Mendiknas Australia Terbuka Untuk Mengimpor Guru Matematika dan Sains
Menteri Pendidikan Australia Simon Birmingham membuka kemungkinan untuk mengimpor lebih banyak guru matematika dan sains dari negara lain guna mengatasi penurunan hasil pendidikan siswa SMA dalam jangka panjang.
Senator Birmingham yang berasal Australia Selatan mengakui adanya “kesalahan yang jelas” dalam sistem pendidikan setelah sebuah laporan menyebutkan siswa Australia usia 15 tahun semakin memburuk dalam bidang sains, matematika, dan membaca.
Laporan Program for International Student Assessment (PISA) menyebutkan Australia jauh ketinggalan dibandingkan 9 negara termasuk Jepang, Kanada, dan Singapura.
Senator Birmingham mengatakan upaya terdahulu untuk meningkatkan kinerja siswa telah gagal dan prioritas utama pemerintah saat ini adalah meningkatkan kinerja guru di dalam kelas.
“Faktor tunggal terbesar di dalam kelas terkait pencapaian siswa tentu saja adalah guru,” kata Menteri Birmingham kepada ABC Radio.
“Fokus pertama kami selalu adalah pada kualitas guru dan memastikan guru-guru yang ulet mendapatkan keterampilan dalam pelatihan mereka bertahun-tahun kemudian dukungan melalui pengembangan profesional demi hasil terbaik,” paparnya.
Laporan PISA mengungkap siswa-siswa di negara bagian Northern Territory dan Tasmania memiliki kinerja di bawah rata-rata negara OECD. Dan sekolah swasta dan sekolah Katolik mengungguli sekolah negeri.
Pekan lalu, laporan Trends in International Mathematics and Science 2015 menyebutkan kinerja Australia jalan di tempat selama 20 tahun dengan hanya sedikit perubahan sejak 2015.
Senator Birmingham mengatakan pihaknya bersedia mempertimbangkan visa khusus guna memastikan tersedianya guru-guru matematika dan sains untuk mengatasi penurunan tersebut.
“Jika kita memerlukan lebih banyak guru matematika dan sains di ruang kelas, saya terbuka untuk mendiskusikannya,” ujar Menteri Birmingham.
“Saya berharap menteri-menteri negara bagian dan teritori yang secara langsung mengelola sistem sekolah kita, akan terlibat dalam pembicaraan konstruktif dengan saya tentang bagaimana kami bisa bekerja sama mengatasi penurunan serius kinerja nyata di berbagai bidang utama di Australia,” tuturnya.
‘Dana lebih banyak bukan jawaban’
Senator Birmingham menambahkan, pendanaan pemerintah federal untuk sekolah telah mengalami peningkatan 50 persen sejak 2003, serta dana tambahan itu sendiri tidak akan menyelesaikan persoalan.
“Secara konsisten kami memberikan lebih banyak dana ke sistem sekolah kita dalam beberapa tahun terakhir. Hal itu telah meningkat dua kali lipat secara nyata sejak 1988,” ujarnya.
“Ini dana tambahan yang besar untuk sekolah kita, sekarang waktunya fokus mengapa kita tidak mendapatkan nilai dari dana itu terkait dengan hasil,” kata Menteri Birmingham seraya menambahkan, “Dana yang lebih banyak itu sendiri bukanlah jawaban.”
Juru bicara Partai Buruh urusan pendidikan Tanya Plibersek mengatakan laporan tersebut “sangat mengkhawatirkan” sebab menunjukkan sekolah-sekolah di Australia mengalami kemunduran di bidang tertentu.
Plibersek mendesak perlunya sistem pendanaan sekolah yang lebih adil dan menyatakan bahwa Pemerintah Koalisi telah memangkas $30 miliar dari dana sekolah dalam APBN tahun 2014.
“Yang kurang adalah sistem pendanaan berbasis kebutuhan yang layak dan mengarahkan tambahan dana ke para siswa yang ketinggalan,” jelasnya.
“Apa yang ditunjukkan dari hasil PISA itu adalah sistem pendanaan pendidikan yang sangat tidak adil yang menyebabkan hasil yang sangat tidak berimbang,” tambah Plibersek.
Dia sependapat bahwa penurunan kinerja tak bisa diatasi dengan pendanaan semata dan menuduh Senator Birmingham ingin mencipatkan pertengkaran “sekolah melawan sekolah”.
“Masalah utama di sisni adalah sekolah-sekolah yang kekurangan dana, khususnya di wilayah terpencil dan pedalaman, khususnya di lingkungan yang lebih miskin, dan segala yang dilakukan pemerintahan ini adalah menarik dana dari sekolah-sekolah tersebut serta melemahkan agenda reformasi,” ujarnya.
Diterbitkan Pukul 13:00 AEST 7 Desember 2016 oleh Farid M. Ibrahim dari artikel berbahasa Inggris.