ABC

Melawan Stigma Dari Rumah Cemara

Peringatan hari AIDS se dunia ke 26 yang jatuh pada 1 Desember 2013 membawa pesan perlawanan stigma buruk terhadap orang dengan HIV AIDS, ODHA dan OHIDA. Rumah Cemara, salah satu komunitas para ODHA dan OHIDA di Bandung, Jawa Barat, terus konsisten berjuang melawan stigma sambil menolong ribuan orang sesama ODHA. 

Satu persatu nama yang dipanggil bergegas masuk ke dalam ruangan Klinik Teratai, Rumah Sakit Hasan Sadikin di Bandung, Jawa Barat.

Puluhan lainnya tampak mengantri duduk di ruang tunggu Klinik Teratai yang dikhususkan untuk Orang Dengan HIV AIDS, ODHA.

Mereka yang mengantri tampak bugar dan tidak sedikitpun menunjukan bahwa sedang sakit.

Di klinik ini mereka diberikan gratis obat Anti Retroviral, obat yang befungsi untuk menekan aktivitas virus yang mengamputasi sistem kekebalan tubuh manusia.

Di salah satu bagian sudut ruang tunggu, saya menghampiri Eli yang tampak serius berbincang dengan pasangan muda, Denny dan istrinya.

Belakangan baru diketahui kalau Eli sedang memberi pendampingan buat Denny yang baru mengetahui kalau dia terinfeksi HIV-AIDS.

Eli adalah staff pendamping dari Rumah Cemara, organisasi yang didirikan oleh para ODHA yang beralamat di Jalan Geger Kalong no 52 Bandung.

Komunitas ini punya cita cita melawan stigma keterasingan para ODHA.

Eli yang juga ODHA, melakukan kegiatan rutin pendampingan setiap hari di Klinik Teratai sejak lima tahun lalu.

Dia terinfeksi HIV dari almarhum suaminya pengguna narkoba suntik dan baru mengetahuinya dari dokter.

“Aku banyak yang support. Itu yang mebuat aku bertahan sampai sekarang. Mau terst juga gara gara keluarga,” ungkap Eli.

Beruntung anaknya yang berumur sepuluh tahun tak ikut terinfeksi. Anak dan orang tuanya pula yang membuat Eli bangkit dari goncangan saat mengetahui ada virus mematikan dalam tubuhnya.

Eli memutuskan bergabung di Rumah Cemara menjadi pendamping. Dia kenal organisasi ini dari pendamping yang juga sering datang saat dia dirawat dulu.

Begitu juga dengan Isye yang terinfeksi dari suaminya pengguna narkoba.

Isye bergabung ke Rumah Cemara lebih dulu ketimbang Eli.

Kini keduanya berkerja sama melakukan pendampingan. Bedanya Isye kerap memberi pendampingan ke rumah rumah para ODHA.

“Biasanya home visit, tapi itu sesuai kebutuhan kalau ada yang sakit dan ada yang mau sharing.  Terus biasanya mengurusi ODHA yang butuh perawatan, kita mengurusi ruangannya, juga buat mereka yang menggunakan Jamkesmas,” jelas Isye.

Kalau Eli dan Isye terbilang mulus saat bergabung dengan Rumah Cemara dan langsung menjadi pendamping, hal itu justru tak mudah buat Faisal Syahrial.

Faisal adalah pengguna narkoba suntik yang kerap kambuhan kendatipun dia mengerti dan sadar sudah terinfeksi HIV AIDS sejak 2005 lalu.

Dia sempat ditendang keluar dari komunitas karena terus menggunakan narkoba.

“Saya waktu itu saya masih menggunakan narkoba secara sembunyi sembunyi sampai akhirnya ketahuan, namanya juga bangkai baunya pasati kecium,” kenang Faisal.

Kini dia sudah sepenuhnya bersih dari narkoba dan menjadi staff Rumah Cemara yang aktif dalam kampanye pendampingan para ODHA, kampanye buat para pengguna komunitas rentan seperti pengguna narkoba dan kampanye melawan stigma.

Jejaring Rumah Cemara

Sejak Rumah Cemara berdiri pada 2003, kini sudah membangun jaringan hingga Cianjur dan Sukabumi, Jawa Barat.

Rumah Cemara juga membentuk 61 support group yang beranggotakan hampir 6000 orang ODHA dan Orang Yang hidup Dengan HIV AIDS, OHIDA atau para keluarga ODHA di Jawa Barat.

Juru Bicara Rumah Cemara, Keista Leoni Kristianti mengatakan, Rumah Cemara kini masih menghadapi tantangan terutama soal stigma keterasingan ODHA. Inilah yang masih dilawan dengan beragam cara dan mengubah metode pendekatan.

“Kita akhirnya berinovasi dengan cara menggelar pertandingan sepakbola antara warga dengan orang orang di Rumah Cemara. Setelah itu kita putarkan film yang bilang kalau Rumah Cemara ini kumpulan para ODHA dan kalian baru aja bertanding dengan mereka tapi ga ketularan lewat keringat,” kata Kishi, panggilan akrabnya.

Menurut Khisi, memang  belum sepenuhnya kampanye melawan stigma ODHA berhasil. Tapi Minimal Rumah Cemara, bisa menjadi rumah yang nyaman dan menerima buat ODHA yang mau bangkit.