ABC

Maraknya Kasus Pemuda Pribumi Bunuh Diri, Warga Aborigin Senior Prihatin

Setengah dari total  kasus bunuh diri yang terjadi di Kawasan Teritori Utara dilakukan oleh warga pribumi Aborigin. Angka ini meningkat signifikan dari hanya 5% pada dua dekade lalu. Fakta ini telah memicu rasa kehilangan besar dikalangan warga pribumi Aborigin dewasa.

 

Anak dan remaja berusia 10 hingga 24 tahun, terutama laki-laki dan remaja  putera mendominasi sekitar 80% dari seluruh kasus bunuh diri dikalangan warga pribumi.

Kondisi ini sangat memicu kesedihan mendalam di kalangan penduduk senior warga pribumi.  Hal itu terungkap dalam laporan  yang menyuarakan keluhan bagi puluhan warga Aborigin  dewasa di Australia bagian Utara, mulai dari Cape hingga ke Kimberley yang mengaku belum pernah menyaksikan epidemi  kasus bunuh diri seperti yang terjadi sekarang ini.

Dalam laporan itu puluhan warga aborigin senior meyakini kalau benturan kebudayaan telah membuat generasi muda Aborigin kebingungan dan kehilangan identitas kebudayaannya sendiri sehingga hal itu membuat mereka rentan melakukan bunuh diri.

Para tetua aborogin ini sepakat perlu ada program berbasis masyarakat yang dipimpin oleh orang-orang muda yang mampu mengembalikan anak-anak muda pribumi Aborigin kembali ke akar mereka, kebudayaan dan wilayahnya sendiri.

Mereka juga menilai mendorong generasi muda Aborigin mempelajari bahasa dan memahami kebudayaan Aborigin lebih efektif untuk mencegah perilaku bunuh diri dikalangan generasi muda daripada pelayanan kesehatan yang dari pemerintah pusat yang terbukti tidak efektif dibanyak kawasan di pedalaman Australia. Selain itu keberlanjutan program itu juga dipertanyakan karena sering sekali pelaksanaannya tergantung pada pendanaan.

Lorna Hudson seorang  tetua dari daerah Bardi mengatakan  ketika dia beranjak remaja pendidikan yang didapatnya sebagian besar adalah mengenai budaya.

“Tapi kemudian program itu dihentikan dan semua orang dipindahkan dari lingkungannya, warga Aborigin semua bermukim di kota,” katanya.

“Padahal dulu kami tidak pernah dengar ada kasus bunuh diri. Kami sekarang ini juga sangat sulit berbicara kepada anak muda mengenai budaya dan tradisi mereka sebagai warga Aborigin.”

'Seperti tidak ada harapan di mata mereka. Mereka tampak banyak sekali dirundung masalah dan mereka tidak tahu hendak mengadu kemana atau berbicara dengan siapa?," keluhnya prihatin.

Sementara itu psikolog pribumi Professor Pat Dudgeon menyebut peran para tetua dalam masyarakat Aborigin sangat besar karenanya mereka perlu ikut dilibatkan untuk mengatasi masalah tingginya kasus bunuh diri ini.

"Mereka adalah para pemimpin masyarakat kita, tempat kita meminta bimbingan dan konseling. Tidak ada waktu yang lebih mendesak untuk duduk dan mendengarkan Sesepuh kami dari sekarang, "kata Profesor sakit hati.

 

Warga pribumi senior perlu dilibatkan

Professor Dudgeon menambahkan agar efektif, nasehat dan bimbingan dari para tetua di komunitas Aborigin ini perlu diintegrasikan dengan upaya yang dilakukan pemerintah maupun penyedia layanan social bagi masyarakat Aborigin.

Laporan mengenai pendapat para tetua masyarakat Aborigin di Australia bagian Utara ini merupakan bagian dari Inisiatif Kebudayaan adalah sumber  Kehidupan.

Laporan itu juga menyebutkan program yang dilakukan oleh pemerintah negara bagian dan federal sejauh ini belum ada yang mampu menghentikan tingkat kematian generasi muda pribumi Australia bahkan kasusnya cenderung semakin  meningkat.

Meskipun jutaan dolar telah dihabiskan untuk membangun jaringan pusat pencegahan bunuh diri setempat, di beberapa bagian Kimberley angka kasus bunuh dirinya  justru 100 kali lebih tinggi dari rata-rata nasional.

Komisaris Keadilan Sosial bagi warga Aborigin dan Torest Strai Islander, Mick Gooda menyebut ini merupakan masalah yang lekat dengan ketidakhadiran generasi yang kemudian meledak menjadi epidemi yang menghancurkan keluarga dan masyarakat tepat di seberang ujung atas Australia.

Menurut  Gooda, sejumlah komunitas pribumi dikawasan itu telah menjadi daerah dengan tingkat kasus pemuda bunuh diri dan menyakiti diri sendiri tertinggi di dunia.