ABC

Manfaat Program ACICIS Bagi Samantha Howard di Indonesia

ACICIS adalah konsorsium perguruan tinggi Australia yang mengirimkan mahasiswanya belajar Bahasa Indonesia di Indonesia. Kini program itu telah berjalan 20 tahun, dan seorang alumninya, Samantha Howard, mengaku keterlibatannya dengan ACICIS telah mengubah hidupnya.

Saya memilih bahasa Indonesia sebagai mata kuliah di tahun pertama sebagai mahasiswa di Universitas Monash.

Jujur saja, saya sudah mempelajarinya beberapa tahun ketika masih di SMA, karena saya tak cakap bahasa Perancis dan harus memilih antara bahasa Perancis atau bahasa Indonesia.

Saya tak mengira betapa pilihan ini sangat mempengaruhi kehidupan saya di masa depan.

Saya tak pernah pergi ke luar negeri dan tak pernah merasakan gegar budaya sebelumnya. Saya tak kenal siapa-siapa ketika pertama kali datang ke Indonesisa, tapi di akhir program, saya telah menjalin pertemanan erat dengan orang Indonesia, yang masih sering saya kontak hingga hari ini.

Samantha Howard bersama dengan tuan rumahnya ketika mengikuti program AIYEP di Solok 2014. (Erwin Renaldi)
Samantha Howard bersama dengan tuan rumahnya ketika mengikuti program AIYEP di Solok 2014. (Erwin Renaldi)

 

Hal terbaik dari program ACICIS adalah saya tak merasa sebagai turis. Saya sepenuhnya diterima di komunitas lokal dan diperlakukan selayaknya warga Indonesia. Sulit mendapat pengalaman otentik seperti ini, yang sungguh saya sukai.

Hari-hari saya di program ACICIS banyak melibatkan keikutsertaan di kelas bahasa Indonesia dengan orang-orang dari Jerman, Amerika, Inggris, Korea, Jepang, Mesir dan negara lain di dunia, dan juga duduk di kelas dengan mahasiswa Indonesia.

Kelas yang saya jalani bersama teman Indonesia sungguh menantang, tapi saya berteman dengan anak-anak sekelas yang mendukung saya sepenuhnya dalam melewati hari-hari akademik.

Malam hari saya habiskan dengan bertemu teman-teman dari seluruh dunia dan bermain futsal atau bilyar, makan di restoran yang menyajikan masakan Indonesia super lezat, atau duduk lesehan di jalanan dan makan di warung serta bertemu penduduk lokal.

Kalau tidak sedang berolahraga, kami pasti sedang jalan-jalan di Malioboro atau minum-minum di bar setempat. Di tempat-tempat inilah saya bertemu warga lokal dan warga asing dari berbagai negara.

Sementara akhir pekan saya habiskan dengan jalan-jalan keliling Indonesia, berkemah di pinggiran pantai, snorkeling di pantai berair jernih atau bermain gitar sembari mengelilingi api unggun. Saya juga berkesempatan untuk menjadi relawan dan mengajar bahasa Inggris.

Di tengah-tengah kepenatan menggarap esai atau tugas, bepergian ke pulau-pulau terpencil atau ke Jakarta yang padat selalu menjadi cara yang ampuh untuk mengambil jeda, dan menikmati apa yang ditawarkan Indonesia.

Sebelum tinggal di Indonesia, saya tak tahu betapa beragamnya budaya yang dimiliki negara kepulauan ini.

Pada satu akhir pekan, saya akan menikmati kolam di sebuah vila Bali yang cantik, kemudian pada akhir pekan lainnya, saya diundang ke pernikahan sepasang kekasih yang tak pernah saya temui sebelumnya, tapi sungguh baik hati untuk menghujani saya dengan hadiah dan makanan, sembari melihat mereka menari diiringi musik tradisional Jawa.

Akhir pekan selanjutnya, saya bahkan mendapat kesempatan untuk pergi ke Jakarta dan berpartisipasi dalam lomba lari! ACICIS memungkinkan saya bertemu dengan sejumlah orang, tak hanya dari Indonesia, tapi juga dari seluruh dunia.

Saya belajar tentang ratusan budaya baru yang berbeda dan sebagai hasilnya, Indonesia kini telah menjadi bagian besar dalam hidup saya.

Pengalaman sangat menyenangkan di Indonesia bagi Samantha Howard mengendarai sepeda motor di pedesaan Sumatera Barat. (koleksi pribadi)
Pengalaman sangat menyenangkan di Indonesia bagi Samantha Howard mengendarai sepeda motor di pedesaan Sumatera Barat. (koleksi pribadi)

 

Pengalaman saya bersama ACICIS telah menjadi pembuka jalan bagi karir saya.

Satu hal terbesar yang saya pelajari selama saya tinggal di sana adalah masih adanya beberapa bagian di Indonesia yang masih sangat terbelakang sementara saya merasa beruntung tinggal di negara maju seperti Australia.

Sebelum kembali ke Australia, saya mulai bekerja di LSM 'World Vision' karena saya suka membantu untuk mengembangkan komunitas.

Saat ini saya bekerja sebagai ketua tim penggalangan dana, yang menuntut saya untuk mengembangkan tim penggalang dana yang terhubung dengan orang-orang yang mau membantu mendanai proyek di Indonesia dan di seluruh dunia.

Saya juga mendapat kesempatan berkunjung kembali ke Indonesia guna mengeksplorasi program pengembangan komunitas untuk ijazah Indonesia saya.

Menulis skripsi mengajarkan saya berbagai keterampilan hidup yang tak ternilai harganya.

Setelah ACICIS, saya terlibat dalam Program Pertukaran Pemuda Australia-Indonesia (AIYEP), yang kemudian membuat saya terpilih sebagai ketua Pengembangan Komunitas, yakni memimpin upaya pengentasan kemiskinan di antara komunitas kecil di Sumatera Barat selama 1 bulan dan kemudian bekerja sebagai guru di Bukittinggi, untuk satu bulan berikutnya.

Belajar bahasa Indonesia telah mengubah hidup saya. Saya kini menghitung hari untuk memulai program magang sebagai jurnalis di Bali! Dengan hanya membeli tiket satu jalan dan benar-benar tak sabar melihat kemana petualangan ini membawa langkah saya.

Saya memiliki dukungan teman-teman terbaik di sini yang telah memberi banyak peluang.

Saya merekomendasikan ACICIS untuk siapa saja, apakah anda pernah atau belum pernah mengambil studi Indonesia. Saya tak akan mengubah hidup saya sekarang dan sangat bersyukur atas pengalaman bersama ACICIS!
 

*Samantha Howard adalah mahasiswa Universitas Monash di Melbourne, dan sekarang akan melanjutkan program magang di Bali setelah mengikuti program ACICIS di Yogyakarta dan AIYEP di tahun 2014. Perayaan 20 tahun ACICIS akan diselenggarakan di Yogyakarta di akhir Agustus 2015.