ABC

Marita Cheng Membuat Robot Untuk Membantu Difabel

Marita Cheng telah meluncurkan sebuah gerakan global guna menarik lebih banyak wanita menekuni bidang teknologi dan rekayasa, membuat robot untuk membantu mereka yang difabel, dan usia Marita belum 30 tahun.

Ketertarikan Marita Cheng dengan robot dimulai di usia dini. Dibesarkan di Cairns di wilayah ujung utara Queensland, dia ketika itu berangan-angan mengenai apa yang akan dilakukannya di masa depan.

“Saya ketika itu berusia sekitar 11 sampai 12 tahun, dan berpikir mengenai betapa hebatnya internet. Saya bisa mengakses semua informasi lewat komputer dan saya berada di Cairns, daerah yang memang jauh dari mana-mana.” katanya.

"Saya berpikir bila kita bisa menerapkan kekuatan proses yang dimiliki komputer menjadi sistem mekanis, maka kita akan memiliki mesin yang bisa membantu kita dalam kehidupan sehari-hari."

Pemikiran ini membuatnya kemudian mendiriikan lembaga nir laba global Robogals untuk menarik lebih banyak perempuan menekuni bidang teknik.

Ini membuatnya terpilih sebagai Tokoh Muda Australia (Young Australian of the Year) tahun 2012, dan menjadi CEO dan pendiri perusahaan robot yang didirikannya aubot.

Terinspirasi untuk membantu

Dalam salah satu pertemuan dengan desainer di bidang industri ketika dia memulai membuat tangan robot, Marita mendengar sesuatu yang membuatnya terinspirasi untuk membantu.

"Mereka mengatakan bila kita ingin melakukan sesuatu yang betul-betul inovatif, kita harus melihat orang-orang yang terpinggirkan."

“Bila kita menyelesaikan masalah bagi mereka, yang memang berguna, dan bahkan dalam keterbatasan mereka, hal itu bisa digunakan secara efektif, maka ini akan juga berguna bagi yang lainnya.”

Marita hard at work at the aubot offices.
Marita di kantornya aubot.

ABC: Kristofor Lawson

Marita menggunakan prinsip yang sama ketika dia memulai perusahaannya sendiri.

“Ketika saya pertama kali memutuskan untuk memulai perusahaan pembuat robot ini, hal yang pertama saya lakukan adalah menghubungi organisasi yang menangani mereka yang mengalami cedera tulang belakang di Australia.” katanya.

"Saya berulang kali bertanya kepada mereka ‘Apa keperluan anda? Apa masalah yang anda hadapi? Apa yang harus saya buat untuk membantu anda? ."

Marita mengatakan dia mendapatkam respons yang luar biasa banyak sejak awal.

“Dalam masa 10 hari saya memutuskan membuat tangan roboy, saya menerima email yang mengatakan “Saya sudah mengalami kecacatan sejak kecil dan selalu berpikir bahwa hal seperti ini akan terjadi semasa hidup saya, dan saya kira apa yang kamu lakukan seperti sulap.”

Yang lainnya memberikan pandangan yang lebih realistis, melihat begitu banyaknya biaya dan waktu yang diperlukan untuk mendapatkan solusi bagi masalah-masalah seperti itu.

Namun Marita tidak patah semangat. “Saya hanya berpikiran bahwa saya tidak tahu berapa lama waktu akan diperlukan, namun saya akan berusaha melakukan ini secepat dan sebaik yang saya bisa lakukan.”

Teleport

Di akhir tahun 2016, aubot meluncurkan robot komersial pertama di dunia yang bisa digerakkan oleh otak manusia.

Ini juga adalah robot pertama yang dibuat komersial oleh perusahaan tersebut, dan diberi nama Teleport.

Skip YouTube Video

FireFox NVDA users – To access the following content, press ‘M’ to enter the iFrame.

YOUTUBE: Robots you can control with your brain

Pada dasarnya, Teleport adaalh sebuah tablet beroda, yang memiliki kamera dengan berbagai arah, yang bisa diarahkan untuk bergerak ke mana saja.

