ABC

Maraknya Penjualan Obat Keras Oleh Lansia

Asosiasi dokter di pedalaman Australia memperingatkan adanya warga lanjut usia yang menjual kembali obat-obat yang didapatkannya dengan resep, untuk membantu mereka membayar biaya hidup.

Para profesional kesehatan mengatakan beberapa dari lansia itu melakukannya untuk mencari uang. Sementara yang lainnya mengaku diintimidasi oleh pengedar obat-obatan terlarang.

Presiden asosiasi, Ewen McPhee, tidak tahu seberapa luas masalah ini. Namun, ia mengatakan penyalahgunaan obat penghilang rasa sakit berbasis opioid, seperti OxyContin dan Endone, banyak ditermukan di kawasan pedalaman dan pedesaan.

“Ada orang-orang yang tinggal di tempat yang sangat mahal, dengan banyak hal seperti biaya sewa dan biaya hidup sehari-hari yang tinggi,” ujar Dr Ewen.

“Mereka memanfaatkan uang ini untuk memenuhi kebutuhannya.”

Ada kekhawatiran kematian akibat obat pereda sakit, lebih tinggi dari akibat heroin dan kokain.
There are concerns that deaths from the painkiller oxycodone, otherwise known as OxyContin, could outweigh those from both heroin and cocaine.

Lateline

Apoteker di kawasan Mildura, Eric Oguzkaya, mengatakan pelanggan lansia cenderung “bergerak diluar pengawasan” dan obat yang dijual lebih banyak daripada yang dicurigai oleh pakar kesehatan.

Ia telah mendengar laporan soal warga lansia yang dicegat dan diintimidasi oleh pengedar obat resmi.

“Pedagang mulai dengan menjual pesona mereka, mulai dengan bersikap ramah,” katanya.

Eric mengatakan seorang pelanggan pernah didekati oleh seorang pemasok obat-obatan, dengan meyakinkan agar menjual obatnya yang didapatkan dengan resep untuk membantu menutupi biaya tagihan pemakaman.

“Pengedar obat mendekat dan berkata, ‘Anda akan segera memiliki banyak pengeluaran untuk pemakaman, apakah Anda benar-benar ingin keluarga Anda menanggung beban itu? Menjual obat bisa jadi uang tambahan dan Anda bisa menghemat uang. Ketika waktunya tiba, uang Anda sudah siap,” katanya.

Delapan ratus warga Australia meninggal setiap tahun karena overdosis dengan obat penghilang rasa sakit yang didapatkan dengan resep. Jumlah korban tertinggi adalah di kawasan pedesaan dan pedalaman.

Mulai tahun depan, obat penghilang rasa sakit yang mengandung kodein tidak akan lagi tersedia begitu saja di apotik, tapi Dr Ewen telah meminta Pemerintah Federal untuk mengambil langkah lebih lanjut.

“Kita butuh pemantauan obat secara real time,” katanya.

“Artinya, saat seseorang memiliki resep, ada database real time kapan resepnya masuk, sehingga dokter tahu persis apa yang diambil orang tersebut, begitu juga apoteker.”

Diterbitkan oleh Erwin Renaldi pada 13/07/2017 pukul 12:30 AEST. Simak beritanya dalam bahasa Inggris, di sini.