ABC

Meneguk Secangkir Kehangatan Kafe Tertua di Melbourne

Suasana vintage kental dalam Pellegrini's Espresso Bar, kafe tertua di Melbourne. Selain desain kafenya yang dipertahankan bentuknya sejak tahun 1954, kehangatan pemiliknya, Sisto Malaspina dan Nino Pangrazio, seakan tak lekang waktu.

Kedua pria bersahabat yang sudah menjadi rekan bisnis sejak lama, Sisto Malaspina (70) dan Nino Pangrazio (77), memang sangat akrab dengan konsumennya. Kehangatan itu telah dikenal warga Melbourne sejak dahulu.

Itulah ciri khas yang bisa dirasakan setiap pengunjung ke kafe ini, yang nyaris tak berubah. Begitu juga cita rasa kopinya, dinyatakan tak ada yang berubah sejak tahun 1950-an lalu.

"61 Tahun, kami tidak mengubah cita rasa kopinya. Kenapa harus berubah? Saya berubah, Anda berubah, tapi kafe ini, kenapa harus berubah?" kata Sisto yang menyambut jurnalis Indonesia atas undangan Australia Plus ABC International pada September 2015 lalu.

Kafe ini terletak nyaris di ujung Jalan Bourke Street, hanya sepelemparan batu dari Gedung Parlemen Victoria di ujung yang membentuk pertigaan Bourke Street dan Spring Street.

Pellegrini's Espresso Bar sudah menjadi ikon Kota Melbourne dengan sajian kopi dan makanan Italia.
Pellegrini’s Espresso Bar sudah menjadi ikon Kota Melbourne dengan sajian kopi dan makanan Italia.

 

Begitu masuk dari pintu, sudah terasa interiornya yang vintage, lantai kotak-kotak putih-hitam bak papan catur, di sebelah kiri ada kaca-kaca persegi panjang yang tertempel di dinding bercat krem yang dilapisi marmer, di bawah kaca ada kertas-kertas seukuran A4 yang dilaminating dengan kata-kata puitis sederhana seperti "Grey Melbourne skies, all my doodles growing into flowers".

Ruangan kafe dibelah oleh kursi bar tinggi yang ditancapkan di lantai dengan bantalan kursi bundar berbalut kulit berwarna cokelat marun, berjajar di samping meja kayu yang dipasang menghadap dinding dan yang menghadap ke dapur tempat barista membuat kopi.

Poster-poster vintage dan barang-barang memorabilia pemilik hingga foto dan tanda tangan para pesohor menghiasi dinding dan rak-rak kayu di bagian dapur kering.

"Semuanya datang ke sini, presiden, orang terkenal, orang yang yang tak begitu terkenal, dan nyaris semua PM Australia. Bagi kami PM bukannya tak tersentuh dan dikelilingi pengawal. Di Australia berbeda, pemimpin di sini bisa dikelilingi ribuan orang," celoteh Sisto.

Satu yang pasti, bau kopi yang sedap menguar memenuhi ruangan. Mesin seduh kopi, yang menurut Sisto sudah cukup tua itu, seperti tak henti-henti bekerja. Bunyi cesss.. cess.. cess.. beradu dengan bunyi denting gelas.

"Mesin pembuat kopi ini sudah lama. Sudah sekitar 20 tahun, bisa bertahan lama karena kami memperlakukannya dengan respek yang besar. Pasangan saya cemburu sama mesin ini, karena saya menghabiskan lebih banyak waktu di sini," imbuh Sisto sambil terbahak.

Sisto Malaspina di depan kafenya.
Sisto Malaspina di depan kafenya.

 

Tak lama, rekan Sisto, Nino Pangrazio datang. Mereka pun berangkulan dan bercerita dengan sangat hangat di depan pengunjung yang duduk di meja bar depan mereka.

"Anda lihat, partner saya, kami, sangat klasik melakukan apa yang kami lakukan bertahun-tahun," timpal Nino sambil merangkul Sisto.

Menu kopi di situ memang klasik, espresso, capuccino, macchiato dan sebagainya. Selain kopi, mereka juga menyediakan cake yang ditempatkan di lemari kaca berpendingin. Cake itu seperti cheese cake, fruit pie dan blueberry pie.

Nino bahkan mengatakan dirinya membuat blueberry pie sendiri dari dulu. Selain itu dia juga memasak pasta. Kafe ini juga menyediakan pasta, bahkan disebut-sebut salah satu yang terenak di Melbourne.

Menu pasta memang terpasang di panel kayu berwarna cokelat yang terletak di tengah-tengah kafe. Ada spaghetti, lasagna, pizza, risotto, ragatoni dan sebagainya. Nino mengajak kami ke bagian warung pasta yang tersekat tembok dengan kafe. Ada panci-panci dan kuah pasta di atas kompor yang baunya sedap.

Kafe ini dibeli oleh Sisto dan Nino sejak tahun 1974. Mereka membelinya dari keluarga Pellegrini setelah usia kafe itu berusia 20 tahun, dan kini mereka mengelolanya sudah 40 tahun. Usia kafe ini sendiri adalah 61 tahun.

Nino dan Sisto, keduanya merupakan keturunan imigran Italia yang pindah ke Australia pasca Perang Dunia II, bertemu saat muda kala mereka bekerja di suatu perusahaan. Passion mereka berdua sangat kuat di bidang food and beverage membawa mereka mendekati keluarga Pellegrini yang mendirikan kafe ini dan kemudian berpartner membelinya.

Sisto Malaspina dan Nino Pangrazio
Sisto Malaspina dan Nino Pangrazio

 

Mereka berkeras mempertahankan suasana kafe dan citarasa kopi yang sudah melekat erat di benak warga Melbourne. Keluarga Pellegrini, menurut Nino, bekerja sangat keras dalam masa transisi itu melatih mereka berdua mengelola kopi dan kafe dengan standar Pellegrini.

"Mereka mengajari kami hal-hal yang mereka lakukan, bekerja dengan kami pada 3 bulan pertama, mendampingi kami. Mereka bekerja sangat keras," tutur Nino seperti dikutip dari website Pemerintah Victoria.

Ada kehangatan di sini, yang tidak bisa ditemui di kedai kafe waralaba modern yang menjamur dimana-mana. Sebagai pemilik, Sisto dan Nino bekerja laiknya para pelayan dan barista. Mereka melayani pengunjung, mengambilkan cake/kue pesanan hingga menjaga kasir. Mereka menyapa pengunjung dengan hangat, dan membuka obrolan-obrolan ringan dengan para peminum kopi, sebagiannya pelanggan loyal.

Sapaan dan obrolan akrab antara pemilik dan pengunjung ini makin jarang ditemui di kafe-kafe modern yang interaksinya hanya sebatas order dan bayar di kasir. Tak heran, Pellegrini's Espresso Bar bertahan di tengah menjamurnya tempat minum kopi modern.

*Dapatkan kesempatan memenangkan boneka beruang Bobbie, khas Australia, yang memiliki harum bunga lavender dengan menceritakan apa yang paling Anda sukai dari Australia. Caranya? Tulis di akun Twitter Anda dengan tag #JendelaAustralia. Ikuti akun @APlusIndonesia untuk mengetahui pemenangnya.