ABC

‘Mencari Tanda Kehidupan’: Misi Penjelajah NASA Mendarat di Planet Mars

Pesawat penjelajah NASA yang diberi nama Perseverance berhasil mendarat di Planet Mars pekan ini, setelah menempuh perjalanan selama tujuh bulan dengan jarak hampir setengah miliar kilometer.

  • Target tempat pendaratan di Planet Mars berupa jalur sempit di sebuah delta yang diperkirakan bekas sungai purba
  • Penjelajah NASA dirancang untuk menggali material di wilayah ini yang dipercaya pernah memiliki kehidupan
  • Begitu material berhasil diambil, maka akan dibawa ke Bumi dan diperkirakan tiba paling cepat tahun 2031

Butuh waktu 11 setengah menit untuk menerima pesan jika Perseverance sudah mendarat, setelah pesan itu dikirim dari lokasi Kawah Jazero di Planet Mars.

Planet ini telah lama menjadi jebakan maut bagi misi penjelahah ruang angkasa yang coba mendarat.

“Pendaratan berhasil. Perseverance dalam posisi aman di permukaan Mars. Siap mencari tanda-tanda kehidupan masa lalu,” kata pengawas penerbangan Swati Mohan di ruang kontrol NASA saat pendaratan itu dilaporkan.

“Saya aman di Mars. Perseverance akan menuntun Anda ke mana saja,” demikian bunyi pesan di akun Twitter misi penjelajah ini.

Tugas misi penjelajah ini adalah mengumpulkan sampel geologis yang akan dibawa kembali ke Bumi dalam waktu 10 tahun, untuk dianalisis apakah di Planet Mars pernah ada kehidupan mikroskopis purba.

Target dari Perseverance yang bertenaga plutonium dan seukuran mobil itu adalah sebuah jalur sempit di delta sungai purba yang penuh dengan lubang, tebing, dan bebatuan.

Para ilmuwan memperkirakan jika pernah ada kehidupan di Mars, kemungkinan periodenya terjadi 3 hingga 4 miliar tahun silam, ketika air masih mengalir di planet ini.

Misi penjelajah ini memiliki lengan berukuran dua meter yang dirancang untuk melakukan pengeboran.

Sampel material akan dikumpulkan dan diteliti kemungkinan adanya kehidupan mikroskopis di masa lalu.

Penelitian ini memerlukan tiga hingga empat puluhan sampel.

Material yang berhasil dikumpulkan oleh Perseverance akan disegel dalam sebuah tabung dan disimpan di Mars untuk diambil oleh misi penjelajah dan dibawa ke Bumi oleh pesawat ruang angkasa lain.

Material tersebut diharapkan tiba di Bumi pada awal tahun 2031.

NASA akan bekerjasama dengan Badan Antariksa Eropa untuk membawa pulang sampel bebatuan dari Planet Mars tersebut.

Misi Perseverance sendiri menghabiskan biaya hampir AS$3 miliar atau sekitar Rp30 triliun.

Satu-satunya cara untuk mengonfirmasi atau mengesampingkan adanya tanda-tanda kehidupan purba di Mars adalah dengan menganalisis sampel bebatuan tersebut di laboratorium terbaik di Bumi.

Artist's impression of Perseverance landing on Mars
Citra rekaan pendaratan misi penjelajah Perseverance di permukaan Planet Mars.

Supplied: NASA/JPL-Caltech

Instrumen penelitian yang cukup kecil untuk dikirim ke Mars tidak akan memiliki ketepatan pengukuran yang diperlukan.

“Proyek membawa sampel bebatuan dari Mars mungkin merupakan hal paling menantang yang pernah kami lakukan di NASA,” kata Direktur Ilmu Planet Lori Glaze.

“Dan bukan hanya kami yang melakukan semua hal ini,” ujarnya.

Pendaratan Perseverance yang beroda enam ini merupakan kunjungan ketiga ke Planet Mars bulan ini, setelah dua pesawat ruang angkasa dari Uni Emirat Arab dan China, masuk ke orbit planet itu pekan lalu.

Perseverance merupakan misi penjelajah terbesar dan tercanggih yang pernah dikirim oleh NASA, dan pesawat kesembilan yang berhasil mendarat di Mars, semuanya dari AS, sejak tahun 1970-an.

Diproduksi oleh Farid M. Ibrahim

Ikuti berita menarik lainnya di ABC Indonesia

Twitter