ABC

Mengemis Didenda, Perburuk Kondisi Tunawisma di Melbourne

Kebijakan Pemerintah Kota Melbourne, Australia,  yang mengenakan denda bagi pengemis, semakin memperburuk kondisi hidup kalangan tuna wisma di kota itu.

Demikian dikemukakan Youth Projects, sebuah organisasi yang peduli nasib tunawisma di Melbourne. Menurut mereka, semakin banyak laporan dari para kliennya yang didenda karena mengemis. Sebagian menyatakan, uang mereka diambil oleh polisi sebagai "hasil kejahatan" dan dimasukkan ke kotak amal.

Mengemis dikategorikan sebagai perbuatan ilegal di Negara Bagian Victoria dan dapat didenda lebih dari 100 dolar, menyebabkan proses hukum berkepanjangan dan mengakibatkan utang yang besar.

Kepala klinik tunawisma Youth Projects, Melanie Raymond, mengatakan, kendati sudah banyak seruan agar mengemis tidak dinyatakan ilegal, namun polisi terus mengenakan denda.

Raymond mengatakan, peningkatan 40 persen jumlah tunawisma di kawasan pusat kota selama setahun terakhir mengakibatkan semakin banyak orang yang mengemis.

Seorang wanita tunawisma yang tidak mau disebutkan namanya mengatakan kepada ABC, ia sering dimarahi polisi karena meminta-minta uang.

Seorang lainnya, pria berusia 30-an, yang mengemis di Princes Bridge, mengatakan, ia mengandalkan hasil mengemis sebagai tambahan pemasukan selain tunjangan dari pemerintah.

Ia mengatakan, polisi mendendanya dan mengambil uang hasil mengemis, tapi ia tetap mengemis.

Para pengemis dapat mengumpulkan antara 40 dan 200 dolar sehari, menurut Youth Projects.

Seorang klien yang dijuluki “Chaos”, mengatakan, mengemis merupakan kebutuhan selama ia menjadi tunawisma selama 20 tahun.

Ia memelihara seekor anjing karena orang cenderung memberinya uang kalau ada anjing. Ia mengakui, uangnya digunakan untuk membeli narkoba.

Kata Chaos, ia sering didenda dan polisi sering mengambil uangnya hasil mengemis – kadang memaksanya memasukkannya ke kotak amal.

"Pada Malam Natal saya punya 40 dolar dan polisi menyuruh saya memasukkan semuanya ke kotak amal gereja," katanya.

"Beberapa kali saya harus ke pengadilan gara-gara mengemis dan didenda 100 dolar, kemudian saya terpaksa mengemis untuk membayarnya."

Melanie Raymond dari Youth Projects mengatakan, para tunawisma sendiri menganggap mengemis itu memalukan, tapi seringkali itu adalah satu-satunya cara untuk bertahan.

Jurubicara Kepolisian Victoria mengatakan, polisi secara berkala melancarkan operasi terhadap "para pengemis yang agresif dan profesional", tapi mereka tidak menyita uang hasil mengemis.

Dikatakan, pengemis dapat menghindari denda kalau mereka ikut program dari badan amal Bala Keselamatan untuk membantu mereka menata kembali hidup mereka.