ABC

Mantan Ketua Parlemen Australia Terbukti Salahgunakan Voucer Taksi

Mantan Ketua Parlemen Australia, Peter Slipper, Senin (28/7/2014), dinyatakan bersalah di Pengadilan Canberra, karena berlaku tidak jujur dalam kasus penyalahgunaan voucer taksi.

Penyidangan kasus ini dimulai pekan lalu dengan dakwaan bahwa Slipper menyalahgunakan voucer taksinya sebanyak tiga kali, termasuk untuk pergi ke perkebunan anggur, sebelum ia ditunjuk sebagai ketua Parlemen.

Biaya seluruhnya untuk tiga kali perjalanan itu diperkirakan lebih dari 900 dolar (sekitar Rp 10 juta).

Pada perjalanan pertama bulan Januari 2010, Slipper mengunjungi enam tempat termasuk perkebunan anggur Poachers Pantry dan Clonakilla yang bergengsi di kawasan itu.

Seorang sopir mobil sewaan memberikan kesaksian bahwa ia mengantar Slipper dan seorang pria lainnya ke beberapa perkebunan angur dan pada akhirnya Slipper bertanya kepadanya, apakah mereka dapat membagi pembayarannya menjadi empat bagian "karena dengan begitu pemrosesannya akan lebih mudah".

Pengadilan juga mendengar kesaksian dari seorang sopir mobil sewaan lainnya yang mengantar Slipper ke perkebunan anggur dua kali.

Hakim Lorraine Walker mendapati Slipper tidak mencatat dengan benar perjalanannya pada tiga kesempatan itu dan ia memberi keterangan yang tidak jujur.

Vonis pengadilan akan dijatuhkan 22 September mendatang.

Pada sidanga pekan lalu, pengacara Slipper meminta pengadilan membatalkan sidang karena tidak ada kasus yang harus dibuktikan. Tapi Hakim Ketua menolak permintaan itu.

Pengacara Kylie Weston-Scheuber mengatakan jaksa gagal membuktikan bahwa kliennya tidak sedang dalam perjalanan dinas Parlemen karena tidak ada definisi hukum untuk istilah itu.

Tapi Jaksa Lionel Robberds mengatakan, perjalanan itu jelas bukan perjalanan dinas Parlemen dan Slipper sengaja menggunakan lebih dari satu voucer supaya tidak ketahuan.

Pada akhirnya Hakim memutuskan, itu bukanlah isu yang perlu ditanganinya, karena pertanyaan utamanya adalah apakah Slipper berlaku tidak jujur.

Slipper sudah mengakui menggunakan voucer taksi untuk pergi ke perkebunan anggur di sekitar Canberra, tapi membantah berlaku tidak jujur.