ABC

Masjid Parramatta Digeledah Terkait Insiden Penembakan Polisi Jumat lalu

Sebuah masjid di Parramatta digeledah polisi terkait peristiwa penembakan pada Jum’at(2/10) kemarin yang menewaskan seorang polisi sipil senior. Penyelidikan kasus penembakan ini masih terus berlangsung, pelaku diduga berasal dari keluarga pengungsi keturunan Iran.

Farhad Jabar Khali Mohammad, 15, menembak dan membunuh anggota polisi sipil, Curtis Cheng, dalam jarak dekat di luar Kantor Polisi Parramatta.
 
Sumber ABC yang juga seorang pejabat senior di Kepolisian Australia mengatakanm sebelum melakukan penembakan, Farhad, sempat mendatangi masjid.
 
Masjid yang menurut kabar telah digeledah pada Jum’at malam hanya berjarak beberapa blok saja dari lokasi penembakan yang menewaskan Curtis Cheng, 58, ketika Ia hendak meninggalkan kantor tempatnya bekerja pada Jum’at sore pukul 16:30 waktu setempat.
 
Tokoh senior di Masjid Parramatta membenarkan kalau polisi telah melakukan penggeledahan di masjidnya guna mencari paket berwarna hitam yang mereka yakini digunakan Farhad untuk membawa senjata yang digunakan untuk membunuh Cheng.
 
Polisi mengatakan penggeledahan itu dilakukan dengan didampingi pengurus dan petinggi masjid  yang sangat kooperatif dalam membant polisi melakukan penggeledahan.
 
Sebelumnya, sumber di kepolisian mengatakan remaja pelaku pembunuhan itu menggunakan senjata revolver dan tidak kenal dengan korban.
 
Setelah menembak Curtis Cheng, Farhad melakukan penembakan ke arah petugas yang langsung keluar dari gedung begitu mendengar suara tembakan, namun Farhad tewas seketika ketika polisi tersebut melakukan tembakan balasan dan langsung mengenainya.
 
Seorang sumber di penegakan hukum mengatakan tampaknya Farhad melakukan aksinya seorang diri.
 
"Warga yang dimintai keterangan di masjid mengaku sempat melihat Farhad usai melakukan sholat,” kata sumber itu.
 
"Ada informasi awal kalau tampaknya remaja itu melakukan aksinya seorang diri,”
 
Mereka mengatakan setelah melakukan sholat Farhad mengenakan jubah hitam.
 
Neil El-Kadomi dari Masjid Parramatta mengatakan Farhad pernah mengunjungi masjid itu sebelumnya namun tidak mengetahui namanya.
 
"Karena dia sangat pendiam jadi tidak ada yang terlalu memperhatikannya,’ kata El-Kadomi.
 
"Dia tidak dikenal di masjid ini, dia datang untuk menyembuhkan dirinya sendiri sebelum melakukan kejahatan, yang merupakan tindakan yang salah,”
 
El-Kadomi mengatakan masjid Parramatta tidak tahu menahu soal penembakan itu dan tidak juga membenarkan tindakan tersebut.
 
"Anak laki-laki itu, dia melakukannya seorang diri, dan meninggal dan alasannya mengapa dia melakukan hal tersebut juga ikut mati bersamanya,”
 
"Anda harus menjadi warga yang aktif di masyarakat, Anda harus bergabung dengan orang lain untuki membangun Australia,”
 
"Jadi kami tidak setuju dengan apa yang terjadi di Parramatta.
 
"Kami tidak memiliki kaitan apapun dengan insiden penembakan itu dan saya tidak suka jika masjid ini dikait-kaitkan dengan kejahatan,”
 
Sumber ABC seorang pejabat senior di kepolisian Australia mengatakan kakak laki-laki Farhad telah memberitahukan informasi terkait identitas Farhad.
 
Diketahui juga kalau adik Farhad, Shadi pada Hari Kamis telah hilang dan terbang keluar dari Australia dengan naik pesawat Singapore Airlines menuju Istanbul, dan diduga kemungkinan juga tengah berusaha untuk mencapai Irak atau Suriah.
 
Keluarga farhad mengatakan mereka telah menyerahkan seluruh barang-barang milik Farhad.
 
Polisi juga mengaku telah menggeledah rumah Farhad di Utara Parramatta dan menyita peralatan komputernya.
 
Sumber polisi ABC mengatakan pemuda itu telah "melakukan pengamatan" selama beberapa menit di luar markas polisi sebelum penembakan.
 
"Kehadirannya sempat menarik perhatian orang dan sosoknya sempat terekam dengan iPhone sejumlah warga yang ada di lokasi kejadian," kata mereka.
 
Penembak bahkan sempat berjalan melewati polisi perempuan yang berpakaian polos.
 
"Polisi itu mengenakan setelan kerja dan tidak membawa senjata," kata seorang sumber.
 
"Korban merupakan orang pertama yang keluar dari gedung markas polisi – dia menggunakan seragam polisi – lalu pelaku menembaknya begitu saja."
 
Polisi Australia kini tengah menyelidiki dan melacak sejarah dan catatan kepemilikan senjata revolver yang digunakan Farhad dalam penembakan tersebut.
 
ABC mendapat informasi kalau Farhad sebelumnya tidak pernah menjadi subjek pengawasan atau perhatian polisi. Namun kerabatnya memang dikenal oleh
penegak hukum dan badan intelejen.
 
Salah satu sumber memastikan Farhda merupakan remaja muslim suni yang lahir di Iran dengan latar belakarn warga Kurdi Irak dan kemungkinan besar seorang pengungsi.