ABC

Mencicipi Kuliner Khas Bumiputera Australia di Restoran

Seorang juru masak terkenal di Adelaide, Australia, bereksperimen dengan berbagai citarasa baru yang bersumber dari bahan makanan dan bumbu yang biasa digunakan oleh masyarakat bumiputera Aborigin di daerah  terpencil.

Jock Zonfrillo, chef dari restoran Street A-D-L dan Orana di Adelaide mengatakan bahwa dirinya berhasil menemukan ratusan rasa masakan dan bumbu baru yang belum pernah didengar atau dimasak sebelumnya dalam dunia kuliner .

Temuan rasa dan bumbu baru itu didapatkannya setelah ia menghabiskan waktu selama beberapa pekan mengunjungi komunitas bumiputera Australia seperti di Pulau Elcho yang berlokasi di lepas pantai Arnhem Land, Wilayah Utara Australia, dan sejumlah komunitas lain di seluruh kawasan Kimberley di Australia Barat.

Di pedalaman Australia itu, Zonfrillo mempelajari berbagai resep masakan baru dan teknik memasak dari masing-masing komunitas yang ditemuinya.

“Saya belajar langsung dari masyarakat di komunitas itu, kebanyakan warga tua yang benar-benar mengerti resep dan teknik khas masakan di komunitasnya. Beberapa ada yang enak dan ada yang tidak, tapi setiap hari ada saja hal baru yang saya pelajari,” ungkapnya.

Zonfrillo kemudian membawa pengetahuan resep dan bumbu yang didapatnya dari warga bumiputera Australia itu ke dapurnya di Adelaide, untuk kemudian dikombinasikan dengan makanan yang umum dimasak di dapurnya.

"Saya tidak memberi nama khusus untuk bumbu dan rasa baru itu, karena saya memang berusaha meracik makanan khas Australia yang sesungguhnya. Yakni masakan yang mewakili kebudayaan dan kekayaan bumbu dari kedua pihak baik warga bumiputera maupun warga non bumiputera di Australia.”

Meski banyak menggunakan bahan makanan dan rasa baru khas bumiputera yang ditemukannya di pedalaman Australia dalam menu-menu  yang disajikan di restorannya, namun Zonfrillo tidak memberi label makanan khas bumiputera Australia yang dikenal dengan sebutan 'bush tucker'.

"Sayangnya hingga kini stigma terhadap ‘bush tucker’ dari era yang telah berlalu masih ada, oleh karena itu kita tidak mengungkapkan bahan-bahan itu sama sekali,” tegasnya.

"Dari pengamatan saya, orang-orang bersikap tak suka begitu mendengar tentang bahan makanan dan bumbu khas bumiputera,” katanya.

"Jadi di menu kita hanya menyebut masakan itu dengan nama biasa seperti, Iga Babi  atau roti lapis daging kangguru,” Zonfrillo mencontohkan.

"Padahal masakan yang saya buat mengandung banyak bumbu khas masyarakat bumiputera baik dalam bentuk bumbu perendam maupun saus.”

“Dan bumbu itu membentuk rasa yang tidak akan anda temukan di Eropa, atau  dimana pun di dunia ini. Rasa dan aroma itu benar-benar unik bagi Australia jadi mengapa tidak kita gunakan saja, ” katanya bersemangat.