Mendaur Ulang Jeans Jadi Kertas Bermanfaat
Di sebuah studio kecil di Canberra, para pengerajin mendaur ulang celana dan jaket berbahan denim yang sudah tidak terpakai, untuk kemudian diubah menjadi kertas.
Paperworks adalah organisasi nirlaba atau LSM yang menjalankan usaha dengan menggunakan seni membuat kertas. Tujuannya adalah untuk melibatkan mereka yang tepinggirkan atau mereka yang memiliki kebutuhan khusus.
“Kami menggunakan kertas kardus dan kertas daur ulang di beberapa sesi pertama, tapi hasilnya kurang memuaskan,” kata Susanna Pieterse, kepala eksekutif Paperworks.
“Kami temukan serat tekstil yang lebih panjang membuat kertas lebih tahan.”
“Kami sekarang hanya menggunakan bahan tekstil daur ulang, karena kertas daur ulang bisa didaur ulang seperti kebanyakan.”
Bagaimana bahan denim diubah jadi kertas
Dua potong celana jeans bisa dijadikan sekitar 40 lembar kertas. Tonton video pembuatannya disini.
Untuk melakukannya, celana jeans dipotong menjadi potongan berukuran 1,5 cm x 1,5 cm, yang memakan waktu sekitar empat jam pemotongan, direndam semalaman, untuk kemudian diproses dengan mesin Hollander beater, untuk dibuat menjadi pulp kertas.
“Mesin tersebut benar-benar menggunting kain denim untuk kemudian dibuat menjadi pulp atau adonan kertas yang sangat kental, lembut saat disentuh, dengan warna yang pekat,” kata Susanna.
“Kemudian menggunakan cetakan untuk membuat selembar kertas dengan mencelupkannya ke adonan kertas … dan kemudian diletakkan di atas bahan jenis felt dan dibiarkan kering, yang biasanya memakan waktu seminggu.”
Paperworks biasanya menerima sumbangan jeans setiap tahunnya, tapi kali sudah memiliki banyak pasokan.
“Kami benar-benar ada di tahap dimana lebih baik orang-orang membeli produk kami, agar ada alasan bagi kami untuk terus mendaur ulang daripada menyumbangkan lebih banyak jeans,” kata Sussana.
Kertas denim diubah jadi beragam fungsi
Paperworks mempekerjakan tiga pengerajin pembuat kertas paruh waktu dari kalangan yang kurang beruntung.
Sarah May Sadler, 57 tahun, adalah salah satu pengerajin yang telah membuat produk kertas selama lima tahun.
“Ini sangat membuat rileks, cukup meditatif, dengan banyak hal yang kita lakukan yang agak berulang dan Anda bisa bermeditasi saat melakukannya” katanya.
Allyscha Thomson, 24 tahun, mulai membuat kertas dua tahun lalu, setelah mantan gurunya menyarankan gagasan tersebut.
“Saya suka teksturnya [adonan kertas] saat berada di air, dan membuat kertas dari bahan baku adalah yang saya suka,” katanya.
Kertas denim dibuat menjadi kartu, sampul notebook dan tempat menumbuhkan benih.
“Kami membuat daun kertas yang sudah ada benih sayuran, untuk mendorong anak-anak berminat pada makanan sehat dan mengkonsumsi apa yang mereka tanam,” kata Susanna.
“Kami berharap beberapa sekolah akan melakukan hal ini sebagai ajang penggalangan dana, tidak berjualan cokelat seperti setiap tahun.”
Daur ulang alat-alat seni dan kerajinan
Denim bukan satu-satunya yang bisa didaur ulang oleh Papaerworks.
Para relawan mengepak ulang dan menjual alat-alat seni dan kerajinan yang disumbangkan toko Paper and the Works, yang berada di belakang fasilitas daur ulang The Green Shed, di Canberra.
“Sepenuhnya dilakukan oleh relawan dan kami dapat menggunakan dana yang berasal dari proyek itu, untuk dapat melanjutkan daur ulang Paperworks,” ujarnya.
“Kami memiliki visi jangka panjang yakni bisa menawarkan kesempatan kerja bagi siswa dengan kebutuhan khusus.”
Tapi untuk mewujudkannya, Paperworks membutuhkan lebih banyak relawan.
“Kami sangat bersyukur masih berdiri hingga saat ini sejak tahun 2009, ada saatnya kami merasa sudah selesai dan saya pikir semua ini berkat dukungan warga Canberra selama ini,” kata Susanna.
Warga Canberra dapat menyumbangkan alat-alat seni dan kerajinan ke toko Paper and the Works, dengan ditujukan kepada Paperworks dan dikirim ke The Green Shed.
Diterbitkan oleh Erwin Renaldi pada 30/05/2017 pukul 11:15 AEST. Baca artikelnya dalam bahasa Inggris di sini.