ABC

Mandulkan Nyamuk Berantas Zika dan Demam Berdarah

Ilmuwan Australia akan memulai sebuah proyek baru yang bertujuan memberantas penyakit zika, demam berdarah dan penyakit lain yang ditularkan oleh nyamuk. Caranya dengan mencoba memandulkan nyamuk.

Para ilmuwan dari lembaga riset ilmiah Australia CSIRO bermitra dengan perusahaan riset AS ‘Verily’ dan James Cook University akan fokus pada nyamuk Aedes aegypti, pembawa penyakit yang berpotensi mematikan tersebut.

Dalam kegiatan itu para peneliti melepaskan nyamuk aedes aegypti jantan – yang telah ditandai dengan pewarna — ke komunitas dan melacak pergerakan kawin mereka melalui sebuah jaring perangkap.

Para peneliti kemudian akan berusaha menularkan nyamuk jantan ini dengan bakteri yang dikenal dengan nama wolbachia, yang akan menyebabkan nyamuk jantan menjadi mandul atau tidak bisa membuahi.

Ketika nyamuk jantan yang mandul itu berusaha kawin dengan nyamuk betina maka sel telurnya tidak akan memproduksi larva. Proses ini akan menekan populasi nyamuk betina yang membawa penyakit.

“Cara ini benar-benar aman, karena bakteri (wolbachia) sama sekali tidak berdampak pada manusia dan itu hanya bakteri yang berjangkit pada nyamuk saja,” kata peneliti CSIRO Rob Grenfell.

“Isu lainnya adalah nyamuk jantan yang kita gunakan untuk membawa bakteri ini tidak menggigit manusia karena mereka sebenarnya memakan nektar,” jelasnya.

Tapi menurut Dr Grenfell, proyek ini tidak akan dilakukan tanpa dukungan dari masyarakat Innisfail, sebuah kota kecil di Queensland dimana percobaan ini akan dilangsungkan dalam waktu dekat.

‘Serangga baik melawan serangga buruk’

Ilmuwan mengamati nyamuk Aedes aegypti
Penelitian ini akan melihat para peneliti melepaskan nyamuk jantan Aedes aegypti ke masyarakat.

Supplied: CSIRO

Sementara itu manager produk dari Verily, Nigel Snoad, mengatakan perusahaan penelitian ini akan mengembangkan teknologi penting untuk memproduksi secara massal nyamuk-nyamuk ini dan akan memisahkan yang jantan dan betina.

Teknologi tersebut akan meliputi algoritma pemilah serangga, alat sensor pelacak serangga dan robot pembangkit serangga.

Snoad mengatakan hal ini akan menjadi tantangan di bidang teknologi rekayasa.

“Kami merasa proyek ini seperti membangkitkan kekuatan rekayasa teknik, meningkatkan kekuatan ilmu kami. Kami akan mengarah ke sana dengan mencoba memelihara dan melepaskan serangga yang baik untuk melawan serangga yang buruk,” katanya.

Proyek percontohan itu diharapkan akan rampung pada akhir tahun ini.

Diterjemahkan pada pukul 19:10 WIB, 27/10/2016, oleh Iffah Nur Arifah. Simak beritanya dalam Bahasa Inggris disini.