ABC

Mendagri Australia Kembali Disoroti Karena Bebaskan Tahanan Imigrasi

Mendagri Australia Peter Dutton kembali menjadi sorotan setelah terungkap bahwa dia menggunakan kewenangannya sebagai menteri yang membawahi urusan imigrasi untuk membebaskan seorang wanita Italia dari tahanan imigrasi. Pengasuh ini datang dengan visa turis dan diperkirakan bermaksud bekerja sebagai seorang pengasuh untuk kolega Menteri Dutton.

Sebelumnya, Menteri Dutton juga disoroti karena membebaskan seorang wanita Perancis dari tahanan imigrasi dan memberinya visa untuk bisa tinggal di Australia.

Dokumen yang diperoleh ABC menunjukkan wanita Italia, Michela Marchisio, ditahan di Bandara Internasional Brisbane pada Juni 2015.

Pihak berwajib di bandara yakin wanita ini berencana untuk bekerja sebagai babysitter, sehingga melanggar ketentuan visa turisnya.

Kantor Menteri Dutton, yang membantah adanya kesalahan, meminta informasi tentang kasus ini. Seorang pejabat senior memperingatkan pemberian visa kunjungan bagi Michela berisiko tinggi.

Namun pada 17 Juni, Menteri Dutton mengesampingkan peringatan ini. Dia berdalih, pemberian visa turis selama tiga bulan kepada Michela adalah demi kepentingan Australia.

Pada hari yang sama, Michela memposting di akun medsosnya, “malam pertama di Australia … AKHIRNYA”. Dia juga memposting foto-fotonya di landmark Kota Brisbane beberapa hari berikutnya.

ABC mendapatkan informasi bahwa Michela Marchisio berencana bekerja untuk keluarga Nicole dan Russell Keag.

Keluarga Keag pernah bekerja di Kepolisian Queensland bersamaan ketika Dutton juga menjadi polisi di sana pada akhir 1990-an.

Image of a couple with their children in a tropical location
Russell dan Nicole Keague bersama anak-anaknya.

Supplied: Facebook

Postingan Facebook Michela menunjukkan dia menghabiskan waktu bersama keluarga tersebut sampai Agustus. ABC tidak menyebut bahwa dia telah melanggar syarat visanya.

Penyelidikan Senat

Intervensi yang dilakukan Menteri Dutton untuk kasus dua orang pengasuh ini akan diperiksa oleh Komite Senat.

Dalam kasus pegasuh asal Perancis, Alexandra Deuwel, Menteri Dutton telah diperingatkan oleh staf bahwa intervensinya memiliki konsekuensi keuangan, serta ada detail yang tidak mendukung tindakan Menteri melakukan intervensi.

Kantor Dutton dilobi oleh bos organisasi bola AFL Gillon McLachlan setelah dihubungi sepupunya, Callum MacLachlan, yang rumahnya ditinggali oleh Alexandra Deuwel.

Bos AFL ini mengakui keterlibatannya dalam kasus itu hari ini. Menurut dia, tindakannya itu masuk akal dan tepat.

“Tiga tahun lalu, hari Minggu, saya ditelepon sepupu saya untuk menguruskan seorang teman keluarga yang ditahan,” katanya.

“Saya bilang email saja. Saya meminta seseorang menyampaikannya kepada pihak yang tepat untuk dipertimbangkan. Itulah yang saya lakukan,” ujar Gillon McLachlan.

Gillon McLachlan membantah jika pihaknya mendapat perlakukan khusus daru Menteri Dutton.

Dia menggambarkan sepupunya itu sebagai “teman baik”. Namun dia mengaku dia begitu kenal Menteri Dutton.

Ayah Callum MacLachlan, Hugh MacLachlan, adalah donatur Partai Liberal, partainya Menteri Dutton, yang kini memerintah di Australia.

Dutton telah membantah melakukan kesalahan. Dia mengungkapkan bahwa ratusan orang termasuk politisi dan wartawan pernah melobi menteri imigrasi untuk melakukan intervensi soal visa.

Mr Maclachlan shakes someone's hand, as Mr Dutton watches on while buttoning his jacket.
Peter Dutton (kiri) dan Chief of Staff-nya Craig Maclachlan.

ABC News

Menurut aturan, Menteri Imigrasi Australia berwenang untuk memberikan visa bagi seseorang bahkan jika hal itu bertentangan dengan saran dari departemennya.

Berdasarkan akal sehat

Pada Kamis pekan ini, Menteri Dutton menjelaskan dirinya menyetujui bagi pengasuh asal Perancis berdasarkan “akal sehat”.

“Saya membuat keputusan berdasarkan kasus perkasus. Itulah yang saya lakukan dan saya mempertahankan keputusan itu,” katanya.

“Saya memeriksa kasusnya, dan menganggap hal itu agak kasar. (Orang ini) tak memiliki catatan kriminal, dia setuju dia tidak akan bekerja selama berada di sana,” jelasnya.

Pada bulan Maret, Menteri Dutton mengatakan kepada Parlemen bahwa dua wanita tersebut datang ke Australia menggunakan visa turis. Saat diperiksa di imigrasi keduanya menyatakan bermaksud untuk mengasuh anak di negara ini.

“Keputusan yang diambil (petugas imigrasi), yaitu dua turis muda itu akan ditahan dan mereka akan dideportasi,” ujar Dutton.

“Saya memeriksa keadaan kedua kasus ini dan saya menganggapnya tidak pantas (untuk ditahan),” katanya.

Nicole Keag menolak berkomentar ketika dihubungi ABC.

Simak beritanya dalam Bahasa Inggris di sini.