Ini akan memungkinkan kita berada di berbagai tempat dalam waktu bersamaan, kata Marita.

Kita bisa bisa mengakses robot yang berada di lokasi berbeda lewat internet, dan juga mengatur robot itu menggunakan komputer atau menggunakan alat yang dipasang di kepala.

aubot mengembangkan bagian pengontrolan lewat otak sehingga robot tersebut bisa digunakan oleh mereka yang difabel.

“Kami suda melakukan peneliitian mengenai fungsi pengaturan oleh otak, sehingga kami kemudian menggabungkan kedua hal tersebut, dan manusia bisa menggunakan otaknya untuk mengatur gerakan robot.” kata Marita.

A user wearing the brain control headset.
Pengguna mengenakan helm sehingga otak bisa mengatur gerakan robot.

Supplied

Alat yang digunakan Teleport untuk dipasang di kepala menggunakan teknologi yang murah guna memastikan bahwa peralatan ini tidak perlu diset ulang bagi pengguna baru.

“Saya bertekad membuat robot yang tidak mahal, sehingga para pengguna bisa membelinya.” kata Marita.

“Ketika alat itu dipasang di kepala, yang diperlukan adalah konsentrasi.”

“Kemudian akan muncul petunjuk seberapa kuat konsentrasi kita di layar komputer, ketika tingkat konsentrasi mencapai 70 persen, maka robot itu akan bergerak.”

Dengan mengedip dua kali, robot itu akan mengubah arah, dan konsentrasi dalam akan membuat robot itu berputar terus menerus.

Untuk menghentikan gerakan robot, yang diperlukan adalah mengedip berkali-kali, sehingga fungsi kontrol otak berkurang.

Teleport allows a user to be in more than one place at once.
Teleport memungkinkan pengguna berada di lebih satu tempat dalam waktu bersamaan.

ABC: Kristofor Lawson

Marita mengatakan bahwa para pengguna merasa bahwa menggunakan Teleport ini memberikan pengalaman yang sangat berguna.

"Ini seperti sebuah petualangan, tidak sekedar sebuah layar yang tidak bergerak, dimana kita hanya bisa melihat apa yang ada di depan kita, ini bisa membuat anda bergerak ke mana saja."

Selain memberikan kesempatan kepada para difabel melihat hal yang tidak pernah bisa mereka lihat, Teleport juga bisa digunakan bagi anak-anak yang sakit yang tidak bisa bersekolah, sehingga mereka bisa melihat guru dari ranjang rumah sakit, atau memberikan kesempatan kepada museum menunjukkan koleksi mereka kepada pengunjung yang berada di tempat jauh.

Memimpin generasi berikutnya

Marita speaking at the American Australian Association’s Australia Day Black Tie Gala on January 20, 2017.
Marita berbicara dalam acara American Australian Association’s Australia Day Black Tie Gala, 20 Januari 2017.

Supplied

Tanggal 20 Januari 2017, Marita mendapat penghargaan sebagai salah seorang pemimpin generasi berikutnya di Australia, oleh American Australian Association.

Penghargaan itu mengejutkan baginya.

“Ini merupakan hari pertama dimana saya tidak merayakan Australia Day (26 Januari) di Australia sejak tahun 2012.”

“Ibu saya mengatakan untuk bepergian kemana saja di dunia ini sebanyak mungkin, mencari pengalaman seluas mungkin, dan berkontribusi kepada dunia semaksimal mungkin.”

“Saya sekarang berpikir dengan bekerja dengan robot, saya melakukan semua hal tersebut.”

Marita juga senang bahwa apa yang dilakukannya menginspirasi perempuan lainnya berkecimpung di bidang robot.

"Bila ini membantu perempuan lain berpikir ‘saya bisa membuat robot, robot Marita bagus, namun saya bisa membuat yang lebih bagus lagi, saya kira itu bagus, semakin banyak perempuan bergerak di bidang ini semakin bagus."