFrame.

YOUTUBE: chant of indonesian

Trailer Chant of Jimmie Blacksmith Source: YouTube

My Brilliant Career – 1979, Sutradara Gillian Armstrong

Didasarkan pada novel oleh pengarang Australia Stella Maria Sarah Miles Franklin, My Brilliant Career adalah cerita mengenai Sybylla, seorang wanita muda yang memiliki kemauan keras yang tidak memilih berkarir sebagai seorang penulis dan bukannya mengikuti alur tradisional dengan berumah tangga, hal yang masih merupakan hal yang aneh saat itu.

Meskipun tidak tertarik dengan percintaan, Sybylla segera mendapat banyak perhatian dari para pria, yang berusaha menggiringnya ke jenjang pernikahan. Dia berjuang untuk melawan keharusan untuk mengikuti tradisi dan mengikuti apa yang seharusnya dilakukan oleh para wanita di awal abad 20.

Film ini mendapatkan nominasi Oskar, dan My Brilliant Career cocok bagi anda yang juga suka dengan film klasik dari Inggris seperti Pride and Prejudice atau Jane Eyre.

Skip YouTube Video

FireFox NVDA users – To access the following content, press ‘M’ to enter the iFrame.

YOUTUBE: my brriliant indonesian

The trailer for My Brilliant Career Source: YouTube

Breaker Morant – 1980, Sutradara Bruce Beresford

Berlatar belakang Perang Boer di Afrika Selatan, film ini menceritakan kehidupan sebenarnya letnan asal Australia Harry ‘Breaker’ Morant yang dihadapkan ke mahkamah militer karena menembak tahanan perang, atas perintah atasannya.
Film ini menggabungkan suasana perang dengan drama di ruang pengadilan, yang menggambarkan ketegangan antara militer Inggris dan Australia.

Sutradara Bruce Beresford kemudian membuat film yang mendapatkan hadiah Oskar seperti Driving Miss Daisy dan Mao’s Last Dancer.

Skip YouTube Video

FireFox NVDA users – To access the following content, press ‘M’ to enter the iFrame.

YOUTUBE: breaker indonesian

Trailer Breaker Morant Source: YouTube

Gallipoli – 1981, Sutradara Peter Weir

Beberapa pelari muda yang bermimpi untuk menjadi juara Olimpiade harus bersabar, setelah dia harus membela Australia di Perang Dunia 1.

Setelah menjalani pelatihan dan membentuk persahabatan sesama mereka, realitas sepenuhnya dari perang tampak nyata ketika dia dikirim ke Semenanjung Gallipoli untuk melawan Tentara Turki.

Ini adalah sebuah film bagus yang disutradarai oleh Peter Weir, dimana dalam film Gallipoli ini Mel Gibson (yang kemudian menjadi bintang terkenal Hollywood) memerankan salah seorang pelari muda di film tersebut bernama Frank Dunne.

Skip YouTube Video

FireFox NVDA users – To access the following content, press ‘M’ to enter the iFrame.

YOUTUBE: Galipoli Indonesian

Trailer Gallipoli Source: YouTube

Muriel’s Wedding – 1994, Sutradara P.J Hogan

Muriel menjalani kehidupan yang membosankan di sebuah kota tepi pantai di Australia, tidak disukai oleh keluarga dan sulit mendapatkan teman.

Dia menghabiskan waktu dengan mendengarkan lagu-lagu ABBA, dan bermimpi menikah, meskipun ‘wajahnya jelek.”

Muriel diperankan oleh Toni Collette yang kemudian menjadi bintang televisi di Amerika Serikat dalam film seperti The Sixth Sense dan Little Miss Sunshine.

Muriel’s Wedding menjadi film populer di luar negeri dan memunculkan istilah yang sampai hari ini masih bisa digunakan – “You’re terrible Muriel.”

Skip YouTube Video

FireFox NVDA users – To access the following content, press ‘M’ to enter the iFrame.

YOUTUBE: Muriels indonesian

Trailer Muriel’s Wedding Source: YouTube