Menang Gugatan, Pilot Queensland Dibolehkan Bawa Pesawat Meski Buta Warna
Seorang pilot di Queensland menjadi penerbang pertama dan satu-satunya di Australia yang dibolehkan menjadi kapten pesawat terbang sipil meski menderita gangguan buta warna.
Undang-undang Otoritas Keamanan Penerbangan Sipil Australia (CASA) melarang seorang penerbang yang menderita gangguan buta warna mendapatkan izin untuk menerbangkan pesawat pengangkut sipil apalagi menjadi kapten dari pesawat jet besar.
Tergantung pada tingkat kekurangan visual mereka, pilot seperti John O'Brien biasanya sudah bisa mencapai puncak karirnya sebagai perwira pertama.
Namun pada tahun 2012, O'Brien mengajukan banding atas putusan tersebut kepada Pengadilan Banding Administrasi di Brisbane.
Akhir pekan lalu, pengadilan menyetujui permohonannya dan keputusan ini memberi jalan bagi ratusan pilot lain yang juga memiliki gangguan buta warna untuk mengikuti upaya bandingnya.
Pengadilan banding Administrasi menyatakan O'Brien tampaknya tidak membahayakan keamanan navigasi udara jika diberikan kewenangan sebagai Kapten penerbang dan kemampuannya untuk mengoperasikan pesawat penumpang tidak dipertanyakan lagi meskipun dia menderita gangguan buta warna.
O'Brien mengaku ini merupakan keputusan yang sangat bijaksana. "Persepsi visual jauh lebih kompleks dari sekadar kemampuan menyebutkan warna yang kita lihat di sekitar kita," katanya.
"Sebagai contoh, pada panel instrumen, melihat bentuk atau pesan atau teks atau angka yang disajikan – tentu memang ada warna yang disajikan dalam sana, tapi warna itu sendiri tidak cukup untuk menafsirkan informasi yang kita butuhkan untuk dapat menginterpretasikan kondisi penerbangan yang dihadapi penerbang," tambahnya.
Juni lalu, seiring dengan penundaan pembacaan putusan atas upaya bandingnya, CASA menulis kepada 500 pemegang izin penerbangan dan 900 pengusaha penerbangan untuk mempertimbangkan keputusan apakah aman dan memungkinkan jika pilot yang menderita gangguan buta warna atau CVD tetap diizinkan untuk beroperasi.
Dalam surat tersebut, manager CASA, Peter Fereday mengatakan pemerintah akan mengkaji pelaksanaan riset baru mengenai CVD dan mendorong operator untuk mempertimbangkan apakah aman jika tetap mengizinkan pilot yang buta warna untuk menjalankan tugas khusus kru penerbang dalam UU penerbangan sipil yang berlaku saat ini.
CASA menolak memberikan tanggapan atas keputusan ini kepada ABC dan masih mempertimbangkan apakah akan mengajukan banding atas keputusan pengadilan tribunal ini.
Meski demikian Direktur Asosiasi Pilot Independen maskapai Virgin (VIPA), Simon O'Hara mengatakan ini merupakan keputusan yang signifikan dan menjadi kemenangan bagi pilot yang buta warna.
"Keputusan ini memberi kemenangan bagi ratusan orang pilot penderita buta warna (CVD) yang selama ini telah menunjukan keahlian tingkat tinggi dalam dunia penerbangan Australia yang tidak memiliki cela dalam catatan keamanan penerbangan sejak tahun 90-an," ujar O'Hara.
"VIPA juga sejak lama mengingatkan kalau klaim CASA bahwa CVD berimplikasi pada keamanan penerbangan itu sangat keliru," tambahnya.
Dikatakan, "bantahan kami akhirnya dibenarkan oleh keputusan tribunal kalau pilot O'Brien memiliki catatan terbang sempurna, dan risikonya untuk mengalami kecelakaan ketika mengendalikan pesawat itu sama kemungkinannya dengan kapten penerbang lainnya."
Menurut CASA, dari 36.000 pilot di Australia ada sekitar 400 orang yang memiliki gangguan buta warna atau CVD. Dari jumlah tersebut, 140 orang diantaranya tetap mendapatkan izin menerbangkan pesawat komersial.
Pada tahun 1987, Dr Arthur Pape memenangkan banding yang sama, sehingga dia menjadi pilot CVD percontohan pertama yang terbang di malam hari.
Dua tahun kemudian, setelah lebih banyak pilot CVD yang mengajukan gugatan, seorang pilot komersial Hugh Jonathan Denison juga memenangkan kasus yang selalu diingat orang banyak karena berhasil membatalkan ketentuan pembatasan jam operasi di malam hari dan kemenangannya memicu perubahan besar di dunia aviasi Australia.