ABC

Mengapa Ada Orang Yang Tertarik Berwisata Ke Makam?

Apakah Anda suka mengunjungi kuburan saat Anda sedang berlibur? Jika demikian, ada sebuah kata yang tepat untuk menggambarkan hobi anda itu: “taphofilia”, kecintaan terhadap kuburan dan ritual kematian.

Taphofil, yang juga dikenal sebagai “pecinta kuburan”, adalah orang-orang yang mengamati tulisan batu nisan, batu nisan serta sejarah hidup orang yang telah meninggal -seringkali, mereka yang semasa hidupnya terkenal.

Tapi apa sebenarnya daya tarik mengunjungi sebuah situs yang secara intrinsik terkait dengan kesedihan dan kehilangan?

Kami meminta tiga pakar pemakaman untuk menjelaskannya.

Tentang sejarah

Celestina Sagazio, yang mengakui dirinya adalah seorang taphofil, telah mengukir karir di pemakaman, dan sekarang bekerja sebagai sejarawan di Yayasan Pemakaman Metropolitan Selatan Melbourne (Southern Metropolitan Cemeteries Trust).

Awalnya, ia mengungkapkan, dirinya sangat takut pada orang meninggal.

“[Tapi] semakin saya belajar pemakaman, semakin saya menyadari ini semua tentang sejarah dan cerita yang menakjubkan,” katanya.

Dr Sagazio percaya, pemakaman memberi Anda wawasan tentang cara orang hidup di sepanjang sejarah.

“Ini mencakup semua kelas manusia, baik kaya maupun miskin, menonjol dan tidak menonjol,” sebutnya.

Pemakaman Merry di Romania
Pemakaman Merry di Romania terkenal akan batu nisan yang diukir tangan, dihiasi dengan cerita lucu tentang kematian sang penghuni makam.

Getty Images: Jean-Philippe Tournut

Ia mengaku, bisa lebih mudah mencari informasi tentang orang kaya -sementara Anda harus menggali lebih dalam untuk mencari tahu informasi tentang mereka yang tergolong kelas pekerja.

Salah satu tempat favoritnya adalah pemakaman Rumania yang penuh dengan monumen kayu biru yang menceritakan sejumlah pekerjaan seperti di sektor pertanian dan pemintalan benang.

“Pemakaman Merry di Rumania mencakup orang-orang biasa,” kata Dr Sagazio.

“Ini tak selalu tentang orang kaya dan terkenal serta Anglo Saxon – Anda perlu melihat berbagai pemakaman dan bahkan taman peringatan modern.”

Bisa dijadikan pertunjukan sejarah seni

Loren Rhoads yang berbasis di San Francisco, yang baru saja menyelesaikan buku berjudul ‘199 Pemakaman Yang Wajib Dikunjungi Sebelum Mati’, tertarik pada pemakaman karena alasan yang berbeda -yakni seni.

Tapi seperti Dr Sagazio, obsesinya terhadap pemakaman hampir tak terduga.

“Saya tak sengaja berada di London selama Perang Teluk pertama dan saya membeli sebuah buku berisi foto kuburan di stasiun Victoria,” kenangnya.

Setelah melihat foto Makam Highgate, ia berkata: “Kami putuskan: ‘Itu terlihat bagus, kita harus melihatnya’.”’

“Itu benar-benar hebat, dan saya ketagihan -saya harus mengunjungi tempat ini kemanapun kami pergi.”

“Anda bisa menemukan beberapa karya seni yang paling luar biasa -dan bahkan satu-satunya -di kuburan, dan bisa dilihat siapa saja.”

Kunjungan ke Pemakaman Highgate di London adalah awal dari kegemaran Loren Rhoads berwisata ke makam.
Kunjungan ke Pemakaman Highgate di London adalah awal dari kegemaran Loren Rhoads berwisata ke makam.

Getty Images: Andrea Pucci

Rhoads mengatakan, Pemakaman Vysehrad di Praha (Ceko) adalah salah satu favoritnya, karena menampilkan sejarah seni Praha.

“Itu penuh dengan seni kubus, art deco -semua pergerakan seni yang berbeda yang berkiprah di Praha ditampilkan di kuburan,” sebutnya.

Punya taman bagus

Pecinta makam perang dan penulis Garrie Hutchinson tak hanya tertarik pada cerita pribadi, tapi juga kebun yang rapi.

“Pertama kali saya pergi ke makam adalah di Gallipoli (Turki) sudah lama sekali,” kata Hutchinson.

“Saya dikejutkan oleh cerita-cerita yang ada di pemakaman … untuk Australia, ada 100.002 cerita yang melekat pada pemakaman militer.”

Turis berjalan melewati nisan di Taman Nasional Semenanjung Galipoli.
Turis berjalan melewati nisan di Taman Nasional Semenanjung Galipoli.

Getty Images: Andrew Peacock

Ia menggambarkan Komisi Pemakaman Perang -organisasi antar pemerintah yang dibentuk untuk memelihara kuburan tentara Australia dari dua perang dunia -sebagai “organisasi berkebun yang mungkin terbesar di dunia”.

“Ke mana pun Anda pergi, ke Afrika Utara atau Papua Nugini atau Perancis, mereka dipelihara dengan indah,” katanya.

“Ada beberapa generasi tukang kebun yang merawat mereka.”

Diterjemahkan pukul 10:15 AEST 7/7/2017 oleh Nurina Savitri dan simak artikelnya dalam bahasa Inggris di sini.