ABC

Mau ‘Nyapres’, Dokter Asal Sydney Ini Justru Jadi Buronan di Uganda

Pemerintah Uganda menaikkan taruhan dalam pencarian seorang ahli jantung asal Sydney, yang juga kandidat capres Uganda, yang dituduh mendanai pembunuhan dan terorisme di negara itu.

Dr Aggrey Kiyingi dicari di Uganda atas pembunuhan, setidaknya, tujuh orang, termasuk ulama Muslim dan polisi, dalam enam bulan terakhir.

Polisi Uganda telah menghubungkan pembunuhan ini ke kelompok pemberontak ‘Allied Democratic Forces’, yang mereka sebut telah didanai Dr Aggrey dari Australia.

Polisi Uganda mengatakan, Dr. Aggrey telah mendanai kelompok pemberontak ‘Allied Democratic Forces’, yang mereka kaitkan dengan sejumlah pembunuhan.
Polisi Uganda mengatakan, Dr. Aggrey telah mendanai kelompok pemberontak ‘Allied Democratic Forces’, yang mereka kaitkan dengan sejumlah pembunuhan.

Dalam sebuah wawancara televisi eksklusif, Dr Aggrey membantah dengan keras tuduhan tersebut dan mengatakan ia belum menerima surat panggilan pengadilan.

Dr Aggrey menyebut kematian itu sebagai tanggung jawab Presiden Uganda, Yoweri Museveni.

"Kita tahu, dan warga Uganda tahu, bahwa [presiden Museveni] bertanggung jawab untuk ini. Ia mahir dalam kasus pembunuhan dan menjebak orang," kemukanya.

Pengadilan Uganda mengaitkan Dr Aggrey dengan pembunuhan istri pertamanya

Di luar tuduhan yang ada saat ini, Pemerintah Uganda mengungkapkan, pihaknya berusaha untuk membuka kembali kasus pembunuhan yang melibatkan istri pertama Dr. Aggrey, Robinah Kiyingi.

Pada tahun 2006, pengadilan Uganda membebaskan Dr Aggrey dari dakwaan mengorganisir pembunuhan Robinah, pengacara anti-korupsi terkemuka, yang ditembak mati di luar rumahnya di Uganda.

Pemerintah Uganda mengatakan, pihaknya telah menarik putusan awal tersebut.

Sementara Dr. Aggrey mengatakan, ia berencana untuk mencalonkan diri sebagai presiden dalam pemilu Uganda tahun depan, dan mengatakan, tuduhan itu dirancang untuk menggagalkannya sebagai penantang politik Museveni.

"Presiden Museveni tahu betul jika ada pemilihan yang bebas dan adil di Uganda, saya akan mengalahkannya," sebutnya.

Di bawah perjanjian ekstradisi antara negara-negara Persemakmuran, Australia bisa mempertimbangkan permintaan dari Uganda untuk membawa seseorang ke pengadilan di negara tersebut.

Namun, Kejaksaan Agung Australia tak akan mengungkapkan apakah pihaknya telah menerima permintaan itu.

Pengajar tamu dari Universitas Melbourne, Joseph Kikonyogo, menyatakan keraguannya atas kebenaran tuduhan itu, mengingat reputasi Presiden Museveni dalam menghancurkan oposisi.

"Saya pikir itu akan menjadi kesalahan jika ia diekstradisi," kata Joseph.

Pemerintah Uganda mengatakan, pihaknya telah meminta surat perintah penangkapan Dr Aggrey melalui Interpol, namun, Interpol belum memberi komentar apapun kepada pers terkait hal ini.

Sebagai kontradiksi, Komisi Tinggi Uganda di Australia mengatakan tidak memiliki informasi tentang kasus Dr Aggrey.

"Dr Aggrey bebas dan boleh datang untuk mencalonkan posisi apapun di Uganda jika ia memenuhi persyaratan," kata Komisaris Tinggi, Enoch Nkuruho.