ABC

Mantan Staf IT Comm Bank Australia Ditangkap Karena Terima Suap

Seorang mantan manajer senior di salah satu bank terbesar di Australia Commonwealth Bank ditahan di Sydney hari Selasa (17/3/2015) menyusul penyelidikan penyuapan yang dilakukan oleh polisi New South Wales dan Biro Penyelidik Federal (FBI) Amerika Serikat.

Petugas mendatangi sebuah apartemen di Surry Hills di Sydney dimana mereka menahan seorang pria berusia 61 tahun dan mengenakan dua tuduhan menerima suap.

Polisi mengatakan pria tersebut dan seorang manajer IT lainnya di bank tersebut memberikan kontrak kepada sebuah perusahaan di Amerika Serikat, dengan imbalannya mereka menerima suap.

Polisi sudah membekukan aset senilai $ 1,9 juta (sekitar Rp 19 miliar) dari pembayaran suap tersebut namun diperkirakan seluruh dana yang terlibat berjumlah belasan juta dolar.

Kedua pria adalah warga Amerika yang tinggal di Sydney dan polisi di Australia bekerjasama dengan FBI sedang mencari tersangka kedua.

Polisi menahan mantan staf Commonwealth Bank (kiri) tersebut di Sydney.(ABC News)

Komandan Tim Cybercrime dan Penipuan Kepolisian New South Wales Detektif Superintendent Arthur Katsogiannis mengatakan kedua pria ini mungkin merupakan staf paling senior dari sebuah bank yang pernah terlibat dalam kasus seperti ini.

Dia mengatakan bahwa tindakan menerima suap seperti ini bisa dikenai hukuman tujuh tahun penjara.

"Ini adalah tindakan kriminal serius, dan dari informasi yang kami dapatkan selama ini, kedua orang ini mungkin adalah eksekutif paling senior yang pernah terlibat  dalam kasus seperti ini." kata Katsogiannis.

Menurut polisi, mantan manajer ini menerima pembayaran dari sebuah perusahaan yang khusus dibuat untuk membiayai penyuapan, dan juga melakukan pencucian uang untuknya.

"Yang bisa saya katakan adalah pembayaran mencapai jutaan dolar, dan minggu lalu kami berhasil membekukan akun bank yang memiliki dana sekitar $ 1,5 juta dimana dana itu berasal dari tindak kriminal dan korupsi." katanya lagi.

Commonwealth Bank menghubungi polisi awal tahun ini setelah penyidik internal mereka menemukan adanya pembayaran yang mencurigakan ke rekening kedua mantan manajer senior tersebut.