ABC

Marak Konflik Kepentingan antara Dokter Hewan dan Industri Makanan dan Farmasi Hewan

Seorang pakar kedokteran hewan ternama di Australia mendesak kalangan seprofesinya untuk menjaga jarak serta berhenti berafiliasi dengan perusahaan industri makanan dan obat hewan. 

Richard Malik telah menyandang gelar sebagai dokter hewan selama 34 tahun, bahkan dia dikenal sebagai salah satu pakar kucing ternama di Australia.
 
Dr Richard Malik menyampaikan surat protes resmi kepada badan kedokteran hewan tertinggi di New South Wales dan mendesak agar kalangan dokter hewan di NSW menjaga jarak dengan industri makanan dan farmasi hewan global.
"Kalangan dokter hewan saat ini berada dalam situasi yang membuat mereka rentan terjatuh dalan pengaruh industri pakan dan obat hewan yang dapat mengatur pekerjaan kita, dan itu tidak boleh terjadi,’ tegas Dr Richard Malik.
Menurutnya pengaruh kuat upaya komersialisasi yang dilakukan perusahaan makanan dan farmasi hewan peliharaan di kalangan praktisi kedokteran hewan telah merendahkan profesi yang disandangnya selama ini.
"Meski dunia kedokteran hewan Australia sudah mengalami perkembangan yang luar biasa, tapi kita sudah jauh terseret pola komersialisasi seperti ini dan ini sangat merendahkan profesi kita sebagai dokter hewan,”
Dia menegaskan 3 area yang memicu keprihatinannya, yaitu komersialisasi praktek dokter hewan, pengaruh dari mahasiswa peternakan hewan dan terus berlanjutnya pengembangan sumber daya kedokteran hewan yang disponsori industri obat dan pakan hewan.
 
Dr Malik mengatakan banyak pembicara dalam konferensi kedokteran hewan berafiliasi dengan perusahaan pakan dan obat-obatan untuk hewan peliharaan.
"Ada pandangan dalam dunia kedokteran hewan kalau kita tidak mampu menyelenggarakan seminar atau konferensi tanpa bantuan perusahaan makanan atau obat-obatan hewan peliharaan,” katanya.
 
Tapi Presiden Asosiasi Dokter Hewan Australia, Robert Johnson, mengatakan Ia tidak melihat hal ini sebagai masalah, asalkan setiap hubungan itu dilakukan secara transparan.
"Selama konflik kepentingan itu memang diakui secara resmi dan informasi tersebut bisa diakses secara terbuka," kata Dr Johnson.
Tapi Dr Malik mendesak agar hubungan antara dokter hewan dan perusahaan makanan dan farmasi untuk hewan diatur agar lebih transparan bahkan jika perlu kalangan dokter hewan mengadopsi kode etik Asosiasi Medis Australia.
"Bagaimana bisa seorang dokter hewan menjadi penyedia informasi ilmiah yang terpercaya mengenai hewan peliharaan, jika dia sendiri terlibat  kepentingan untuk memasarkan produk-produk pangan dan obat untuk hewan yang akan dirilis di waktu mendatang oleh perusahaan tertentu?" katanya.
Kuatnya pengaruh perusahaan pakan dan farmasi hewan dikalangan dokter hewan dimulai dengan memberikan pelatihan awal bagi para praktisi di kedokteran hewan.  
 
Salah satu contohnya dalah seperti didalam program yang disebut dengan "pendanaan proyek multi proyek” di Universitas Murdoch, Perth. 
Dalam proyek ini perusahaan makanan hewan seperti Hills membiayai pembuatan jas praktek laboratorium bagi para mahasiswa yang memulai penempatan bekerja di rumah sakit dan mempromosikan makanan hewan produksi Hills di fasilitas klinik dokter hewan tempat mahasiswa belajar berpraktek di perguruan
tinggi.
 
Belakangan diketahui semua surat resep bagi hewan-hewan yang dirawat di fasilitas ini direkomendasikan diberikan makanan yang diproduksi oleh Hills.
Namun tudingan ini dibantah pihak Universitas Murdoch dalam surat pernyataan mereka.
 
"Sponsorship oleh perusahaan Hills Pet Foods tidak melarang penggunaan atau penjualan, makanan hewan peliharaan yang diproduksi oleh perusahaan lain,” tulis pernyataan itu.
 
"Tidak ada yang mengamanatkan kita untuk mempromosikan hanya makanan hewan peliharaan buatan  Hills dalam praktek mengajar kami atau kegiatan komersial lainnya."