ABC

Mayoritas Warga Australia Pilih Meninggal di Rumah daripada di RS

Sebuah laporan terbaru menyimpulkan Australia perlu meninjau ulang perawatan paliatif untuk pasien penderita penyakit serius atau yang mengancam keselamatan jiwanya. Laporan ini menunjukan mayoritas pasien perawatan paliatif tidak meninggal dengan cara yang mereka inginkan.

Laporan berjudul "Meninggal dengan Baik" yang dirilis Institut Grattan menemukan 70 persen warga Australia menghendaki mereka bisa menghembuskan nafas terakhir di kediamannya sendiri, namun hanya 14% saja yang berhasil mendapatkan keinginannya tersebut. Sementara lebih dari separuhnya lagi meninggal di rumah sakit dan sepertiga meninggal dalam perawatan di rumah.

Dr Hal Swerissen, yang turut menulis laporan ini menjelaskan saat ini jumlah orang Australia yang meninggal karena usia tua lebih banyak dibandingkan  60 tahun yang lalu dan sistem kesehatan Australia telah gagal untuk beradaptasi dengan perubahan statistik tersebut.

"Jumlah orang yang meninggal di usia tua saat ini semakin meningkat dibandingkan 50 atau 60 tahun lalu, dimana ketika itu lebih banyak orang yang meninggal berusia muda sehingga sistem kesehatan lebih ditekankan pada upaya melakukan tindakan untuk mengobati mereka agar sembuh," paparnya.

"Tapi ketika Anda berusia 80 tahun atau 90 tahun dan mengidap serangkaian penyakit kronis, sangat sulit bagi sistem kesehatan untuk melakukan tindakan pengobatan yang sukses, karenanya upaya pengobatan terhadap mereka juga semakin sulit dilakukan,"
 

Menurut Hal Swerissen, di satu sisi sistem kesehatan Australia saat ini sebagian besar diatur untuk melakukan pengobatan. Oleh karena itu menurutnya Australia perlu meninjau kembali keinginan masyarakat terkait kondisi menjelang kematian yang mereka inginkan karena tampaknya tindakan pengobatan yang diupayakan tidak banyak membantu mereka lagi.

"Kematian yang baik adalah kondisi dimana masyarakat memiliki kesempatan untuk meninggal dengan rasa hormat dan ketika mereka mampu memiliki kontrol atas situasi yang mereka hadapi," kata Swerissen.

Laporan ini juga menunjukan kalau meninggal di Australia lebih banyak terlembagakan ketimbang dikebanyakan negara lain.

Hasil riset ini mendesak dilakukannya pembahasan lebih lanjut tentang masalah ini, serta perlunya diperluas perawatan paliatif berbasis masyarakat untuk memberikan orang kesempatan terbaik untuk meninggal dalam kondisi yang mereka inginkan.

"Pasien yang mendapatkan perawatan paliatif harus bisa memilih dimana mereka ingin meninggal, siapa yang menemani ketika mereka menghembuskan nafas terakhir dan apa yang harus dilakukan ketika mereka punya kesempatan untuk mengucapkan selamat tinggal dan membereskan urusannya sehingga bisa merasakan kematian sesuai dengan harapannya, "kata Dr Swerissen.

Meninggal di rumah sakit mahal

Dr Rod MacLeod, profesor dari perawatan paliatif di Universitas Sydney dan staf senior di Hammond Care mengatakan cara terbaik untuk mengupayakan kematian yang baik adalah dengan menyediakan perawatan pasien di rumah hingga pasien menghembuskan nafasnya yang terakhir.

"Program yang kami lakukan di lembaga kesehatan NSW  adalah memberikan perawatan pasien selama 48 jam," kata  Dr MacLeod.

Selama menjalani perawatan palatif, biasanya pasien dibebaskan untuk memilih dimana mereka ingin menghabiskan waktu-waktu terakhir dalam hidupnya.

Laporan ini juga menyebutkan saat ini jumlah orang yang meninggal di rumah meningkat dua kali lipat dan dengan biaya perawatan mencapai $ 237.000.000 per tahun dan pada saat yang bersamaan anggaran bagi institusi yang melakukan perawatan juga bisa berkurang. Sehingga secara keseluruhan ada banyak dana yang bisa dihemat jika pasien penderita penyakit serius atau mengancam jiwa dibolehkan meninggal di rumah mereka sendiri.

"Meninggal di rumah sakit itu memakan biaya yang mahal, baik karena penggunaan infrastruktur maupun tindakan medis yang dilakukan mulai dari obat bagi pasien hingga perlu melibatkan banyak perawat untuk mengurus mereka, tapi jika pasien dibolehkan meninggal di rumah maka pemberian obat bisa ditekan dan penugasan staf bisa dijaga agar tetap minimum. "