ABC

Melihat Kembali Program Vaksinasi di Asia Pasifik

Berbagai program vaksinasi, membuat kita kini lebih aman dari penyakit menular mematikan. Dalam Hari Kesehatan Dunia kali ini kita melihat seberapa jauh negara di kawasan berhasil mengatasi pelbagai penyakit menular.

World Health Organisation (WHO) melaporkan, imunisasi berhasil mencegah 2 sampai 3 juta kematian di seluruh dunia setiap tahun dari penyakit-penyakit seperti difteri, tetanus, batuk rejan dan campak.

Tapi masih banyak yang harus dilakukan, dengan sekitar 22,6 juta balita masih belum mendapat vaksin dasar.

7 April adalah Hari Kesehatan Dunia, memperingati berdirinya WHO di tahun 1948. Badan dunia itu tanpa mengenal lelah berusaha keras memperbaiki kesehatan dunia melalui vaksinasi anak-anak.

Berikut inilah gambaran tentang apa yang telah dicapai oleh beberapa negara di kawasan kita dalam memberantas penyakit.
 

Fiji
Fiji

Flickr:
Fiji mencapai prestasi luar biasa, dengan 94 persen bayi mendapat semua ke-10 vaksinasi melalui program imunisasi nasional.
Hasil yang mengesankan ini dicapai berkat kemitraan antara Kementerian Kesehatan Fiji dan Pemerintah Australia melalui Fiji Health Sector Support Program. Dengan progam ini, angka imunisasi naik dari 79 persen dalam waktu hanya 8 tahun.
 
India
India

Flickr: CC World Bank Photo Collection
Pada bulan Maret, India dinyatakan bebas polio oleh WHO. Ini merupakan pencapaian yang fantastis, mengingat baru 5 tahun yang lalu, separuh kasus polio dunia ada di India.
Jutaan relawan dan petugas dari Pemerintah India, organisasi internasional, LSM lokal dan berbagai lembaga lainnya bekerja siang-malam untuk mencapai setiap anak di negara itu.
UNICEF melaporkan bahwa jutaan anak diberi imunisasi oleh petugas vaksinasi transit, yang ditempatkan di terminal bis dan setasiun kereta-api, pasar dan persimpangan jalan yang ramai. Banyak anak melakukan perjalanan dengan kereta-api bersama orang tua mereka yang mondar-mandir dari satu negara bagian ke negara bagian lainnya mencari pekerjaan.
 
Australia
Australia

Flickr: CC Sanofi Pasteur

Australia mempunyai angka imunisasi yang tinggi – diatas 90 persen – dengan vaksinasi rutin dijadwalkan untuk anak-anak dari lahir sampai usia 15 tahun.

Tapi angka penyakit di kalangan populasi bumiputra Aborigin Australia lebih tinggi dari rata-rata, sehingga pemerintah meningkatkan fokusnya pada vaksinasi anak-anak Aborigin dan Selat Torres.

Selama 10 tahun terakhir, Immunise Australia Program oleh pemerintah telah mencapai sukses yang cukup besar dengan angka imunisasi untuk anak-anak Aborigin dan Selat Torres diatas lima tahun membaik dari sedikit dibawah 60 persen di tahun 2004 menjadi sedikit diatas 92 persen di tahun 2013.

Papua Nugini
Papua New Guinea

Flickr: CC Gates Foundation
Angka vaksinasi anak-anak rendah di Papua Nugini, kebanyakan karena banyak populasi tinggal di tempat terpencil.
Untuk membantu mengatasi ini, program Supplementary Immunisation Activity pemerintah melakukan patroli imunisasi untuk mencapai keluarga-keluarga yang kesulitan pergi ke klinik kesehatan.
Tim-tim dari Departemen Kesehatan Papua Nugini, UNICEF, WHO dan AusAID telah melakukan vaksinasi atas puluhan-ribu wanita dan anak-anak terhadap polio, campak dan tetanus dengan klinik-klinik keliling di seluruh negara itu.
 
China
China

Flickr: CC United Nations Development Programme
WHO baru-baru ini menyatakan bahwa China telah meraih prestasi terbesar di dunia dalam pengendalian tuberkulosis. Jumlah penderita dan angka kematian akibat penyakit tersebut menurun menjadi separuh dalam 20 tahun terakhir. Kendati demikian, masih terdapat sekitar 1 juta kasus baru setiap tahun.
China juga dipuji karena menurunnya infeksi hepatitis B menjadi kurang dari 1 persen diantara balita. Angka penyakit itu telah menurun dari 9 persen sejak dimulainya vaksinasi di tahun 1992.
Pada bulan Maret diumumkan bahwa campak sudah berhasil dihapuskan di Makao.
Indonesia
Indonesia

Fickr: CC Blake Patterson
Di tahun 2013 Pemerintah Indonesia meluncurkan suatu kampanye imunisasi besar-besaran guna melindungi anak-anak dari difteri, batuk rejan, tetanus, hepatitis dan influenza.
Dengan didukung oleh Global Alliance for Vaccines and Immunisations, WHO, Unicef dan AusAID, program itu menargetkan setiap anak di Indonesia mendapat imunisasi sebelum akhir 2014.