Masa Depan Fashion: Aksesoris Terbuat Dari Tanaman
Wearable art adalah istilah bagi karya seni yang dapat dipakai. Dan menurut seniman botani asal Queensland Utara, Australia, wearable art dari jenis tanaman sukulen akan menjadi masa depan fesyen.
Roz Borg, asal Mackay telah membuat perhiasan dari tanaman jenis sukulen yang menarik perhatian dunia internasional. Sukulen adalah tanaman jenis kaktus yang menyimpan air di daunnya yang tebal.
Roz telah membuat perhiasaan dari tanaman jenis ini selama hampir dua tahun.
Karyanya tidak hanya mendapat sambutan dari para selebritas dunia, meski ia mengaku jika pekerjaannya ini pada awalnya adalah sebuah ‘kesalahan’.
“Saya mulai mendesain untuk interior kafe milik adik ipar saya, membuat dinding hidup dengan tanaman sukulen, kemudia orang-orang tertarik dan ingin membelinya. Sejak saat itu semuanya bergulir begitu saja,” katanya.
Awalnya, Roz, hanya menjual sukulen jenis Arozona di pasar dan toko-toko di seputar Queensland Utara. Sebelum akhirnya ia menemukan bakatnya untuk membuat perhiasaan.
“Saya melakukan pemotretan untuk pernikahan dari pasangan sesama jenis dan kami banyak menampilkan karya seni botani dengan pemotretan dilakukan di rumah kaca. Itulah pertama kali saya mulai membuat perhiasan,” katanya.
Kuku palsu dari tanaman
Roz kemudian terpikir untuk membuat kuku palsu dari tanaman jenis sukulen.
“Saya membudidayakan tanaman sukulen yang kecil-kecil, kemudian menarik dari daunnya, kemudian diberi lem khusus tanaman untuk ditempel di kuku palsu akrilik…,” katanya.
Roz mengatakan kuku palsu ini mungkin tidak praktis untuk digunakan sehari-hari, meski terlihat unik dan menarik. Terutama untuk digunakan sebagai aksesori dalam pemotretan.
“Ini semata-mata hanya untuk pemotretan dan menggunakan tanaman sukulen kecil dalam bentuk yang berbeda.”
Tonton seperti apa tanaman sukulen digunakan sebagai aksesoris yang bisa dipakai, lewat video ini.
Dari kuku palsu hingga tanaman hiasan
Sementara kuku-kuku dari tanaman sukulen ini menarik, Roz mengatakan tanaman ini bisa kembali ditanam ulang dan dibudidayakan.
“Sayangnya, ketika orang-orang melihat bahwa mereka mungkin berpikir sebaliknya dan pikir saya membunuh bayi-bayi kecil yang malang ini, tapi itu tidak benar,” kata Borg.
“Tanaman yang saya gunakan di kuku bisa dilepas lemnya, dan ditanam kembali lalu tumbuh lagi.”
Mungkin kuku dari tanaman sukulen tidak digemari semua orang, tapi Roz berharap akan lebih banyak orang yang berpikir lebih kreatif dan bisa membantu lingkungan.
“Eco-art jelas merupakan bentuk seni yang besar,” katanya.
“Dan menanam jadi gerakan yang kuat saat ini, sehingga saya bisa mendorong dan memberikan inspirasi bagi orang lain.”
Diterbitkan oleh Erwin Renaldi pada 10/11/2016 pukul 14:00 AEST, dari artikel aslinya yang berbahasa Inggris.