ABC

Mempelajari Peninggalan Suku Aborigin Lewat Taman Kota

Taman kota Royal Botanical Garden Victoria, di pusat kota Melbourne menyimpan banyak sejarah dan tumbuh-tumbuhan yang pernah digunakan suku Aborigin, baik sebagai obat, makanan, hingga senjata.

Australia Day dirayakan setiap 26 Januari, yang merayakan pendaratan pertama Captain Arthur Phillip di Botany Bay -saat ini menjadi kota Sydney.

Saat itu ada sekitar 11 kapal yang berlabuh, membawa 1.480 orang, kebanyakan narapidana pria, wanita, dan anak-anak. Meski kebanyakan dari mereka adalah warga Inggris, tetapi ada juga orang berkebangsaan Afrika, Amerika, dan Perancis. Mereka kemudian membuat permukiman Inggris pertama kali di benua kanguru.

228 tahun setelah peristiwa tesebut, menjadi sulit untuk menemukan peninggalan dan warisan suku Aborigin di kota-kota besar di Australia.

Tetapi di Melbourne, tempat terbaik untuk melihat dan mempelajari napak tilas keberadaan suku Aborigin adalah di Royal Botanical Garden, yang letaknya berada di pusat kota.

Disini Anda bisa menemukan sejumlah tanaman-tanaman asli benua Australia yang digunakan suku Aborigin untuk makanan, obat, termasuk batang dan ranting yang dibuat menjadi kerajinan hingga senjata.

Setiap hari, kecuali akhir pekan, Royal Botanical Garden menggelar tur membawa pengunjung untuk memperkenalkan jenis-jenis tumbuhan yang memiliki peranan penting bagi kehidupan suku Aborigin di masa lampau,

"Pesan yang ingin disampaikan lewat tur ini adalah pentingnya tanah dan lahan bagi suku Aborigin. Kita melihat lahan ini sebagai penyedia kebutuhan kita," ujar Benjamin Church, salah satu pemandu tur. "Jadi bukan melihat diri kita sebagai pemilik dari tanah ini, justru kita adalah penjaga dan pemelihara bumi ini."

Royal Botanical Garden dan kota Melbourne berada di lahan Bunurong (atau Boon Wurrung). Suku Aborigin yang berada disini berasal dari bangsa Kulin.

"Sejarah mengatakan ada 500 orang yang tinggal di Bunurong, jadi mungkin ada 9 atau 10 suku disini," jelas Church.

Lanskap Botanical Garden yang belum berubah sejak dulu. Foto: Facebook, Botanical Garden of Victoria
Lanskap Botanical Garden yang belum berubah sejak dulu. Foto: Facebook, Botanical Garden of Victoria

Sejak tahun 1803, susunan kota Melbourne telah berubah secara dramatis. Tak heran para pengunjung yang mengikuti tur keliling di Botanical Garden harus berusaha membayangkan seperti apa pastinya lahan tersebut sebelumnya.

Tetapi untungnya, vegetasi atau tumbuhan yang berada di taman nasional ini tidak terlalu berubah. Lanskap masih sama dengan saat suku Aborigin masih mencari sumber pangan di lahan tersebut.

"Lahan ini sangat penting sebagai tempat perburuan, jadi para pria menangkap ikan di danau ini, selain juga berburu emu, walabi, dan kanguru," kata Church saat membawa para turis ke danau yang masih bertahan hingga saat ini.

"Tidak hanya sebagai sumber pangan, kawasan Melbourne ini menjadi lokasi penting untuk mengadakan pertemuan antar suku dan area berkemah di musim tertentu."

Tur biasanya dimulai dengan menggelar upacara tradisional membakar sejumlah dedaunan untuk menghormati suku Aborigin. Setelah berjalan-jalan selama kurang lebih satu jam, tur kemudian ditutup dengan memperkenalkan beberapa alat dan senjata tradisional milik suku Aborigin.

"Saya berharap mereka yang ikut tur ini bisa lebih memiliki pengetahuan soal tradisi Aborigin dibandingkan warga lokal," kata Church yang mengaku sangat sedikit warga Melbourne yang paham sejarah soal kehidupan tradisional suku Aborigin.

Sejumlah turis mengaku puas setelah mengikuti tur tersebut.

"Pertama kalinya saya datang ke Australia," kata Phillip Ettman, turis asal Jerman. "Budaya tradisional Aborigin selalu menarik karena membicarakan asal muasal sebuah tempat dan koneksi mereka dengan lahan yang kita tempati sekarang ini."