ABC

Mengandung Racun, Produksi Tiram Dihentikan

Dua penangkar tiram di pantai timur Tasmania telah menghentikan produksi mereka setelah adanya penemuan racun kerang di wilayah tersebut.

Penangkar tiram menghentikan produksi setelah racun terdeteksi di wilayah dekat kota Hobart.
Masyarakat sekitar telah diperingatkan untuk tidak mengkonsumsi kerang liar dari teluk ‘Great Oyster’ di pantai timur dan dari teluk ‘Norfolk’ di bagian selatan Tasmania.

Racun itu juga terdeteksi dalam level yang masih diizinkan, di wilayah ‘Greater Swanport’.

Dinas Kesehatan setempat menemukan adanya racun yang mematikan tersebut pada saat melakukan uji coba berkala.

Manajer Kesehatan Lingkungan negara bagian Tasmania, Stuart Heggie, mengatakan, belum ada produk tiram komersial terdampak yang dijual ke pasar Tasmania.

“Ada dua penangkar yang tidak akan bisa memanen di wilayah teluk ‘Great Oyster’ sampai level racun itu kembali turun drastis,” ungkap Stuart.

Dampak terhadap industri kerang belum diketahui

Neil Stump dari Dewan Industri Makanan Laut mengatakan, terlalu dini untuk mengetahui dampak penemuan racun tersebut terhadap industri.

“Pada tahap ini, levelnya masih terlokalisir dan secara spesifik hanya akan berdampak pada para penangkar di wilayah teluk ‘Great Oyster’,” terangnya.

Pihak berwenang setempat menjelaskan, para penangkar yang terpaksa menutup bisnisnya berpotensi mengalami kerugian.

“Mereka harus menghentikan produksi dan tak bisa menjual produk apapun makanya itu akan berdampak pada mereka secara langsung,” jelas Neil.

Ia menambahkan, belum ada laporan mengenai warga sekitar yang telah mengkonsumsi tiram atau Kerang terkontaminasi.

“Mereka masih bisa melakukan panen dan menjualnya ke pasar, namun sebagian besar dari penangkar melakukan pendekatan yang sangat hati-hati terhadap langkah mereka ke depam,” lanjutnya.

Racun yang ditemukan itu berasal dari jenis organisme laut yang sama, yang menyebabkan penarikan global kerang pantai timur Tasmania senilai 23 juta dolar, pada dua tahun lalu.

Peringatan tersebut datang pada saat musim ‘scallop’ dan warga diperingatkan untuk tidak mengkonsumsi kerang liar dari wilayang yang terpengaruh.