ABC

Memilih di Luar Indonesia Bagi Mahasiswa dan Mereka Yang Berlibur

Untuk pertama kalinya dalam sejarah Indonesia, pemilihan anggota parlemen dan pemilihan presiden akan diselenggarakan serentak tanggal 17 April 2019.

Namun apakah warga Indonesia yang tinggal di luar negeri akan melakukan hal yang sama dengan mereka yang berada di dalam Indonesia?

Kalau anda seorang mahasiswa yang baru tiba di negeri seperti di Australia, dan sebelumnya sudah terdaftar sebagai pemilih di Indonesia, apa yang harus dilakukan bila anda hendak tetap memilih?

Inilah antara lain beberapa pertanyaan yang disampaikan kepada ABC Indonesia, dengan waktu pemilihan yang semakin dekat.

Untuk itu wartawan ABC Indonesia Sastra Wijaya meminta penjelasan Isvet Novera, Ketua Panitia Pemilihan Luar Negeri wilayah Victoria (Australia) yang sudah menjadi bagian dari panitia pemilihan selama empat pemilu terakhir.

Saya sudah tinggal di Australia selama beberapa tahun, namun tidak tahu apakah nama saya masuk dalam daftar pemilih

Menurut Isvet Novera, selama setahun terakhir, KJRI Melbourne yang membawahi wilayah Victoria dan Tasmania sudah mengumpulkan data mengenai warga Indonesia yang berasal dari berbagai sumber antara lain daftar pemilu sebelumnya, dan juga mereka yang mendaftarkan diri ke KJRI ketika tiba di Australia.

Dari situ, PLLN sudah membuat Daftar Pemilih Tetap (DPT) yang disahkan bulan Desember 2018.

Anda yang tinggal di Victoria dan Tasmania bisa mengecek apakah namanya sudah terdaftar melalui tautan ini http://ppln.melbourne/ sementara mereka yang berada di bawah wilayah kerja PPLN Sydney yang membawahi News South Wales, Queensland dan South Australia bisa melihat apakah nama mereka sudah masuk dalam daftar di PPLN Sydney

PPLN Sydney mengurusi pemilihan untuk wilayah New South Wales, Queensland dan Australia Selatan
PPLN Sydney mengurusi pemilihan untuk wilayah New South Wales, Queensland dan Australia Selatan

Istimewa

Kalau karena sesuatu hal, nama anda belum masuk ke dalam daftar pemilih tetap tersebut, anda masih bisa memberikan suara dengan mengajukan pendaftaran segera ke KJRI atau lewat info@ppln.melbourne sampai tanggal 13 Maret 2019.

Mereka yang baru mendaftar belakangan namanya akan dimasukkan ke dalam Daftar Pemilih Khusus (DPK).

“Saat ini sudah ada sekitar 600 orang di Victoria yang masuk ke dalam DPK. Mereka akan diberi kesempatan memilih di satu jam terakhir sebelum TPS ditutup, tergantung apakah kertas suara masih ada atau tidak.” kata Isvet Novera.

“Dalam pengalaman saya, biasanya mereka yang berada dalam DPK ini masih akan bisa memberikan suara mereka.

Saya mahasiswa yang baru datang untuk kuliah di Australia, dan sebelumnya sudah terdaftar sebagai pemilih di Indonesia

Di Australia, awal Maret adalah awal tahun ajaran baru bagi sebagian besar mahasiswa, tidak terkecuali juga mahasiswa asal Indonesia.

Menurut Isvet Novera, bagi mahasiswa baru yang sudah terdaftar menjadi pemilih ketika berada di Indonesia dan bermaksud memilih di Melbourne atau di bagian Australia lainya, mereka disarankan untuk meminta formulir A5, formulir bagi pemindahan lokasi pemberian suara antar daearah, antar provinsi maupun antar negara.

“Ini juga berlaku bagi mereka yang akan berlibur dan ketika berada di luar wilayah pendaftaran mereka ketika hari pemilihan bulan April, silahkan mengurus formulir A5 dan secepatnya mendaftar ke tempat dimana mereka akan berada pada bulan April tersebut.” kata Isvet Novera lagi kepada wartawan ABC Sastra Wijaya.

Deretan kotak suara
Menurut perkiraan, jumlah pemilih yang akan memberikan suara bagi pemilu dan pilpres Indonesia di Victoria (Australia) akan meningkat.

AFP: JUNI KRISWANTO

Apa perbedaan pemberian suara di Indonesia dan pemberian suara di luar negeri?

Mereka yang memberikan suara di dalam Indonesia, menurut Isvet Novera, akan mendapatkan lima kertas suara, yaitu bagi pemilihan presiden, anggota DPR, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten/Kota dan DPD.

“Untuk pemilih di luar negeri, kita hanya akan mendapatkan dua kertas suara, yaitu untuk memilih presiden dan memilih anggota DPR, yang dalam hal ini adalah untuk daerah pemilihan Jakarta 2.” kata Isvet Novera lagi.

Pemilihan umum di Indonesia akan dilakukan tanggal 17 April, bagaimana dengan di Australia?

Menurut peraturan, pemungutan suara di luar negeri bisa dilakukan dalam masa dua minggu sebelum tanggal 17 April.

“Di Indonesia kan tanggal 17 April walau hari kerja tapi dinyatakan libur. Sementara di luar negeri hari kerja, dan karenanya untuk Australia diputuskan bahwa hari pemungutan suara adalah hari Sabtu tanggal 13 April. Di negara lain ada yang memilih 8 April atau juga hari Minggu 14 April.” kata Isvet.

Di Melbourne, pemungutan suara akan dilakukan di KJRI di Queens Road, dari jam 9 pagi sampai 7 malam, dengan di dalam wilayah KJRI tersebut akan ada 22 Tempat Pemungutan Suara bagi sekitar 15 ribu warga yang sudah mendaftar untuk jadi pemilih baik yang sudah masuk dalam Daftar Pemilih Tetap dan Daftar Pemilih Khusus.

Mereka yang tinggal di luar kota yang jaraknnya jauh dari Melbourne atau Sydney boleh memberikan suara lewat pos, dimana kertas suara akan dikirimkan satu minggu sebelum hari pemungutan suara.

Bagaimana minat memilih di Victoria dan Tasmania?

Isvet Novera yang adalah salah seorang akademisi di sebuah universitas di Melbourne sudah terlibat dalam penyelenggaran pemilui sejak tahun 2004 dan mengatakan minat warga Indonesia untuk memberikan suara meningkat dari pemilu ke pemilu.

“Jumlah warga Indonesia yang berada di Victoria dan Tasmania stabil di sekitar angka 14-15 ribu. Namun angka partisipasi meningkat, dulu cuma 20-30 persen yang memberikan suara. Di pemilu tahun 2014 yang memberikan suara sekitar 60 persen. Saya memperkirakan di tahun 2019 yang memberikan suara bisa diatas 70 persen.” katanya.

Diselenggarakan pemilihan anggota parlemen dan juga pemilihan presiden dalam waktu bersamaan diperkirakan menjadi alasan bagi banyak warga Indonesia untuk memberikan suara.