ABC

Mengemudi Mobil di Bawah 17 Tahun Tidak Aman

ekRemaja yang baru berusia 17 tahun masih belum matang ketika mengemudi tanpa pengawasan, dan usia resmi untuk mendapatkan SIM sebaiknya tidak diturunkan. Demikian dengar pendapat yang berlangsung di Parlemen negara bagian Victoria di Australia.

Parlemen sedang melakukan pengkajian apakah usia untuk bisa mendapatkan SIM percobaan di Victoria harus diturunkan dari usia 18 tahun menjadi 17.

Tiga siswa dari Sekolah Menengah East Doncaster Secondary College, yang sedang melakukan magang di Sekolah Kejuruan Victorian Certificate of Applied Learning (VCAL) memberikan pendapat mereka di parlemen.

Ketiganya sekarang magang untuk menjadi tukang bangunan dan kegiatan kejuruan lainnya.

Boleh mengemudi dan membawa mobil sendiri dipandang penting bagi murid sekolah yang hendak bekerja sebagai tukang, karena akan memudahkan mereka bergerak sendiri.

Dimitri, Dean dan Joshua mengataka kepada anggota parlemen bahwa mereka tidak mendukung penurunan usia dengan alasan keamanan.

“Saya merasa ini akan menambah barisan pengemudi baru yang akan mempengaruhi keamanan di jalan raya.” kata Dimitri.

Dean mengatakan dia juga menetang perubahan peraturan, meski dia mengatakan teman-temannya mungkin akan berpendapat lain.

“Pendapat mereka adalah bahwa mereka bukan sedang ikut magang, sehingga bila mereka tidak bisa mengendarai, akan sulit bagi mereka untuk bisa magang.” katanya.

“Dan juga akan membuat mereka lebih susah untuk pergi ke tempat kerja.”

“Tetapi saya merasa bahwa kematangan merupakan faktor kunci dalam masalah ini, karena saya merasa remaja berusia 17 tahun tidak seharusnya mengendarai dan menguasai kendaraan sendiri.”

Salah seorang guru Craig Carpenter mengatakan tiga murid yang memberikan pendapat di parlemen memiliki pandangan yang ‘unik’ sementara yang lainnya mengatakan tidak memiliki SIM akan membuat para murid sulit mendapatkan kesempatan magang.

“Ini sangat memusingkan mereka.” katanya.

“Banyak murid yang kehilangan kesempatan magang, karena bos mereka akhirnya tidak mau lagi menjemput dan mengantar mereka pulang setiap kali mereka datang.”

Tiga pelajar ini juga mengakui bahwa remaja yang tinggal di pinggiran kota maupun jauh dari kota besar mengalami kesulitan lebih besar.

Mereka mengatakan kepada parlemen, bilapun usia resmi boleh mengemudi diubah, sebaiknya hanya diperuntukkan bagi mereka yang tidak bisa menggunakan transport umum.

TAC mengatakan menurunkan usia mengemudi akan menyebabkan lebih banyak kematian

Komisi Kecelakaan Transportasi (The Transport Accident Commission (TAC) mengatakan kepada parlemen bahwa mereka tidak akan merekomendasikan penurunan usia mengemudi.

TAC memberikan statistik dimana diperkirakan bahwa akan ada tambahan 10 orang yang meninggal setiap tahun di Victoria bila perubahan usia mengemudi dilakukan.

Mereka mengatakan selain itu akan ada tambahan 241 mengalami kecelakaan serius, dan 714 mengalami luka kecil setiap tahun.

Elizabeth Waller dari TAC mengataakn pengemudi baru sangat beresiko mengalami kecelakaan di tahun pertama mereka berada di jalan.

“Selain dampak sosial, personal, dan emosional, ada juga biaya keuangan yang besar karenanya.” kata Waller.

“Jadi bagi TAC biaya tambahan untuk membayar asuransi dan yang lainnya adalah $ 10 juta (sekitar Rp 100 miliar). Ini biaya yang besar bagi komunitas untuk ditanggung.”

TAC sudah melakukan survei terhadap 400 orang untuk menanyai pendapat mereka mengenai penurunan usia mengemudi.

Dari survei itu, 72 persen setuju bahwa usia itu tetap 18 tahun, 16 persen mengatakan 18 tahun terlalu tua dan 11 persen mengatakan 18 tahun terlalu muda.

TAC mengatakan diantara responden yang berusia 18-25 tahun, 82 persen menghendaki tidak adanya perubahan peraturan.

Diterjemahkan pukul 14:16 AEST 25/8/2016 oleh Sastra Wijaya.

Simak beritanya dalam bahasa Inggris di sini